6. Don't Hold It

18 4 0
                                    

"Sayang, udah dong ngambeknya." Bujukan yang terus Davino berikan kepada kekasihnya, yang saat ini tengah mengikuti kekasihnya yang terus menghindari dirinya.

Sementara Devino memilih untuk tetap diam. Ia masih kesal dengan kekasihnya yang suka banget tebar pesona! Dia tau kalau kekasihnya itu sangat tampan dan pesonanya emang sudah bertebaran tanpa harus dia tebar. Tapikan tetap saja ia tidak suka! Apalagi ketika kekasihnya yang tengah tersenyum sangat manis ketika selesai membayarkan jajanan wanita itu.

"Sayang, kamu mau apa? Nanti aku beliin semua yang kamu mau." Tawaran yang sedari tadi Davino berikan, yang masih berusaha membujuk kekasihnya yang sedang pundung.

"Kamu pikir aku perempuan apaan?!" Kalimat ketus nan sarkas yang Devina berikan kepada kekasihnya yang terus menawarkan dirinya berbagai macam. Bisa gak khusyuk nanti ngambeknya.

'Kayaknya salah lagi.' Batin Davino yang langsung menghela nafasnya frustasi, begitu melihat kekasihnya yang malah semakin kesal. Tapi ia masih berusaha memikirkan cara agar kekasihnya ini berhenti dari acara pundungnya.

"Album keluaran terbaru NCIT Dearm yang INTJ?" Tawaran yang ia berikan lagi, dan berharap kalau kekasihnya ini tergoda dengan tawarannya.

Dan benar saja! Devina langsung menyahuti tawaran yang diberikan oleh kekasihnya. "Call!" Sahutnya yang sudah membalikkan tubuhnya, menatap kekasihnya dengan senyuman lebarnya.

Davino yang melihatnya langsung mendengus kasar lalu terkekeh gemas. Perempuan yang ada di hadapannya ini sukses membuat dirinya tersenyum. Ia juga bersyukur kalo kekasihnya ini tuh ngambeknya gak pernah lama, dan gak muluk-muluk. Cukup belikan album biasnya atau tidak ice cream, itu udah cukup buat balikin mood sang kekasih.

"Kamu beneran kan?! Gak bohong kan?!" Pertanyaan yang Devina langsung berikan. Disertai dengan tatapan penuh selidik, karena ia takut kekasihnya ini membohongi dirinya, hanya supaya dia gak marah lagi.

Davino langsung tersenyum, dan menangkup wajah mungil sang kekasih dengan kedua tangannya, tak lupa ia mencubit kecil pipi kekasihnya. "Iya sayang. Apa sih yang enggak buat kamu." Jawaban yang ia berikan, sukses membuat kekasihnya ini tambah melebarkan senyumannya.

"Tapi kapan?" Tanya Devina yang udah sangat penasaran, dan gak bisa tahan rasa penasarannya.

"Nanti pulang sekolah kita langsung beli." Jawab Davino yang langsung mendapat pelukkan dari kekasihnya.

"Terima kasih." Ucap Devina yang berada di dalam pelukkan kekasihnya. Entah mengapa dia tuh sangat suka memeluk atau bahkan di peluk kekasihnya ini. Dada bidang milik kekasihnya ini sukses membuat dirinya nyaman berada di pelukkan sang kekasih.

Begitu juga sebaliknya, porsi tubuh kekasihnya sangat pas untuk di peluk Davino. Maka dari itu dia suka sekali memeluk kekasihnya, atau bahkan cuddling di setiap malam kalau kekasihnya ini menginap di apartemen miliknya. "Sekarang kamu belajar yang benar ya! Jangan membolos! Perhatikan guru yang mengajar!" Peringatan yang ia berikan, karena bel masuk sudah berbunyi.

"Iya iya! Bawel! Udah sana masuk!" Usiran yang Devina berikan kepada kekasih tampannya ini.

Sementara Davino yang mendengarnya malah terkekeh, dan langsung mengusak surai rambut halus sang kekasih, sebelum dirinya pergi ke kelasnya.

Mereka pun mulai masuk ke dalam kelas masing-masing dan memperhatikan guru yang sedang mengajar, dari awal masuk, sampai pelajaran habis.
***

"Devina, nanti jadikan?" Tanya Caroline kepada temannya. Pasalnya, nanti mereka ada janjian untuk nonton bersama.

"Caroline, maafkan aku. Aku ada janji sama pacarku." Ucap Devina, yang dengan terpaksa harus membatalkan janji perginya dengan temannya ini. Demi Album biasnya, dia bakalan batalin janji sama siapapun. Bias first, yang lain second.

DON'T LEAVE ME - HAESELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang