9. Midnight at Villa

19 2 0
                                    

Davino langsung maju ke depan, ke tengah lingkaran, sesuai intruksi guru pembimbing. Ketika Dia maju, sorak sorai dari para perempuan pun menyambut kedatangannya. Mereka tidak menyangka bahwa dirinya akan maju ke depan, untuk menunjukkan bakatnya.

"Apakah dia akan menyanyi lagi?"

"Wuah! Akhirnya aku bisa mendengar vocal Davino lagi!"

"Vocal D is back!"

"Aku harus mempersiapkan ponselku untuk merekam ini!"

"Aku tidak percaya dia akan menunjukkan bakatnya dan turut andil ke dalam kegiatan ini."

Dan masih banyak lagi bisik-bisik yang terdengar, ketika dirinya maju ke tengah-tengah barisan. "Ekhem. Perkenalkan nama saya Davino Lazuardi, kelas Ipa-1. Disini saya akan menyanyikan dan menarikan sebuah lagu untuk perempuan yang saya cintai, yang kini sudah menjadi kekasih saya, dan nantinya akan menjadi pendapmping hidup saya, Devina Ukasyah." Serunya, dengan pandangan yang tetap menatap lurus ke arah sang kekasih. Netranya sedang bertemu dengan pemilik dunianya.

"Dia menari juga?"

"Wuah, luar biasa! Selain menyanyi, ternyata dia seorang menari juga?"

"Apakah tariannya akan sebagus nyanyiannya? Aku jadi tidak sabar untuk mendengarnya!"

"Aku iri dengan kekasihnya! Kapan aku bisa mendapatkan seseorang seperti dia!"

"Kekasihnya sangat beruntung mendapatkan dia!"

"Mereka pasangan yang cocok! Aku sangat suka sekali dengan pasangan ini!"

"Mereka terlihat saling mencintai!"

"Aku berharap hubungan mereka bertahan sampai ke jenjang pernikahan!"

Dan masih banyak lagi bisikan mengenai dirinya yang berkata ingin bernyanyi, hingga bisikan mengenai hubungan mereka. Sedangkan dirinya mulai mengontrol nafasnya, sebelum akhirnya ia bernyanyi, dan membuat semua orang terpaku menatapnya.

"I found a love for me

Oh darling, just dive right in and follow my lead
Well, I found a girl, beautiful and sweet
Oh, I never knew you were the someone waiting for me

'Cause we were just kids when we fell in love
Not knowing what it was
I will not give you up this time
But darling, just kiss me slow, your heart is all I own
And in your eyes, you're holding mine..."

Devina terpaku, wajahnya memerah ketika mendengar nyanyian kekasihnya yang sangat indah ditelinganya. Ah, wajahnya sudah memerah ketika kekasihnya mengatakan ingin membawakan lagu untuk dirinya, walaupun diiringi dengan kata gombalan atau apapun istilah kalian, dia sangat menyukainya.

Kekasihnya ini emang selalu tau cara membuat dirinya jatuh ke dalam hatinya. Pandangan mereka tidak pernah terlepas, di sepanjang kekasihnya bernyanyi. Mereka saling menatap satu sama lain, seakan tidak mau berpaling satu sama lain, seakan ada magnet di kedua mata mereka, sehingga mereka saling menatap satu sama lain.

Manik matanya, menatap binar manik mata kekasihnya yang terus menatap dirinya. Mereka terus melakukan kontak mata, tanpa ada niatan untuk berpaling, seakan dunia milik mereka berdua malam ini.

"Baby, I'm dancing in the dark, with you between my arms
Barefoot on the grass, listening to our favorite song
I have faith in what I see
Now I know I have met an angel in person
And she looks perfect
I don't deserve this
You look perfect tonight."

Suara tepuk tangan yang berasal dari semua siswa yang ada disini, ketika Davino sudah selesai bernyanyi dan menari. Sedangkan dirinya, ia lebih memilih untuk langsung duduk di samping sang kekasih, menggenggam tangan kekasihnya.

"Terima kasih. Terima kasih karena telah bernyanyi untukku. Suara lamu sangat indah, sampai aku tidak bisa memalingkan wajah aku untuk menatap dirimu." Ucapan yang Devina berikan, yang ia sendiri tidak tau kenapa dirinya bisa mengeluarkan kata-kata cheesy ini. Biasanya kekasihnya yang selalu mengeluarkan kata-kata ini.

Sedangkan Davino yang mendengarnya pun tersenyum. "Terima kasih karena telah memuji diriku. Tapi aku menyanyikan itu memang tulus untuk dirimu, dan kau benar-benar luar biasa. Bukan hanya untuk malam ini, tapi untuk setiap hari." Ucapnua yang sedikit meralat lirik lagu yang ia nyanyikan.

Devina tersenyum, entah kenapa wajahnya sangat panas saat ini hanya karena mendengar kalimat yang kekasihnya berikan. Padahal dia itu tipikal orang yang tidak suka dengan kalimat cheesy ataupun romantis.

Mereka berdua akhirnya menyudahi acara romantis mereka. Mereka lebih memikih untuk melihat lanjutan acara. Ternyata setelah Davino bernyanyi dan juga menari, banyak siswa ataupun siswi yang turut serta menyumbangkan bakat yang mereka punya, ke tengah barisan yang berbentuk lingkaran ini.

***

Hari semakin larut dan kegiatan perkemahan malam ini pun di bubarkan. Para siswa dan siswi mulai bergegas meninggalkan kerumunan dan balik ke dalam penginapan, serta kamar mereka masing-masing

"Kalian mau langsung tidur?" Seruan yang Batara Helios atau yang sering dipanggil Bara berikan kepada teman satu ruangannya, ketika mereka ingin bergegas ke dalam.

"Kau ingin apa?" Tanya Narendra.

"Bagaimana kalau kita nonton film horor bersama? Aku sudah membeli film horor keluaran terbaru nih!" Usulan yang dia berikan, mengajak teman-temannya untuk menonton horor bersama.

Devina dan teman-teman lainnya sempat berfikir, namun akhirnya mereka menyetujui usulan yang temannya berikan. Sedangkan sang pengusul pun tersenyum senang dan bergegas mengambil ponselnya yang sedang ia charger di dalam kamar.

Bara juga bergegas menyiapkan ruangan untuk mereka nonton bersama. Davino yang mengambil makanan ringan dan minuman untuk mereka tonton. Serta satu temannya lagi yang bernama Narendra ini mengambil peran memasak popcron untuk mereka tonton.

Sedangkan anak perempuannya? Mereka tinggal petik hasilnya saja. Mereka lebih memilih untuk mengobrol bersama di ruang tamu. Ruang yang akan mereka pakai untuk nonton, serta ruangan yang sedang di setting oleh Bara.

Setelah semuanya sudah selesai, barulah mereka mulai menonton bersama. Mereka mulai mengambil posisi masing-masing sebelum menonton, barulah film di putar setelah semuanya duduk. Begitu juga dengan kekasihnya yang sedang memeluk dirinya dari belakang.

Ya, mereka mengambil posisi duduk dengan posisi kaki yang memanjang. Kekasihnya yang ada di belakangnya, serta dirinya yang ada di depannya. Untung saja dia menempati kursi panjang yang ada di ruang tamu. Jadi dia bisa duduk dengan nyaman bersama dengan sang kekasih.

Sepanjang film di putar, mereka tidak ada henti-hentinya untuk berteriak, mengumpat dan sebagainya. Termasuk dirinya yang saat ini sedang berteriak dan bersembunyi di balik bantal sofa sewaktu hantunya ada. Sedangkan kekasihnya? Ia terkekeh dalam diam ketika melihat kelakuannya.

Padahal takut, tapi masih aja kekeh mau nonton - batin sang kekasih.

Setelah 1 jam lewat beberapa menit, film pun selesai di tayangkan, satu-persatu mulai pada pergi meninggalkan ruang tamu. Hingga tersisa mereka berdua yang masih stay di ruang tamu. "Devina sayang, kau yakin mau seperti ini terus? kau harus tidur sayang, besok ada kegiatan pagi." Seruan yang Davino berikan, seraya membangunkan kekasihnya yang menyender di dada bidang miliknya.

Setelah menyingkirkan kekasihnya, dia pun menggenggam tangan kekasihnya untuk pergi dari ruangan ini, menuju kamar sang kekasih. "Kenapa?" Tanyanya bingung ketika kekasihnya malah menahan dirinya untuk pergi.

Hembusan nafas keluar dari mulut sang kekasih, dan kekasihnya langsung berdiri setelah meyakinkan hatinya. Akhirnya mereka berdua jalan, dirinya megantar kekasihnya dulu ke kamarnya.

Begitu kekasihnya ingin jalan, dia sudah lebih dulu menahan lengan sang kekasih yang ingin pergi. "Dav, tidur bareng. Aku takut tidur sendiri."

DON'T LEAVE ME - HAESELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang