bab 5

9 3 0
                                    

...

Ayana terkejut melihat seorang Pria yang tengah mengangkat beberapa kayu dengan dahi yang sudah berdarah.

Ayana pun mendekat‚ ia yakin batu yang tadi ia tendang mengenai dahi pria itu.

“Hei! Kau tak apa? Maafkan aku‚ aku yang menendang batu itu” aku Ayana‚ lalu pria itupun membuka matanya dan menatap kagum akan kecantikan Ayana.

“P-putri Ayana! Aah tak apa‚ ini hanya luka kecil” jawab nya.

Namun Ayana tau‚ jika sebenarnya luka itu sangat sakit.

“Kau ini bodoh atau apa? Jelas-jelas luka mu berdarah” ucap Ayana‚ ketus.

“Dimana rumah mu? Akan aku bantu obati‚ anggap saja sebagai permintaan maaf ku” lanjutnya.

Pria itupun dengan senang hati mengajak Ayana ke rumah nya yang sederhana.

“Wah rumah mu adem sekali‚ Kau tinggal sendiri?” tanya Ayana‚ ia merasa tenang kala masuk kedalam rumah Pria itu.

“Tidak‚ aku tinggal bersama Ibu ku” jawab Pria itu.

“Benarkah? Lalu dimana Ibumu?” tanya Ayana.

“Ibu sedang pergi ke desa sebelah‚ karna bekerja” sahut nya.

“Emm.. siapa nama mu?” tanya Ayana.

“Aku Luis” jawab nya cepat.

Ayana pun mengangguk
“Nama mu bagus! Siapa yang memberikan nama itu?”

“Kakek ku”

“Kalo aku‚ Ayah ku mengambil nya dari nama ular peliharaan nya”

“Benarkah? Siapa nama ular nya?”

“Yana! Kau tau‚ aku tak habis pikir dengan Ayah ku itu. Bisa bisa nya nama ku terkait dengan seorang ular betina”

“Tapi nama mu cantik Putri”

“Seperti pemilik nya” lanjutnya pelan.

“Eh apa? Aku mendengar sesuatu?”

“Ah bukan apa-apa”

Luis pun mengambil kotak obat.

“Sini duduk didekat ku‚ Kau pikir aku pelayan mu yang harus mendatangi mu” ucap Ayana‚ ketus.

Luis mendekat dan duduk dihadapan Ayana.

Sayangnya Ayana masih cukup pendek untuk menjangkau dahi Lius.

Dengan otak encer‚ Ayana pun duduk diatas meja hingga ia bisa menjangkau dahi Luis.

Luis terkejut kala melihat wajah cantik itu dari dekat. Suatu momen langkah memang.

“Cantik sekali‚ sayang nya kita beda tahta Putri” ucap Luis dalam hati sambil memandangi wajah Ayana.

Ayana mengobati luka Luis dengan hati-hati‚ ia pun peduli karena itu terjadi karena ulahnya.

Ayana pun tak segan untuk meniup luka Luis karena mendengar Luis yang beberapa kali meringis kesakitan.

Beberapa menit kemudian‚ Ayana sudah selesai.

Kemudian turun dan duduk dikursi‚ sambil tersenyum.

“K-kenapa Putri tersenyum?” tanya Luis.

“Kau tau! Kau jadi Tampan jika dibalut dengan kapas itu” ucap Ayana‚ membuat Luis salah tingkah.

Selama hidupnya‚ tak ada yang pernah memuji nya Tampan.

Pertama kali! Dirumahnya sendiri. Ia dipuji oleh Putri bungsu Kerajaan Pandoland.

Rumors Of The Aexa KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang