chapter 2

13.9K 34 0
                                    

Part 2

Aku yang sudah tidak sabar lagi kemudian menghampiri Eka dan Fitri. Aku langsung memeluk Eka dan kumasukkan penisku kedalam vagina Eka yang sangat sempit. “Ken… jangaann… saakiiittt…” penisku sempat mengalami kesulitan karena vaginanya yang sangat sempit walau sudah basah. Kupaksa penisku untuk terus merangsek dan akhirnya hentakan penisku berhasil menerobos vagina sekaligus menjebol selaput daranya. “Aaahhh…Keenn…” aku diamkan sejenak penisku yang merasakan jepitan vagina sempit Eka. Lalu aku langsung memaju mundurkan penisku dengan kasar hingga tubuh Eka terguncang diiringi rintihan nya. “Aaahhh… sakiittt… jangan….”. Aku menikmati teriakan Eka yang menunjukkan rasa perih yang luar biasa karena vaginanya yang masih baru dijebol kugenjot dengan keras. Eka kemudian merasakan sesuatu yang aneh dan lama-kelamaan Eka mulai menikmati tusukkan penisku di dalam vaginanya. setelah cukup lama kugenjot, Eka akan mencapai orgasme lagi. “Aahhh… Eka mau pipiss… kyyaaahh” Eka mencapai orgasme hingga tubuhnya melenting keatas. Kuhentikan sejenak genjotanku dan membiarkan Eka menikmati orgasmenya. Aku merasakan penisku mulai hangat karena dipenuhi cairan vaginanya yang tertahan didalam. Setelah aku lihat Eka mereda, aku genjot lagi penisku dengan cepat hingga menimbulkan suara becekan. “Keennn…. Terus Ken… pelan-pelan…. Aaahhh…ooohhh…” racauan Eka membuatku semakin bernafsu dan aku mempercepat genjotanku hingga Eka semakin keenakan kubuatnya. 15 menit kemudian, aku merasakan penisku akan meledakkan sesuatu. Genjotanku semakin menggila dan aku tarik-tarik putting payudara Eka hingga terlihat melar. “Aaahhh… Saakkiiiittt..” tarikanku membuat Eka teriak merintih kesakitan dan aku semakin mempercepat genjotanku “Ekaa… aku mau keluarr… rasain nih spermaku… yeaahhh..” ledakan sperma di penisku akan mencapai ujungnya. “Ken…. Jangan didalem… Eka gamau hamil…. Jangaannn…” aku tidak pedulikan teriakan Eka dan akhirnya spermaku menyembur keluar memenuhi setiap celah di liang vaginanya hingga sebagian meluber keluar dan membasahi paha mulusnya. Aku dorong penisku semakin kedalam untuk menikmati sisa-sisa orgasmeku. Aku lihat tubuh Eka sudah semakin lemas dan wajahnya mulai terlihat agak pucat. Kucabut penisku dari vagina Eka dan sisa spermaku yang tidak tertampung di vaginanya meleleh keluar bercampur bercak darah perawannya. Lalu aku balikkan tubuh Eka dan kubuat posisi menungging. Aku arahkan penisku ke lubang anusnya yang masih rapat. “Keen… jangan disitu…” Eka memohon padaku untuk tidak menganalnya. Aku diamkan dan aku paksa masuk penisku kedalam lubang anus Eka. “Aaahhh… saakiiitt.. aahhh…” Eka kembali berteriak namun teriakannya lemah karena tubuhnya sudah lemas. Setelah kupaksa masuk, akhirnya penisku berhasil kubenamkan di lubang anusnya diiringi teriakan Eka yang kesakitan. Kumaju mundurkan penisku didalam lubang anusnya sambil kuremas-remas kedua payudaranya dari belakang. “Aahhh… Keenn… sakitt… aahhhh…” Eka kembali mengerang kesakitan. Setelah 20 menit, aku akan orgasme lagi didalam lubang anusnya. “Eka sayang… aku keluar lagi… yeaahh, mmhhh” kemudian aku orgasme dan kusemburkan spermaku kedalam lubang anusnya. Eka kembali berteriak menahan perih yang dirasakan lubang anusnya. Aku cabut penisku dari lubang anusnya dan sperma bercampur bercak darah meleleh keluar dari lubang anusnya. Aku balikkan kembali tubuh Eka dan kulihat dia sudah pingsan karena tidak kuat menahan penderitaan yang dialami dua lubang bawahnya. Namun aku melihat senyum kecil yang tersirat di wajahnya menandakan dia juga menikmati persetubuhan tadi. Aku kemudian mencium kening Eka dan duduk sejenak di kursi ruang tamu.

Fakultas SeksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang