chapter 2

11.1K 24 0
                                    

Part 3

Aku duduk di ruang tamu sambil melihat kak Tiwi dan kak Lulu melumuri saos barbeque ke tubuh Eka yang masih tidak sadarkan diri dan Fitri yang masih tergolek lemah. Aku seperti melihat dua daging panggang bumbu barbeque yang siap disajikan. Tubuh Eka dan Fitri sudah dipenuhi oleh saos barbeque dari leher hingga kakinya. Kak Tiwi kemudian menarik badanku kearah Eka dan Fitri yang bersimbah saos barbeque lalu kak Tiwi menggenggam penisku dan mengocoknya. Kak Lulu kemudian menciumku dan tubuhku benar-benar dieksplorasi oleh dua akhwat binal ini. “Aku minta saos sperma tuan buat bumbu tambahan. Boleh yaa ???” kak Tiwi membisikku dengan manja sambil mengocok-ngocok penisku. Tangannya yang lembut membuatku menikmati setiap kocokannya. Kak Lulu yang masih menciumiku lalu memeluk tubuhku dengan erat hingga aku merasakan payudara empuknya menempel di bagian samping tubuhku. Serangan mereka berdua membuatku tidak tahan lagi dan aku mencapai orgasmeku dan kusemprotkan spermaku yang sangat banyak hingga hampir menyelimuti tubuh Eka dan Fitri. Aku kemudian didorong oleh kak Lulu dan kak Tiwi ke tempat duduk dan aku lihat mereka berdua berjongkok menghadap tubuh Eka dan Fitri yang diselimuti saos barbeque dan spermaku. Lalu kak Tiwi menjilati saos dan sperma tersebut di tubuh Eka dari payudara, tangan, perut, paha hingga kakinya. Aku melihat kak Tiwi menjilat dan mengemut setiap inci tubuh Eka dengan penuh penghayatan dan kasih sayang seperti induk singa yang memandikan anaknya. Begitupun kak Lulu yang menjilati campuran saos dan sperma tersebut ke tubuh Fitri. Setelah melahap saos yang ada di tubuh Eka dan Fitri, kak Tiwi dan kak Lulu kemudian berciuman hingga mulut mereka belepotan sisa saos bbq dan spermaku. Aku yang kembali bergairah melihat pemandangan itu kemudian mengeluarkan 5 tiruanku. Kami kemudian menghampiri kak Tiwi dan kak Lulu kemudian berbagi tiga-tiga. Aku dan dua tiruanku menikmati tubuh kak Tiwi sementara tiga tiruan sisanya menikmati kak Lulu. Tanpa berlama-lama aku langsung sodokkan penisku kedalam vagina kak Tiwi dan dua tiruanku memasukkan penisnya kedalam mulut kak Tiwi. Kami bertiga kemudian menggenjot penis kami dengan cepat ke dua lubang kak Tiwi. Aku lihat kak Tiwi menggumam sambil terbatuk-batuk karena serangan dua penis tiruanku di mulutnya. Aku percepat genjotanku dan dua tiruanku juga mempercepat sodokkan penisnya di mulut kak Tiwi. “kak Tiwi… rasain nih sperma gw.. yeeaahhh” aku semakin mempercepat goyangan penisku di vaginanya. “mmmhhh….mmmhhh… uhoek… hoek…” kak Tiwi hanya bergumam sambil terbatuk-batuk hingga air liurnya menetes keluar. Kami bertiga akhirnya meraih orgasme, aku semprotkan penisku didalam vaginanya. Kedua tiruanku menyemburkan spermanya di dalam mulut kak Tiwi hingga sebagian meluber keluar dari mulutnya. Saat kak Tiwi akan memuntahkan sperma tiruanku, mulutnya ditahan oleh tangan tiruanku yang besar hingga kak Tiwi terpaksa menelan spermaku yang sangat banyak hingga tersedak dan sebagian spermaku keluar dari lubang hidungnya. Sementara, tiga tiruanku memasukkan penis mereka ke vagina, anus dan mulut kak Lulu. Tanpa berlama, mereka bertiga langsung menggenjot penis mereka di ketiga lubang kenikmatan kak Lulu selama 20 menit. “mmhhh… mmmhhhh” kak Lulu hanya bisa menggumam karena mulutnya tersumpal penis tiruanku yang besar. Lalu tiruanku mengeksploitasi payudara besar kak Lulu sambil menarik-narik putingnya. Kak Lulu kemudian ingin mencapai orgasmenya begitupun tiruanku juga akan meledakkan sperma mereka. “Ummmhhh… mmmmhhhh….mmmhhh” kak Lulu menggumam sambil menikmati orgasme nya sementara tiruanku juga menyemprotkan spermanya di lubang vagina, anus dan mulut kak Lulu hingga meluber keluar. Aku dan tiruanku kemudian membaringkan kak Tiwi di sebelah Eka dan kak Lulu di sebelah Fitri. Kami berenam kemudian mengocok penis kami yang masih menyimpan sisa sperma didalamnya. Setelah 10 menit, kami orgasme dan menyemprotkan sperma kami ke seluruh bagian tubuh dari kak Tiwi, kak Lulu, Eka dan Fitri.
kemudian tiruanku menidih tubuh mereka berempat dan berubah menjadi gumpalan sperma. Aku yang masih belum mengendalikan kekuatanku dengan sempurna kemudian terkapar lemas di ruang tamu hingga tertidur.

Fakultas SeksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang