Part 2
Setelah beristirahat usai puas “bermain” dengan Eka, aku bangkit dari kursi dan menghampiri Fitri yang masih tergolek lemas. Aku raba seluruh tubuhnya dan tubuh Fitri sedikit menggeliat. Karena aku sudah tidak sabar memerawani Fitri, kulebarkan kedua kakinya hingga mengangkang kemudian aku langsung sodokkan penisku ke dalam vaginanya. “Aahhhh… Keenn… Apa-apaan… jangaannn…. Aaahhh.. Saakkiiitttt Keenn… Aaahhhh” Fitri berusaha berontak namun efek orgasme dan sisa efek obat perangsang membuat tubuhnya melemah dan tangannya hanya bisa memukul pelan. “gila gw dapet lahan sempit lagi.” batinku sambil berusaha mendorong penisku. Setelah sejumlah percobaan, sodokkan penisku akhirnya sukses menjebol keperawanan Fitri. “Aaaahhh….sakit Ken….” Fitri berteriak kesakitan setelah vaginanya diterobos senjata tumpul dan tubuhnya terasa dibelah oleh senjataku. Kudiamkan sejenak penisku di dalam vaginanya lalu kulihat Fitri mengeluarkan air mata dan menangis sesegukan menahan perih di vaginanya. Aku seka air matanya lalu kucium Fitri dengan lembut sambil memainkan lidahnya. Aku genjot penisku dengan lembut. “mmhhh…mmmhhh” gumaman Fitri tertahan oleh ciumanku. Lama-kelamaan Fitri mulai menikmati genjotanku sambil memejamkan matanya. Setelah 10 menit, aku lepaskan ciumanku lalu kutingkatkan kecepatan genjotku sambil memainkan kedua payudaranya. ”Ahh.. pelan-pelan Ken… ooohhh..” desahan Fitri membuat aku menambah kecepatanku hingga aku semakin tidak terkendali. Fitri kemudian akan mencapai orgasmenya, “Aahhh… Fitri mau pipiss… aaaahhh…” Fitri meraung menikmati orgasme nya sambil ngos-ngosan. Penisku kembali dibuat hangat oleh cairan vaginanya. Kuhentikan genjotanku sejenak sambil menikmati ekspresi keenakan Fitri yang menikmati orgasmenya dan tubuhnya semakin melemas. Tidak ingin berlama-lama, aku genjot kembali tubuhnya yang melemas dengan cepat dan kasar. “aaahhh… Keenn… teruss…” desahan Fitri kembali meramaikan ruang tamu kontrakanku. 10 menit kemudian, aku merasakan penisku akan kembali meledakkan spermanya. “Fiitt… aku keluaarr… yeaahhh” genjotanku semakin tidak terkendali dan siap orgasme didalam vaginanya. Fitri yang sadar vaginanya akan kutanami benih sperma mulai berteriak lagi “Keenn… jangan didalem… Keenn…mmmhhh”. Aku yang sudah kalap akhirnya menyemburkan spermaku didalam vaginanya sambil kucium bibir seksinya. Kubiarkan penisku menyemprotakn sisa spermaku didalam dan aku merasakan kedua tangan Fitri melingkari punggungku dan membalas ciumanku. Setelah aku selesai menikmati orgasmeku, kucabut penisku dari vagina fitri disusul lelehan sisa sperma dan bercak darah perawannya. “Sekarang kalian berdua menjadi budak seksku dan harus menuruti semua perintahku. Di kampus kalian memanggilku Ken tapi di dalam istanaku ini, kalian harus memanggilku tuan Ken.” Aku menanamkan sugesti permanen kepada Eka dan Fitri lalu kulihat Fitri tersenyum sambil memejamkan matanya. Aku lihat penisku masih tegak lalu Kak Tiwi dan kak Lulu kembali dari dapur sambil membawa sisa saos barbeque. “Tuan istirahat dulu aja, kami mau bikin masakan enak.” Kak Tiwi menghampiri Fitri kemudian menjejerkan tubuhnya dengan Eka sementara kak Lulu mulai membuka tutup toples yang berisi saos barbeque tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fakultas Seks
RomanceNamaku Ken, aku adalah lelaki Indonesia yang menetap di Jerman. Masa kecilku kuhabiskan di negeri juara piala dunia 2014 ini. Sejak bayi, aku tidak mengenal kedua orangtuaku dan dirawat oleh kakekku. Setelah aku lulus SMP, kakekku meninggal karena p...