Ran membuka pintu kamar Rindou diikuti dengan Kakucho yang melangkah di belakangannya. Rindou terlihat menunduk dengan muka babak belur dan darah di area hidung dan bibirnya.
Lelaki itu sudah berpakaian kini, tidak bergeming dan tidak terganggu dengan kedatangan Ran dan Kakucho.
Ran duduk pada sofa dalam kamar itu tanpa suara, sementara Kakucho yang mulai paham dengan keadaan hanya bersandar pada kusen pintu dengan melipat kedua tangannya, membiarkan dua bersaudara itu menyelesaikan urusan mereka.
"Maaf!" Rindou dengan suara yang nyaris berbisik menyuarakan kata yang memang ditunggu oleh Ran.
Ran terdiam, kepalanya menyusun kata demi kata yang hendak dia suarakan.
"Bajingan!" Makian itu keluar dari mulut Ran dengan suara rendah.
"RAAAAN KAU APAKAN ADIK MIKEY BO....."
"Ssstt..!" Kokonoi yang berteriak hendak menerjang Ran, membungkam mulutnya saat Kakucho menyuruhnya diam, dan mata kucing Kokonoi mendapati pemandangan yang sama sekali tidak pernah dia temukan.
Haitani bersaudara sedang dalam perang dingin.
"Aku selalu bilang untuk menjaga wanita, kau merasakan sendiri rasanya ditinggal oleh satu satunya wanita yang kita miliki karena lelaki brengsek yang kita panggil ayah itu." Ran bersuara lagi.
"Aku tidak pernah melarangmu bermain dengan para jalangmu, entah bermain kasar atau halus, persetan dengan itu. Tapi ..." Ran menjeda, menarik nafasnya kemudian berdiri dan menerjang Rindou yang terduduk. Tangannya mencengkeram bagian leher kaus Rindou dan mengangkat lelaki yang masih tertunduk dengan wajah babak belurnya.
"Aku tidak pernah mengajarkanmu memperkosa wanita dan menganiayanya, Brengsek!" Satu tinjuan Ran membuat Rindou terjerembab pada kasur dengan sprei yang masih basah akan darah perawan Hirai.
Nafas Ran terlihat begitu kasar membuat Bahunya naik turun menahan emosinya.
Lagi Ran menarik kaus Rindou kemudian mengangkatnya "Dan sialannya lagi, kau memperkosa kekasih kakakmu dan adik angkat Mikey!"
Bug...
Satu pukulan lagi mendarat pada pipi Rindou dan kembali membuatnya terpental.
Kakucho menghampiri Ran kemudian menepuk bahunya.
"Sudah." Ujar Kakucho tenang kemudian membantu Rindou bangkit.
"Bersihkan dirimu dan kita bicara dengan otak yang lebih dingin, dan kau Ran, bersihkan juga dirimu, kau sangat berantakan." Kakucho menengahi. Dia takut jika Ran terus terusan memukuli Rindou yang sudah babak belur itu membuat Rindou harus dibawa ke rumah sakit.
Kokonoi membantu Rindou berdiri dan mengantarnya ke kamar mandi. Sedang Kakucho mengikuti langkah Ran yang keluar kamar Rindou dan berjalan menuju kamar yang ditempati Hirai.
Ran berlutut di sisi tempat tidur, mengusap sayang rambut Hirai dan menatap wanitanya yang tengah terlelap itu denga tatapan penuh penyesalan. Memar pada pipinya dan sudut bibirnya yang sobek, membuat emosi Ran pada adiknya kembali. Ran mengepalkan tangannya menggeram marah sambil memejamkan matanya.
Nafas Hirai terdengar beraturan, menandakan gadis itu tengah terlelap lebih rileks dari sebelumnya.
"Aku memberikannya obat penenang." Ujar Koko yang telah usai membantu Rindou, "Tubunya dipenuhi kiss mark dan memar, bahkan vitalnya." Koko menarik nafas, "Kau harus memanggil dokter, Ran, selain tubuhnya yang luka, dia pasti shock."
Ran menarik nafas berat, tanpa mengalihkan pandangannya dan menghentikan aktifitasnya yang masih mengusap sayang rambut wanita itu "Bagaimana dengan Rindou?"
KAMU SEDANG MEMBACA
T W I S T E D (Haitani x OC) [[ End ]]
ChickLitWARNING 18+ Content! Terlalu klasik jika menceritakan tentang gadis polos dan miskin yang bertemu dengan eksekutif mafia sekelas Bonten.Bagaimana jika kita ubah ceritanya, Haitani bersaudara jatuh cinta pada gadis yang sama, yang tidak dapat ditebak...