Ōkina Himitsu

115 15 0
                                    


Matahari menyelinap malu malu untuk terbit di ufuk timur, Hirai di hari keduanya tinggal di Mansion itu memilih untuk bangun lebih pagi dari sebelumnya, kemudian berlari ke dapur dengan baju rumahannya celana pendek dan kaus biasa.

Hirai benar benar takjub dengan kehidupan mafia Bonten yang begitu tertata. Dapur saat itu sudah ada sekitar tiga orang wanita berusia tanggung yang tengah menyiapkan masakan untuk makan mereka.

"Selamat pagi!" Sapa Hirai dengan riang.

Seorang wanita yang terlihat paling tua di antara ketiganya menoleh kemudian memberikan sebuah senyum manis.

"Ah ini pasti Hirai-chan yang dibicarakan kemarin oleh Koko-kun dan Sanzu-kun." Ucap wanita itu sambil berjalan menuju Hirai, kemudian menuntun Hirai untuk terduduk di kursi dapur.

"Lapar? Ingin sesuatu Hirai-chan?"

Hirai menggeleng, "Sebetulnya aku ingin membantu, tapi ku rasa, aku akan merepotkan kalian." Hirai membalas senyum kepada wanita itu.

"Memang tidak seharusnya Hirai-chan membantu kami, kalau begitu, biar aku ambilkan cookies dan susu." Wanita itu meninggalkan Hirai begitu saja.

Hirai menerawang, sebelumnya dia berpikir jika mereka mempunya tingkat yang sama, ah maksud Hirai, Hirai dan para tukang masak itu. Namun menyadari bagaimana mereka memperlakukan Hirai... Hirai terkekeh dengan dirinya sendiri, tidak menyesali pilihannya bekerja dengan Haitani itu, dia jadi merasakan menjadi Nona muda pada akhirnya.

"Siapa?" Sebuah suara dari pintu dapur terdengar, membuat otomatis ketiga wanita tukang masak itu menghentikan aktifitasnya, kemudian membungkuk ke arah sumber suara.

"Selamat pagi, Sano-sama."

"Pagi... jadi siapa dia Joshu?(Panggilan untuk pekerja rumah tangga)"

Hirai ikut berdiri kemudian memperkenalkan dirinya dan membungkuk hormat. Instingnya bekerja, jika lelaki dengan rambut perak itu adalah teman Ran atau sejenisnya.

"Hashizume Hirai-desu, aku asisten Ran-san."

"Ahh..." Lelaki itu mengangguk angguk "Sudahi acara membungkuknya nanti masakan kalian gosong." Ucap lelaki itu kemudian berjalan ke arah meja yang sama yang Hirai tempati, kemudian mengambil duduk di seberang Hirai. Membelakangi pintu dapur.

"Joshu aku ingin teh hangat." Ucapnya lagi kemudian meletakan satu tangannya di atas meja untuk menopang dagu lancipnya.

Hirai menyadari tengah diperhatikan, membuatnya menunduk menyembunyikan wajahnya dengan tangan yang saling menggenggam kuat di pangkuannya.

"Haruuuu!" Lelaki dengan kaus hitam itu berteriak kuat.

Dalam hitungan detik dapat Hirai lihat beberapa pekerja Bonten di mansion itu telah berkumpul di dapur yang memang cukup luas itu.

"Kenapa kalian yang datang? Aku memanggil Haruchiyo." ucap lelaki rambut putih itu dengan datar.

Hirai mencuri pandang pada lelaki itu, memang terkesan dingin dengan tatapan kosongnya dan area bawah matanya yang menghitam, namun Hirai juga melihat ada aura manis yang tertutup dengan sikapnya yang seperti itu.

Beberapa saat kemudian, mata Hirai dapat menangkap tiga sosok yang dia kenali hanya memakai boxer dan mantel tidur tanpa diikat, menampakan dada telanjang mereka, memasuki area dapur dengan wajah mengantuk namun terlihat begitu sigap.

Refleks mulut Hirai berteriak kecil kemudian memalingkan pandangannya dengan menunduk.

"Aku memanggil Haruchiyo, kenapa Ran dan Kakucho ikut datang?" lelaki itu mendengus, "Dan lihatlah, Hirai-chan melihat tubuh laknat kalian."

T W I S T E D (Haitani x OC) [[ End ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang