Jaehyun tak mengerti bagaimana jantungnya tiba tiba berdetak tak karuan tak kala melihat dia yang Maha Agung tersenyum kala melihat para dayang kecil saling melempar candaan.
Tak mengerti bagaimana jantungnya semakin berpacu saat mendapati senyum indah itu di berikan untuknya.
Tak mengerti mengapa dirinya begitu teramat bahagia tak kala sang pujaan hati memberikan sanjungan akan sesuatu yang ia perbuat.
Dan dirinya masih tak bisa paham akan dirinya sendiri mengapa ia dengan lancang menyimpan perasaan pada orang yang tidak seharusnya dia cintai.
Karena pada dasarnya, bagaimana bisa seorang pengawal rendah seperti nya bersanding dengan Sang Rembulan Jeoson.
Tidakkah dunia pasti akan menghakimi nya, dengan ketidak pantasan perasaan menyimpang itu di simpannya untuk siapa.
"Pengawal Jung, tidakkah mereka sangat lucu, betapa polosnya." Ucapnya,
Mata sejernih kristal itu menatap para dayang kecil di depan sana, di hamparan rumput hijau di belakang istana, sedangkan dirinya sendiri berdiri cukup jauh disana—berdiri di bawah pohon besar yang sangat rindang.
Jaehyun memandang Putra Mahkota yang berjarak lima langkah di depannya dengan mata yang tak lepas dari para dayang kecil di depan sana.
Tapi Jaehyun tak berani barang untung membalas ucapan sang Putra Mahkota, karena yang ia pahami adalah bagaimana tugasnya yang hanya mendengarkan, melindungi dan juga melakukan segala perintah darinya.
"Aku berharap bisa di karuniai seorang anak yang manis seperti mereka."
Jaemin menghela nafas lelah, memikirkan bagaimana dirinya yang bahkan belum mampu untuk memberikan penerus untuk kerajaan ini, padahal ayahnya sangat berharap banyak padanya.
Tahtanya sedang di pertaruhkan sekarang.
"Pengawal Jung,"
"Ya Yang Mulia," Jaehyun sedikit membungkuk menunggu tuannya memerintah.
"Bukankah kau juga ingin?,"
"Ya?," Jaehyun menatap iris jernih yang kini memandangnya penuh tanya.
"Memiliki seorang anak."
Dan Jaehyun tidak bisa untuk tidak ikut bersedih akan hal itu, karena dia sangat tahu bagaimana tuannya sangat berusaha untuk memberikan seorang putra untuk meneruskan tahtanya kelak.
Dia tahu bagaimana putus asa nya tuannya akan hal itu, karena itu ia tak bisa untuk tidak menitikkan air matanya tak kala melihat mata sayu itu memandangnya sedih.
⭑ ๋࣭ ୨🌸୧ ๋࣭ ⭑Jaehyun berdiri cukup jauh di bawah sana, memandang lurus ke atas paviliun—Putra Mahkota berdiri disana dengan seorang wanita di sampingnya, dia adalah Putri Mahkota, calon ratu kerajaan ini.
Ia tak mengerti bagaimana rasanya hatinya sangat sakit saat melihat dia—Putra Mahkota tertawa lepas bersama dengan istrinya, dan semakin sakit rasanya tak kala melihat mereka yang sesekali saling bersentuhan entah itu hanya untuk mengambil sesuatu yang menempel di rambut atau pundak masing masing.
Apa dia berhak untuk cemburu? Bahkan untuk mencintai tuannya pun dia sangat tak pantas.
Jaehyun segera menundukkan kepalanya tak kala melihat sang Putra Mahkota tiba tiba memandang kearah nya, dia merutuki dirinya sendiri karena telah dengan lancang menatap dia yang tidak berhak ia tatap seperti itu.
Setelah itu ia bisa mendengar suara sepatu yang bersentuhan dengan lantai kayu terdengar, ia bisa melihat sang Putra Mahkota turun dari sana sendiri tanpa istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine In The Rain | 2jae [END]
Historical Fiction𝙸𝚗𝚒 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚒𝚜𝚊𝚑 𝚔𝚕𝚊𝚜𝚒𝚔 𝚝𝚎𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚎𝚗𝚐𝚊𝚠𝚊𝚕 𝚙𝚛𝚒𝚋𝚊𝚍𝚒 𝙿𝚞𝚝𝚛𝚊 𝙼𝚊𝚑𝚔𝚘𝚝𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊𝚒 𝚝𝚞𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊. bxb Romance kingdom #1 2jae » 24/09/24