644 62 9
                                    

Bolehkah ia egois untuk yang satu ini? Apakah ia boleh untuk serakah untuk yang satu ini? Bolehkah ia mementingkan dirinya sendiri untuk yang satu ini?.

Apakah memaafkan sesuatu untuk kebahagiaannya sendiri itu salah? Tidak kan. Jadi dia ingin egois kali ini, demi hatinya demi dirinya.

Mereka selamat dari maut, akan tetapi keadaan Putra Mahkota jauh lebih buruk darinya, itu sudah berlalu selama seminggu dan Putra Mahkota baru terbangun dari tidurnya.

Jaehyun sangat senang tentu saja, bahkan ia sudah tidak bisa menahan diri untuk tidak memeluk Putra Mahkota, ia bahkan terus terusan berterimakasih kepada Tuhan karena itu. Akan tetapi kalimat pendek yang Putra Mahkota nya ucapkan itu membuat dirinya bungkam.

"Kau siapa?,"

Hanya kalimat pendek, tapi itu membuatnya menjadi bingung, dia masih belum mengerti akan situasi yang terjadi, akan tetapi ucapan dari seorang tabib membuat semua pertanyaan nya terjawab.

"Benturan di kepalanya cukup parah, jadi dia kehilangan ingatannya."

Dia terduduk lemas, pikiran nya terbang jauh sekarang, ia memikirkan kemungkinan demi kemungkinan di kepalanya, karena tidak mungkin dia membawa Putra Mahkota kembali ke istana dalam keadaan seperti itu.

Apa lagi menteri Seo mencoba untuk menyakiti Putra Mahkota.

"Apa kau mengenalku?,"

Pertanyaan itu yang pertama ia denger setelah masuk ke dalam bilik kecil di rumah itu. Dia mendudukkan dirinya lebih dekat dengan sang Putra Mahkota lantas segera ia genggam jemari kecil itu.

"Minjae, namamu Minjae, kau-kau-aku-," Jaehyun sangat ragu sebenarnya akan tetapi, "Kita sepasang kekasih." Lanjutnya, ia mengeratkan genggaman tangannya.

"Kekasih? Kita?." Tanyanya, Jaemin nampak terkejut tapi Jaehyun terus berusaha meyakinkannya bahwa mereka sepasang kekasih.

Bahkan ia mengarang cerita tentang bagaimana keduanya berakhir seperti sekarang, dengan membohongi Jaemin bahwa keduanya kabur dari kota karena orang tua mereka mengetahui hubungan antara keduanya, dan berakhir terluka karena ayahnya menyuruh seseorang untuk menggagalkan pelarian mereka.

Dan Jaemin percaya, dia mempercayai lelaki yang ada di depannya, walaupun ragu itu masih ada di dalam hatinya, tapi melihat keadaan mereka sekarang itu sudah cukup mengikis keraguan dalam dirinya.

"Yoon Oh Hyung ingin kemana?,"

Ah ngomong ngomong tentang nama itu, Jaehyun membohongi Jaemin jika namanya adalah Yoon Oh. Dia rasa tinggal di desa terpencil ini dengan menggunakan nama asli mereka itu akan sangat berbahaya, dan juga ia tak ingin Jaemin mendapatkan ingatannya kembali.

Egois bukan? Tapi nyatanya dia benar benar ingin memiliki Putra Mahkota, walaupun di lingkupi dengan sebuah kebohongan dia akan berusaha untuk menyembunyikan itu dengan baik.

Dia ingin Putra Mahkota, dia ingin Na Jaemin sebagai miliknya, milik Jaehyun.

"Minjae tetaplah di dalam ruangan mu sampai Hyung datang ya?."

"Baik."

Jaemin itu memang seorang yang penurut sejak dulu, akan tetapi rasanya sangat aneh mendengar seorang Putra Mahkota menuruti perintah dari seorang yang rendah seperti dirinya.

Tangan Jaehyun mengepal kuat di bawah sana, rasanya dia ingin mengusap rambut panjang yang kini dibiarkan tergerai, tapi dia ragu ragu untuk melakukan itu karena bagaimana bisa seorang rendah seperti nya mengusap rambut milik sang rembulan negeri ini.

"Yoon Oh Hyung, kau kenapa?," Tanya Jaemin kala melihat seorang yang mengaku sebagai kekasihnya itu hanya berdiri diam di depannya.

Ngomong ngomong tentang hubungan mereka, Jaemin tak habis pikir tentang itu, karena bagaimana bisa dia yang seorang lelaki menjalin hubungan dengan lelaki juga, hal seperti ini tidak bisa di benarkan. Tapi setelah ia memikirkannya lagi, bagaimana Jaehyun menceritakan segalanya kepadanya dan memang benar mereka berakhir seperti itu, dia berusaha untuk percaya sepenuhnya.

Sunshine In The Rain | 2jae [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang