Page 32

13.9K 1.1K 72
                                    

☠☠☠

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☠☠☠

Seperti dugaan Zhou, saat dirinya sampai dirumah, semua keluarganya terkejut. Zhou sudah panas dingin duluan ketika turun dari taksi, dan melihat halaman rumahnya penuh dengan mobil-mobil keluarga.

Dan benar saja, saat dirinya berdiri didepan pintu yang terbuka lebar sambil mengucap salam semua mata yang berada didalam rumah menatapnya, semuanya berpaling memusatkan pandangan pada Zhou. Dengan jantung yang berdegup sangat kencang, merasa jantungnya seperti akan melompat keluar saking cepatnya berdetak.

Mbah Idah, orang pertama yang berdiri dan mendatangi dirinya didepan pintu, memeluk dirinya dengan suara berderau serak.

"Kemana aja Za, kenapa baru sekarang pulangnya" Mbah Idah histeris memeluk Zhou. Zhou yang mendengarnya pun berlinang airmata, dirinya balas memeluk Mbah Idah.

Mbah Idah adalah kaka perempuan dari Ayahnya. Beliau juga yang paling peduli kepada Zhou, walau tidak pernah merawat Zhou, setidaknya jika ada masalah keluarga beliau lah kadang yang selalu membela Zhou.

Zhou melihat kedepan, ke arah Ibunya yang juga menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Zhou melepas pelukan Mbah Idah, berjalan masuk kedalam rumah menghampiri sang ibu, dan bersimbah dipaha Ibunya. Meminta maaf meminta ampun atas semua kesalahan dirinya yang lalu.

Ibunya memeluk Zhou tanpa mengatakan apa-apa, hanya suara isakan tangis yang terdengar dari keduanya. Lalu tak lama terdengar suara langkah kaki yang berderap cepat dan kasar dari kejauhan. Zhou melepas pelukan Ibunya, melihat Ayahnya dari arah dapur berjalan cepat ke arah dirinya. Tapi sedetik kemudian Ayahnya hanya melewati dirinya, pergi kearah luar.

"Pergi aja lagi, ngapain kau balik kesini. Ini bukan rumahmu, ngapain kau kesini lagi, pergi!" Zhou makin terisak ditempatnya saat Ayahnya mengangkat koper beserta tasnya dan melemparkan barangnya ke tanah. Setelah melempar barangnya ke tanah, Ayahnya menghampirinya, menarik lengannya agar berdiri.

"Pergi kau, jangan kesini lagi. Pergi jauh-jauh, jangan kau datang kesini lagi!" dengan suara menggelegar yang nyaring dan marah, Ayah Zhou menyeret Zhou berdiri mengeluarkannya dari rumah. Ibunya, Mbah Idah, beserta keluarga yang lain histeris melihat tindakan Ayahnya. Para paman-pamannya berusaha menghentikan Ayahnya, tapi tidak ada yang mampu.

Zhou tersimbuh dilantai teras, menangis dengan kencang serta isakan yang nyaring. Entah apa yang Zhou rasakan, dirinya juga tidak tahu. Perasaannya tidak karuan, tidak ada perasaan yang jelas yang bisa mendeskripsikannya sekarang. Marah, sedih, malu, sakit, entah yang mana yang menggambarkan dirinya sekarang Zhou tidak tahu.

"Pergi kamu, ngapain datang kesini lagi. Kemarin pergi gak bilang-bilang, kaya orang gila orang dirumah ini nyariin kamu, tau kamu?!...terus sekarang kamu datang lagi kesini gak ada bilang gak ada kabar. Mau jadi apa kamu hah?! Mau jadi hantu? Pergi sendiri datang sendiri."

"Udah Mar, kasian. Yang penting dia sekarang ada, datang kesini, badannya sehat, gak kurang satupun. Seharusnya bersyukur kamu" pamannya bersuara, membantu Zhou berdiri.

AFTER USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang