Chapter 4. Surat Kontrak

113 6 3
                                    

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~


Yuna menatap dirinya di depan cermin, gaun panjang warna navy melekat di tubuhnya dan juga sedikit polesan make-up di wajahnya, rambutnya tergerai menutupi leher. Membuat aura kecantikan Yuna semakin bertambah malam ini. Gadis itu menghela nafas kasar sembari memalingkan wajah dari cermin.

Ia tidak akan memakai semua ini jika bukan disuruh oleh Mamanya. Ekspetasinya Yuna agar bisa bersantai saat pulang kerja malah harus musnah, ketika Mamanya memintanya untuk ikut pergi ke suatu tempat yang bahkan Yuna tidak tahu akan kemana.

"Yuna, ayo kita berangkat sekarang!" Teriak Mamanya.

"Iya, Ma!" Jawab Yuna ia mengambil tasnya dan turun ke bawah mengikuti langkah Mama dan Papanya ke mobil.

—•-•-•—

Salah satu Cafe terbesar di Kota ini terlihat dipenuhi banyak Orang yang datang. Keluarga Angga memesan ruangan VIP dan menunggu kedatangan dari keluarga pihak wanita yang akan di jodohkan oleh Angga.

Angga duduk di kursi dengan menyilangkan tangannya di depan dada. pandangannya menatap lurus ke meja makan.

"Angga, nanti kalau mereka sudah datang Papa nggak mau ada penolakan ya. Kamu harus nerima dan mau menikah dengan putri teman lama Papa!"

Angga beralih menatap Papanya dan berdehem sebagai jawaban.

"Tapi kalau Wanita itu, bukan tipe Saya. Angga nggak akan menikahinya!"

Tuan Raysen baru akan berbicara pintu sudah terbuka dan datanglah seseorang yang sedari tadi mereka tunggu.

Raysen bangkit dengan tersenyum lalu berjabat tangan dengan Seorang Lelaki yang sudah lama menjadi Teman baiknya.

"Apa kabar, Pak Arkan?" Tanya Raysen sambil mengajak mereka duduk.

"Baik, bagaimana dengan Pak Ray?"

"Saya juga baik."

Arkan mengangguk matanya melirik ke Lelaki dengan Setelan jas yang duduk dekat Raysen,  Angga tersenyum tipis dan menyalimi tangan Arkan dan Liya.

"Oh iya dimana putri kalian?" Tanya Raysen yang melihat kedatangan Arkan hanya bersama Sang Istri.

"Tadi dia sedang pergi ke toilet sebentar, dan akan datang kesini nanti." Jawab Mama Liya.

Pintu kembali terbuka menampilkan Yuna yang masuk, pandangan Gadis itu langsung terarah pada Clara dan Raysen,

"Maaf, aku terlambat." Seru Yuna membuat mereka semua menoleh.

Mata Angga membulat terkejut melihat Gadis itu yang masih berdiri dekat pintu.

Saat Pandangan Yuna bertemu dengan Anggan Ia tak kalah terkejutnya, Yuna merubah wajahnya saat melihat Angga, tanpa Yuna sadari Tasnya tak sengaja terjatuh.

The Story Of Yuna's contract with the CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang