Chapter 10. Kalung

65 4 2
                                    

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

Ruangan ber-AC dengan suhu rendah, beberapa berkas laporan, laptop yang menyala dan secangkir kopi yang di berikan oleh Sekretaris Barunya menemani Angga yang masih berkutat dengan Pekerjaan.

ketika Angga melirik ke jam yang ternyata sebentar lagi memasuki waktu makan siang.

Pintu di ketuk dari luar, Angga mengijinkannya untuk masuk.

"Tuan, Saya mendapat telpon dari Tuan Hega, beliau menyampaikan pada Saya Untuk memberitahu Tuan, Jika Beliau setuju untuk mengadakan pertemuan kedua dengan Tuan," Ucap Serina.

Semalam Pertemuan mereka gagal karena Kecerobohan Yuna, Angga pun mencoba mengajak Pak Hega untuk kembali bertemu dan Pak Hega menyetujui untuk bertemu di waktu sore ini.

"Baiklah, Terima kasih Infonya Serina,"

"Sama-sama, Tuan. Saya akan mempersiapkan juga untuk pertemuan dengan Tuan Hega,"

"Ya,"

Serina masih diam berdiri di tempatnya tak segera beranjak dari Ruangan.

"Ada apa lagi?" Tanya Angga Mendongakkan kepala.

"Mmm.. Tuan Angga, Apa Anda mau menemani saya makan siang di Cafe dekat sini?, Saya yang akan membayarkan makanannya," Serina memberanikan dirinya menawarkan hal tersebut.

"Tapi saya tidak makan siang sekarang, Terima kasih. Kau bisa pergi sendiri,"

"Ah.. Baiklah, Tapi Anda harus tetap Makan siang Tuan, Anda juga harus menjaga kesehatan, Anda."

"Oh, Anda dari tadi berkutat dengan pekerjaan, Anda sepertinya lelah, Apa mau Saya pijat, Tuan?" Serina mendekat ke Kursi Presdirnya.

"Tidak, Serina. Kau bisa keluar dan menyelesaikan pekerjaanmu,"

Serina mengangguk melangkah keluar dari Ruangan Presdirnya. Ia kembali ke Ruagannya menghela napas kasar sembari mendorong Ipad-nya ke meja.

"Kenapa Pak Angga menolak ajakanku untuk makan siang? Kalau sikap Pak Angga seperti ini, Aku akan susah untuk mendekatinya."

"Mungkin nanti aku akan membawakan Tuan Angga makan siang, saja."

Serina berdiri ketika melihat Seorang Pria lewat di depan meja kerjanya.

"Berhenti! Apa Anda ada perlu atau janji dengan Tuan Angga?" Tanya Serina mencegah langkah Pria itu yang ingin masuk ke ruangan Presdirnya.

The Story Of Yuna's contract with the CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang