Chapter 5. Berubah status

83 4 0
                                    

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

Pandangannya terfokus pada asap Teh yang menguap di atas meja minimalis dengan warna grey. Suara langkah kaki memenuhi indra pendengarannya, tetapi tidak sedikit pun membuat pandangannya beralih.

Satu plastik putih berukuran sedang di letakan di samping cangkir teh Yuna.

"Nih, aku beliin makanan kesukaanmu!" Ucap Herin membongkar isi plastik putih.

"Kamu kenapa sih? Daritadi diem doang?" Herin bertanya dengan penuh keheranan. Sejak kapan Sahabatnya ini menjadi lebih sering diam seperti ini? biasanya jika mereka sudah bertemu mereka berdua akan menghabiskan waktu dengan banyak bercerita atau sekedar mengobrol sekalipun hal itu tidak penting.

"Yuna! Lo gak lagi kesambet, kan?"

Yuna tersentak mendengar suara Herin yang meninggi, "Kaget Aku, diem napa lo!"

"Iya maap, lagian daritadi diem aja. Gue kan takutnya lo kerasukan atau apa. Soalnya lo datang ke apartemen gue juga gak ngasih kabar."

Yuna menghela nafas panjang lalu meraih cangkir teh dan meminumnya sedikit.

"Gue gak papa, cuma lagi pusing dikit."

"Kenapa? Sini cerita!" Herin mendekatkan posisi duduknya ke Yuna.

"Enggak kenapa-napa."

"Yuna lu beda banget, beneran gak kesambet?"

"Enggak lah."

"keinget mantan?" Tanya Herin membuat pandangan Yuna sontak beralih.

"Mantan siapa yang kau maksud? Gue gak punya mantan ya!"

"Kepala gue pusing banget hampir mau pecah rasanya. Kerjaan kantor gue banyak banget." Keluh Yuna menyandarkan punggungnya pada sofa. Selain itu, akhir-akhir ini Yuna juga terus memikirkan bagaimana jika nanti dia menikah dengan Presdirnya, Perjodohan yang di lakukan Orangtuanya kemaren benar-benar tak disangka oleh Yuna. Semuanya secara tiba-tiba.

"Oh urusan kantor, kerjaan lo ditambah lagi sama Bos lo?" Herin sedikit mengetahui tentang Atasan Yuna di kantor, Profilnya ada di media. Dan Yuna juga sering menceritakan tentang Presdir dan pekerjaannya pada Herin. Selain dingin sikapnya juga menyebalkan.

"Gue lagi kesel banget Rin, kemaren bahkan gue gak ada tugas lembur, sama dia malah dikasih kerjaan tambahan mana banyak banget."

"Terus semalam Orangtua gue jodohin gue sama Anaknya temen Ayah."

Hampir saja Herin tersedak air, ia menatap Yuna dengan wajah terkejut.

The Story Of Yuna's contract with the CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang