━━━━━━━━━━━━━━━━━
𝗫𝗢𝗗𝗜𝗔𝗖, 𝗠𝗬 𝗦𝗘𝗖𝗢𝗡𝗗 𝗛𝗢𝗠𝗘
━━━━━━━━━━━━━━━━━"Kembalikan mainanku Jayan" Ucap anak laki-laki yang berumur 5 tahun dengan menunjukkan wajah cemberutnya.
Anak yang dipanggilnya Jayan hanya menatap dirinya bingung "Maksud kamu apa Geyan?"
"Kamu ambil mainannya aku" Ucapnya cemberut dengan menyilangkan tangannya didepan dada.
Jayan masih kebingungan dengan apa yang diomongin sama Geyan, Geyan langsung menghentakkan kakinya dan membentak Jayan "Kamu ambil mainan robot itu dari aku! Jayan bodoh!"
"Eh kamu jangan ngomong kotor, nanti kamu dapat dosa" Panik Jayan mendengar Geyan mengumpat. "Aku ngga ada ambil mainan kamu" lanjutnya menggelengkan kepalanya.
"Kemarin mainan aku ketinggalan disini, kata yang lain kamu ambil mainan aku" Ucapnya kesal.
"Engga Geyan, Jayan kemarin benerin mainan robotnya Geyan, kemarin tangannya copot" Jelas Jayan.
Air mata Geyan mengalir, kemudian membentak Jayan "Kamu rusakin mainan aku!?" kemudian dia terisak "Aku aduin kamu sama Mama!"
Geyan berlari menuju Orang Tuanya dan Bibi panti asuhan, dia menangis dan mengadu Jayan merusakkan dan menghilangkan mainannya.
Jayan yang berlari mengejar Geyan untuk menjelaskan apa yang terjadi hanya terdiam melihat Geyan menangis dipeluk Mamanya.
Bibi menatap tajam kearah Jayan dan menarik Jayan keruangan Bibi, kemudian pintu dikunci dari luar.
"Maaf ya, Jayan memang anak nakal" Jelas Bibi dengan raut cemas.
"Gapapa bi, namanya juga anak-anak" Jawab Mama Geyan dengan lemah lembut.
Setelah itu, Geyan memilih untuk berkeliling melampiaskan rasa Bosannya. Dia kemudian duduk didekat rak. Geyan yang sepertinya ingin tahu apa isi rak itu dan berharap ada mainan agar rasa bosannya pergi.
Dia membuka rak itu dan menemukan mainannya yang sempat dia tangisi, dia melihat begitu banyak lakban yang tertempel dilengan robotnya. Kemudian dia melihat satu gambar dirak tersebut dan mengambilnya.
Geyan melihat gambar tersebut. Dia ingat, bahwa dia menggambar ini bersama Jayan ketika pertama kali bertemu Jayan yang sedang menggambar sendirian.
Rasa bersalah muncul dibenaknya, Geyan langsung berlari mencari keberadaan Jayan. Ia hendak bertanya kepada Bibi dan menuju keruangannya.
Ketika didepan pintu, dia mendengar sesuatu yang tidak menyenangkan. Rasa ketakutan dan cemas muncul begitu saja.
Geyan mendengar Jayan berteriak dan terisak menangis sambil berkata "Maaf, Jayan gak ngulangin lagi" terus-terusan, terdengar suara Bibi yang marah dan menyeramkan bagi
Geyan.Geyan kemudian berlari menuju Orang tuanya dan ingin cepat-cepat pulang kerumah. Setelah itu, Geyan tak pernah lagi muncul didepan Jayan, Geyan takut Jayan akan marah kepadanya habis-habisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Xodiac, My Second Home.
Fanfiction[[On-Going]] Jika egois dan hanya memikirkan diri sendiri, kita akan runtuh. Jadi kumohon, tetaplah menjadi pribadi yang hangat bagi kita semua. ⚠ . NO SHIP ⚠ . Non-Formal ⚠ . Toxic