8

572 64 17
                                    

━━━━━━━━━━━━━━━━━
𝗫𝗢𝗗𝗜𝗔𝗖, 𝗠𝗬 𝗦𝗘𝗖𝗢𝗡𝗗 𝗛𝗢𝗠𝗘
━━━━━━━━━━━━━━━━━

"Dia beneran ngalamin itu?" Kaget Lex yang mendengar cerita Zayyan.

"Iya, gue mohon jangan kasi tau siapa-siapa" Ucap Zayyan memohon.

Zayyan terpaksa menceritakan hal ini setelah melihat wajah Lex yang benar-benar khawatir. Ia berharap Lex akan membantunya untuk menolong Hyunsik.

Mendengar permohonan Zayyan, Lex mengangguk. Ia sedang berpikir bagaimana caranya membantu Hyunsik.

"Tapi kenapa Hyunsik ga ceritain ini ke kita-kita?" Bingung Lex.

"Dia gamau terbongkar ke orang-orang yang dia percaya, ada Overthinking tersendiri" Jawab Zayyan sendu.

"Dia ga percaya ke kita ya?" Ucap Lex menunduk.

"Nggak! Dia percaya sama kita" Bantah Zayyan.

"Tapi kenapa ga cerita? Padahal ada kita disini" Balas Lex.

"Lex" Ucap Zayyan dan menyentuh pundak Lex "Ga semuanya bisa kita ceritain gitu aja"

Lex terdiam, Ia menatap Zayyan "Kita bantu Hyunsik, gue bakalan cari tau siapa yang nyebar"

"Hyunsik bilang sih anak Smansa yang nyebar" Jawab Zayyan.

"Gue ada kenalan di Smansa. Tunggu, gue ajak ketemuan sama kita nanti sepulang sekolah" Jawab Lex serius dan ia mengotak-atis Gawainya kemudian memberi pesan kepada kenalannya itu.

'Gue harap cepat selesai'  Batin Zayyan penuh harap.

.

Di Sore hari yang cerah dan panas yang terik, serta burung-burung yang seperti biasa berkicau ribut. Zayyan dan Lex kini telah berada di Cafe, menunggu sosok yang mereka harap bisa memberi informasi.

Pintu Cafe terbuka, Matanya gencar mencari keberadaan Lex. Lex melihatnya dan mengangkat tangan kanannya kepada dirinya.

Ia mendekati Lex dan Zayyan dan duduk didekat mereka.

"Kenapa manggil gue?" Tanyanya.

"Gue mau minta bantu, Bryan" Ucap Lex menatap intens kepada Bryan.

"Tumben lo minta bantu? Biasanya juga engga, butuh gue juga ya akhirnya?" Jawab Bryan sedikit rese.

"Gausah nyebelin dah" Kesal Lex.

"Haha, yaudah. Lo mau minta bantu apa?" Tanya Bryan kepada Lex.

"Temen gue ada sesuatu masalah dan anak sekolah lo ada yang nyebar sesuatu, gue mau minta bantu cari orangnya atau cari informasinya aja" Jelas Lex.

"Jelasin dulu ke gue, masalah apa?" Tanya Bryan kembali.

"Ini sensitif, intinya sebar foto, udah itu aja" Jawab Zayyan menatap Bryan, dan Bryan kembali menatapnya.

"Lo siapa?" Tanya Bryan kepada Zayyan.

"Ga liat nametag gue?" Jawab Zayyan dan kembali bertanya, ia sedikit kesal.

Bryan melihat nametag Zayyan dan mengejanya "Oh, Zayyan bestienya Gean ya?"

Zayyan berdiri menggebrak meja "BESTIE?!" Tanyanya dengan teriak. Ia kemudian melihat sekeliling dan kembali duduk dengan canggung, ia berdehem.

"Ee, iya bestienya Gean" Jawab Bryan bingung.

"Gue bukan bestienya, mau sampe gua mati pun gua ogah jadi bestie itu mahkluk" Kesal Zayyan.

"Owalah bukan ya ternyata, soalnya dia kadang cerita sama gua sih tentang lo" Ucap Bryan menggaruk tekuknya tak gatal.

"Apa aja?" Tanya Zayyan penasaran.

"Woi, kenapa malah bahas lain?" Kesal Lex kemudian menghela nafas panjang menahan amarah.

"Hehe iya ya" Jawab Zayyan cengengesan.

Bryan kembali mengingat-ingat, sepertinya ia pernah mendengar perihal foto tersebar disekolahnya.

"Oh! Gue ada denger sih, ini baru denger aja ya dari temen gue. Katanya ada seangkatan gua yang nyebar foto, gue belum pernah liat, tapi intinya ada yang ngeringis pas liat fotonya, ada juga yang ketawa" Jelas Bryan.

Zayyan terbelalak "Lo pernah denger fotonya tentang apa?" Tanyanya.

"Ada sih, waktu itu pas nongkrong pada ngebahas foto itu. Ada anak laki-laki pake pakaian SMP yang punggungnya digesek-gesek pake batu bata, lalu—" Ucap Bryan terpotong.

"Gausah dilanjutin" Ucap Lex dengan wajah sendu.

Bryan terdiam sejenak melihat kedua ekspresi itu "Itu yang pengen lo pada cari informasinya?" dan diangguki oleh Zayyan.

Bryan kini tengah berpikir keras, lebih baik permintaan ini ia tolak atau ia terima?

"Gue bakalan cuciin sepatu lo selama sebulan" Jawab Lex dengan wajah datarnya dan diangguki oleh Bryan dengan semangat.

"Oke, kalian bener-bener minta bantuan sama orang yang dapat diandalin 100%" Ucap Bryan dengan bangga.

"Idih" Jawab Zayyan kepada Bryan dengan tatapan jijik.

Bryan cengengesan dan tersenyum 'Ini ya Adek lo Gean? Ga jauh dari abangnya'

.

TBC
Bener-bener udah berkarat ini booknya, maaf sibuk authornya, tapi author masih usahain up.
Jangan lupa voting dan komennya ya!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Xodiac, My Second Home. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang