Maaf banget baru bisa update hari ini. Setelah sekian lama menghilang..
Tapi masih pada setia sama cerita author yang satu ini kan?? Hehehe
Enjoy reading guys! ^_^****
SAMMY POV
Setelah telpon dari Vicky kemaren malem entah kenapa aku jadi demam tinggi. Padahal jendela kamar yang mengarah keluar sama sekali gak terbuka. Aku pun pake selimut pas tidur.
Aku terus kepikiran permintaan Vicky nyampe aku mimpi aneh kayaknya.
Aku pastinya akan nolak permintaan Vicky itu. Aku belum cukup umur buat pacaran. Lagi pula, aku punya komitmen kalo aku gak akan punya pacar dulu sampe aku selesai sekolah tinggi nanti. Pacaran gak pernah ada dalam pikiran aku. Walaupun karena hal itu aku gak akan dapet informasi soal Ariana. Gimana pun caranya aku pasti dapet informasi soal Ariana.
"Sammy...!" teriak ayah dari bawah. "Ayah punya kejutan buat kamu!"
Aku mendengus, merapatkan selimut hingga menutupi kepalaku.
"Yo Sammy, wake up yo!" Jasper sok-sok ngerap, masuk ke kamarku.
Detik berikutnya aku ngerasain selimut aku ditarik hingga kepalaku terlihat.
"Ah, ayah...!" protesku ketika melihat wajah ayah yang tersenyum lebar di pinggir kasurku.
"Hai, Sammy! Anak ayah yang tomboy." Ayah memainkan rambutku. "Lihat apa yang ayah bawa..." Tangannya mengambil sesuatu di balik tubuhnya. "Tadaaaaa...!"
Sebuah topi dengan tulisan NY disodorkan ayah padaku. Sontak aku berteriak kegirangan, bangun dari tidur pura-puraku. Ayah terlihat senang melihat ekspresiku, beda dengan Jasper yang segera menutup telinganya.
"Jasper juga bawa kejutan buat kamu, Sam." Jasper mengarahkan tangannya ke arah pintu yang terbuka.
"Hai, Sam!" sapa Vicky tersenyum, membawakanku bunga.
"Dia ngapain di sini, Jazz?"
Jasper memandangku cepat.
"Bukannya seneng ya dijengukin sahabat sendiri?"
"Tapi aku lagi gak pengen ketemu dia, Jazz!"
"Kenapa? Lagi berantem?"
"Bukan itu!"
Ayah mengusap puncak kepalaku lalu mencium keningku.
"Ayah tinggal dulu ya sayang."
"Okay, I'm better off too." Jasper mengikuti jejak ayah, keluar dari kamarku.
"Don't leave me alone, Jasper!"
"You're not alone, Sammy!"
Ugh! Kakak nyebelin dasar!
Vicky masih dengan senyumnya, perlahan duduk di kursi yang biasa kupakai untuk belajar. Aku memandangnya diam, tidak mengucapkan apapun.
"Gimana ke---"
"Kalo kamu ke sini buat nanyain jawaban aku," potongku cepat. "Jawabannya 'enggak bisa'. Sorry," lanjutku tanpa memandang matanya.
Vicky terkekeh pelan.
"Kita masih kecil, Vicky. Aku---"
"Kamu belum mau pacaran sampai kamu selesai sekolah tinggi kan?" Kali ini Vicky memotong perkataanku. "Kamu pikir aku serius kemarin minta gitu?" tanyanya, tertawa kecil.
"What?" Aku menolehkan kepala padanya.
"I'm joking, Sam. Sorry."
Aku mengerutkan kening.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl
Teen FictionSejak masuk sekolah SMP, aku udah dapet musuh yg gak jelas asal-usulnya. Terus tiba-tiba ada cowok baru yg isengin aku juga. Kenal juga enggak udah ngisengin aku.. _Sammy_ First time I meet her, I admire her spirit. When I know her further, there's...