5. Mimpi Buruk

231 40 23
                                    

Happy reading
.
.
.

"Gak!"

"Jangan lakuin hal bodoh itu!" Karamel mencoba mencegah seorang gadis yang ingin menjatuhkan dirinya sendiri di sebuah gedung terbangkalai.

"Gue mau akhiri hidup ini, gue udah rusak, Mel. Gue gak mau hidup lagi, gue capek!"  Sesil terus melangkah mundur perlahan sambil menodongkan pisau kearah Karamel.

"Gue mohon jangan lakuin itu, Sil! Kalo lo ada masalah cerita sama gue! Lo gak pernah nunjukin kesedihan lo selama ini. Apa gunanya gue dan Arkana sebagai sahabat lo?! Jangan buat gue gagal jadi sahabat, Sil."  Airmata sudah jatuh deras dari manik kelam milik Karamel. Tubuhnya bergetar hebat. Ia takut, sangat takut akan kehilangan sahabatnya.

"Gue mau akhiri hidup ini," Sesil mempercepat langkahnya.

"Makasih buat semuanya, Karamel. Gue titip Arkana sama lo."  Sebuah senyuman tulus mengembang di wajah Sesil sebelum akhirnya tubuh gadis itu benar-benar jatuh.

"SESIL!!"

Karamel terbangun dari tidurnya. Ternyata itu hanya mimpi buruk, sangat buruk! Mimpi yang mengingatkan Karamel tentang kejadian yang telah merenggut nyawa sahabatnya tepat di depan matanya, dan selalu mengingatkannya akan trauma masa lalu.

Sesilia Adiya Smith, gadis periang sahabat Karamel dan Arkana. Ia merupakan putri seorang Andro Smith salah satu pengusaha besar di kota metropolitan ini. Sesil memiliki sifat periang, sangat baik, ceria dan mampu membuat orang-orang disekitarnya ikut merasakan aura positif jika melihat senyuman manis gadis itu.

Arkana, Karamel dan Sesil sudah bersahabat sejak sekolah di taman kanak-kanak. Hubungan ketiganya sangat erat. Selalu menghabiskan waktu bersama. Mereka bermain sampai lupa waktu, mulai dari pagi di sekolah hingga petang. Mereka akan bertengkar karena sesuatu yang sepele lalu mereka akan bermain kembali seperti tidak ada kejadian.

Mereka lebih sering bermain di rumah pohon yang dibuat khusus di belakang rumah Karamel. Rumah pohon itu sekarang sudah rusak dan kotor karena sudah lama tidak diperhatikan.

Semuanya baik-baik saja, tidak ada masalah sampai Arkana menginjak usia 13 tahun, Karamel dan Sesil usia 12 tahun lebih. Terhitung persahabatan mereka sudah hampir sembilan tahun saat itu.

Sampai di satu sore dimana Sesil meminta Karamel dan Arkana untuk menemuinya di sebuah gedung pasar terbangkalai yang terletak di tengah-tengah kota.

Flashback

Karamel yang mengenakan sweater berwarna broken white dengan celana kulot jeans berjalan tergesa-gesa menaiki anak tangga menuju lantai tiga gedung pasar terbangkalai itu.

Sampailah di lantai tiga gedung tersebut. Karamel melihat seorang gadis yang menghadap ke arah luar, membelakanginya. Walaupun tidak melihat ke arahnya, Karamel yakin bahwa gadis itu adalah Sesil, sahabatnya.

Karamel melangkah kakinya perlahan.

"Sesil?"

Akhirnya Sesil menoleh ke arah Karamel. Matanya merah dan sembab, sepertinya ia habis menangis dalam waktu yang cukup lama.

Sesil berjalan perlahan mendekati Karamel.

"Arka mana?"

ARKARA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang