9. Kapten Basket

205 13 1
                                    


Ternyata benar, ada orang yang jika sudah jatuh cinta dia bisa menjadi sangat bodoh

.

Happy Reading
.
.
.

"Gue tidurnya gimana dong kalo nggak pake selimut?" tanya Karamel nanar.

Udara dirumah ini cukup dingin, apalagi jika tengah malam, pasti akan lebih dingin lagi. Membayangkannya saja sudah menbuat Karamel merinding.

"Lo pikirin aja sendiri." jawab Arkana tak acuh.

Drrt... Drrt... Drrtt...

Dering ponsel Arkana yang tergeletak di sampingnya mengalihkan atensi mereka. Arkana langsung mengangkat panggilan itu, menempelkan ponsel itu ke telinganya.

Karamel masih setia di posisinya. Ia penasaran siapa yang menelepon suaminya malam-malam begini.

"Halo, sayang." Karamel langsung mencengut kecewa mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Arkana. Karamel bukan anak kecil yang tidak tahu telpon itu dari siapa.

"Maaf tadi siang aku sibuk. Besok aku beliin, ya, sayang."

"Iya, aku tutup telpon nya, ya. Selamat malam, tidur yang nyenyak, ya." Karamel dapat melihat senyuman di wajah Arkana. Reflek Karamel juga ikut tersenyum. Tersenyum miris.

Kaki Karamel mengayun gontai, pandangannya tertunduk ke bawah. Tubuhnya sangat lelah, hatinya juga sama lelahnya. Sudah cukup untuk hari ini ia menghadapi dunia yang kejam, ia memilih untuk beristirahat saja sekarang.

Setiba-nya dikamar yang masih terasa asing itu, Karamel merebahkan tubuhnya di sofa yang terletak tidak jauh dari ranjang Arkana. Sesuatu yang hangat mengaliri pipi gadis cantik itu sebelum matanya terpejam sempurna.

***

Dedaunan dan rerumputan basah akibat tetesan air embun yang disebarkan oleh hembusan angin malam. Ayam jantan berkokok saling sahut-menyahut. Kemudian matahari mulai menunjukkan eksistensinya menandakan bahwa hari sudah berganti.

"Hoam...." Karamel menguap kala terbangun dari tidurnya. Gadis itu berusaha bangkit, hendak melakukan rutinitas paginya.

"Akh! Badan gue sakit semua!" jeritan gadis itu membuat Arkana menggeliat. Arkana nampak mulai terusik dari tidur nyenyaknya.

Pantas saja tidur gadis itu tidak nyenyak tadi malam, ia tidak bisa bergerak luwes di sofa sempit itu. Berulang kali ia terjatuh dan kembali bangun semalam. Ditambah dingin malam yang menusuk kulit, nyamuk yang tanpa izin menyedot darahnya. Huh! Sungguh menyiksa.

Karamel memegangi bagian tubuhnya yang terasa pegal dan ngilu.

Mata gadis itu menyipit melirik Arkana dengan ekor matanya. "Lo nggak pasang obat nyamuk semalem, ya, Ka?"

"Nggak." sahut cowok itu dengan suara khas orang bangun tidur, matanya masih terpejam.

"Kok nggak dipasang sih? Lo sengaja ya, ga---"

"Brisik! Harusnya lo bersyukur gue bolehin tidur disini. Gak usah banyak bacot!" sentak cowok itu sambil mengangkat sedikit kepalanya menghadap Karamel sebentar kemudian merebahkannya lagi.

ARKARA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang