Lalu hati dan pikiran ini berseteru tentang bolehkah aku menaruh rasa cemburu padamu yang bukan milikku
-Karamel Anastasia
***
Karamel dan Bito tiba disekolah lima menit sebelum bel masuk berbunyi. Kedatangan mereka yang berbarengan menjadi perhatian murid lain. Karamel memilih turun duluan di gerbang sekolah, menolak ajakan Bito untuk menemaninya sampai kelas.
"Makasih, Bito. Gue duluan ke kelas, ya."
Bito merespon dengan senyuman simpul. Tangannya terangkat di udara, melambai singkat kepada Karamel sebelum kembali melajukan motornya menuju parkiran.
Tiinnt!
Karamel terlonjak kaget. Sebuah mobil tiba-tiba datang dan mengklakson dari arah belakang. Reflek Karamel beranjak ke pinggir, membiarkan mobil itu melewatinya. Itu adalah mobil Arkana.
"Eh, hai Karamel." sapa Tania di balik kaca mobil setengah terbuka itu membuat Karamel mendelik saat itu juga. Sok manis sekali!
Karamel sudah biasa melihat mereka, meskipun itu terasa menyakitkan dan rasa tidak ikhlas menjalar dari hati.
"Berangkat bareng Bito ya, Mel? Bagus dong kalo gitu." Tania berucap dengan nada sok asik dan sok dekat.
Karamel tak menjawab, ia memilih untuk berpaling ke arah lain. Ia tahu bahwa Tania mempunyai niat lain.
Karamel sempat melihat Arkana yang duduk di bagian kemudi sebelum mobil itu berlalu. Warna muka cowok itu sedikit gusar dan kusut. Seperti yang lagi banyak masalah aja.
Sudahlah, Karamel tidak mau ambil pusing, ia segera melanjutkan perjalanannya.
Saat memasuki ruang kelas netranya tidak melihat Prita disana. Prita tidak pernah telat, ia bahkan datang paling cepat dari temannya. Biasanya gadis itu sudah duduk di bangkunya sebelum Karamel datang sambil mengotak-atik gawainya.
Karamel menyampirkan tas ranselnya di bangku seraya mengambil ponselnya. Ia mendekatkan benda gepeng itu ke telinganya.
"Halo, Prit."
"Halo, Mel. Kenapa dah pagi-pagi begini lo nelpon gue? Kena hasutan mbak kunti pacarnya mas poci lo?" Nada diseberang sana terdengar cempreng.
Karamel spontan menjauhkan ponselnya. "Buset, suuzdon aja lo sama gue."
"Ya gue cuma heran aja. Nggak biasanya lo telpon gue, apalagi pagi begini."
"Hari ini lo nggak sekolah Prit?"
"Nggak. Gue lagi sakit." suara Prita terdengar malas tak berminat.
"Ntar pulang sekolah gue kerumah lo ya."
Sambungan telpon itu terputus saat seorang guru memasuki ruang kelas.
***
Bel istirahat pertama baru saja dibunyikan. Murid-murid sangat antusias menyambut kebebasan yang sudah ditunggu-tunggu sedari tadi. Sebagian besar dari mereka memilih untuk mengisi perut yang keroncongan di kantin. Dikelasnya, Karamel duduk sendirian, penglihatannya terfokus pada novel yang ia pegang. Sementara teman kelasnya sudah berhamburan keluar mencari udara segar.
Keberadaan seseorang yang tiba-tiba duduk disebelahnya mengganggu konsentrasinya.
"Ada hubungan apa lo sama Bito?" tanya Arkana dingin, terdengar seperti mengintimidasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKARA [On Going]
Teen FictionKaramel harus dijodohkan dengan Arkana yang sangat membenci dirinya. Arkana Pramuja Dinarta dulunya adalah sahabat Karamel Anastasia diwaktu kecil, namun karena sebuah peristiwa tragis lima tahun lalu yang telah menyebabkan Karamel difitnah dan dibe...