Happy reading ~
•
•
•Keesokannya, Kalka bangun di pagi hari karena mengidam ingin memeluk Aksa selama 10 menit di halaman belakang, tidak kurang tidak lebih.
Karena semalam dirinya tidur bersama Layla, Kalka berjalan menuju kamarnya dan melihat Aksa yang sudah selesai mandi dan tengah berpakaian.
Sebenarnya, Kalka masih merasa sakit hati atas perlakuan suaminya kemarin, namun ia segera menepisnya karena bayinya benar-benar rewel ingin dekat dengan ayahnya.
Mendengar suara daun pintu yang terbuka, Aksa memalingkan wajahnya ke belakang untuk menengok si pelaku, yang ternyata istrinya sendiri.
Kalka semakin mendekat hingga tepat berada di depan Aksa. Ia sedikit mendengus ketika melihat kancing kemeja sang suami yang sedikit tak beraturan dan mengulurkan tangannya untuk segera memperbaiki biji kancing tersebut.
"Cuma ke warung aja ngapain harus pake kemeja? Emang gak ada baju lain?" Tanya Kalka.
"Baju-bajuku kan masih belum kering pas kamu cuci kemarin sore" jawab Aksa acuh tak acuh.
"Yaudah sih gak usah cuek-cuek juga jawabnya, biasa aja!! Dedek bayi mau pelvk ayahnya selama 10 menit katanya"
Aksa sedikit tercenung mendengar pengakuan istrinya itu.
"Sekarang?"
"Iya, di halaman belakang tapi"
Aksa menyetujui permintaan Kalka tanpa menolak sedikitpun. Setelah keduanya berada di halaman belakang rumah. Kalka segera memeluk pemuda tinggi yang berstatus sebagai suaminya tersebut.
Aksa tak bereaksi apapun bahkan tidak berniat untuk memeluk balik istrinya. Kalka yang merasakan kejanggalan tersebut langsung mendongak menatap wajahnya bingung.
"Kenapa? Kenapa mas diam aja? Kenapa gak dekap balik aku? Apa mas serius soal perkataan mas kemarin? Mas... Aku istri kamu, kenapa mas setega itu?"
Kalka sudah bersiap untuk kembali menjatuhkan air matanya. Namun..
"Aku gak suka orang cengeng"
Hal itu tidak jadi karena perkataan menohok yang terlontar dari mulut sang suami.
Belum juga ada 5 menit, kedua lengan Kalka yang melingkar di pinggang Aksa seketika melemah dan terlepas begitu saja.
Dengan air mata yang sudah tumpah ruah di wajahnya, Kalka memukul dada Aksa dengan tanpa tenaga dan segera berlari masuk kedalam rumah.
"KAK LAYLAAA"
Layla yang masih terlelap di kasurnya seketika bangun mendengar teriakan Kalka yang menggelegar, diikuti si empu suara yang langsung membanting diri tepat di sampingnya. Layla mengusap iler yang hampir terjatuh di sudut bibirnya kemudian bertanya pada pemuda itu.
"Ada apa Kalka?" Tanyanya dengan suara serak serta nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul.
"Pokoknya aku gak mau ngelahirin anak ini !! Mas Aksa berubah, dia gak sayang lagi sama aku dan anak kita !! Dia benar-benar berubah kak.. aku benci !!"
Layla sedikit menghela nafasnya lalu mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Kalka.
"Kamu gak boleh ngomong gitu Kalka... Siapa tau Aksa cuma sedang lelah, makanya dia jadi sedikit emosian akhir-akhir ini"
"Enggak ! Sebelum ini, mau selelah apapun... Mas gak pernah ngomong sekasar dan sedingin itu sama aku kak. Aku yakin, pasti ada sesuatu yang mas sembunyiin dari aku, gak mungkin tiba-tiba dia jadi berubah kaya gini. Apa mungkin.. mas Aksa selingkuh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa, Gue Hamil!! |END
Romance[PROSES REVISI] "Tanggung jawab lo cowok miskin!!" - Kalka "B-baik, kamu tenang ya? Saya bakal tanggung jawab" - Aksa #bl #mpreg Note: isi dari cerita ini adalah 50:50, karena ada sedikit plot twist. Konfliknya juga seringan kapas. THIS IS MY FIRST...