18

29.4K 2.3K 381
                                    

Happy reading ~



Hari ini ada rapat kolega antar perusahaan-perusahaan besar yang bekerjasama.

Pertemuan kali ini bertempat di salah satu perusahaan milik kolega ayah Kalka.

Saat hendak mendudukkan dirinya di salah satu kursi yang kosong, ia menghentikan kegiatannya sejenak kala melihat seseorang yang duduk disampingnya adalah Randy.

"Permisi, boleh saya mengganti tempat duduk ?" Tanya ayah Kalka pada pemilik tempat pertemuan tersebut.

"Ah.. maaf sekali pak Arga, hanya itu satu-satunya kursi yang kosong. Lagipula... Pemilik instansi kecil seperti anda harus bersyukur, karena masih di beri kesempatan untuk mengikuti pertemuan ini.." jawab pria paruh baya berkumis tebal itu dengan nada menyindir.

Ya.. berita mengenai beberapa perusahaan yang mencabut investasi mereka terhadap perusahaan ayah Kalka sudah menyebar di telinga para kolega lainnya.

Hal itulah yang menyebabkan perusahaan ayah Kalka mengalami kerugian yang sangat besar dan harus memberhentikan puluhan karyawannya karena tak sanggup menggaji mereka.

Sang biang kerok, ayah Aksa, hanya duduk diam seraya memainkan bolpennya tanpa mempedulikan interaksi kedua pria itu.

Ayah Kalka kehilangan muka, ia merasa sangat di rendahkan oleh pria tua tersebut.

Ia mengepalkan kedua tangannya dan berusaha tersenyum, lalu menarik pelan kursi disamping ayah Aksa untuk segera duduk.

Sepanjang jalannya rapat, Arga hanya terdiam dan lebih banyak menundukkan kepalanya.

Karena selama itu pula, tak ada satupun pertanyaan yang ditujukan padanya.

Ia merasa sudah seperti hiasan meja yang tak dianggap.

Apa tujuan mereka mengundangnya hanya untuk menjatuhkan harga dirinya seperti ini ?

Saat pertemuan telah selesai, ruangan tersebut mulai di kosongkan satu-persatu.

Randy hendak berdiri dari duduknya, namun ia melihat ayah Kalka yang masih terduduk sambil menunduk.

Randy juga baru sadar, saat berjabat tangan tadi, tak ada satupun orang yang mengajak ayah Kalka untuk berjabat tangan.

"Anda harus bersikap sopan, tuan rumah sudah tidak ada disini, maka anda juga harus keluar.." ujar Randy.

Arga sedikit terkekeh sumbang dan mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk.

Ia beralih menatap Randy dengan pandangan acuh tak acuh.

"Berhenti ajari saya tentang sopan santun, tahu apa anda tentang semua itu.."

Randy menghela nafasnya dan kembali berujar membela diri.

"Ingat pak Arga, saya tidak mungkin seperti ini jika anda tidak keras kepala dan mau mengalah.."

"Sampai kapan ? Sampai kapan saya harus mengalah untuk semua orang ? Hah !?"

"Apa... Anda sedendam itu pada saya ?" Randy balik bertanya.

"Ya... Sampai kapanpun.."

Arga segera berdiri dari duduknya dan berjalan keluar ruangan tanpa mempedulikan Randy yang terus menatap punggungnya hingga menghilang di balik pintu.

°
°

Kalka dan ibunya sedang berada di kamar Kalka. Ibu Kalka mengelus lembut kepala Kalka dan mulai bercerita.

Aksa, Gue Hamil!! |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang