21

27.3K 2.2K 71
                                    

Happy reading ~



Pukul 7 pagi

Arga, Kalka, dan Aksa tengah sarapan bersama dengan keadaan hening, hanya terdengar bunyi sendok dan piring yang bersentuhan satu sama lain.

Tak lama kemudian, Arga menyelesaikan makanannya dan hendak berangkat ke kantor.

"Jika orang itu sudah bangun, tolong suruh dia cepat pergi.." ujar Arga sebelum bangkit dari tempat duduknya.

Saat hendak berjalan keluar, ia menghentikan langkahnya dan kembali bersuara.

"Aku mungkin saja bisa memaafkan kamu, tapi tidak untuk ayahmu"

Setelah mengatakan hal itu dengan tegas, Arga segera beranjak dari sana.

Kalka menoleh pada Aksa yang tengah menunduk dan memegang tangannya.

"Papa hanya butuh waktu untuk berdamai dengan masa lalunya.."

Aksa mendongak dan mengangguk mendengar perkataan istrinya sambil tersenyum lembut.

"Hari ini jadwal check up ke dokter.." beritahu Kalka.

"Iyakah ? Mas antar ya ?"

Kalka mengangguk antusias dan segera memeluk pemuda tinggi itu.

°
°

Randy membuka matanya lalu melihat ke sekeliling ruangan yang bukan miliknya itu.

Kemudian bangun dari tidurnya dengan tubuh sedikit lemas sambil memegang kepalanya yang masih terasa pusing.

Ia menoleh pada nakas di samping tempat tidur dan melihat nampan yang berisi semangkuk bubur, sup ayam, segelas air putih, dan beberapa potongan buah apel dan strawberry di piring kecil.

Pria dengan perawakan berwibawa serta rahang tegas itu merogoh ponsel di saku celana kainnya dan mengirim pesan pada sekretarisnya untuk mengurus pekerjaan kantornya selama lima hari ke depan.

Tentu saja ia tidak akan masuk kantor guna memulihkan keadaan wajahnya yang tengah babak belur itu.

Randy kembali mengotak-atik layar pipih tersebut untuk menelepon Aksa.

'papa..?'

"Udah sarapan kamu ?"

'udah pa, tadi bareng kalka dan papa Arga'

"Sarapan apa ?"

'nasi goreng yang dibuat pelayan rumah tadi'

"Terus sup ayam sama bubur ?"

'kata Kalka itu dibuat sama papa Arga tadi'

"Yasudah papa tutup"

Randy segera memutuskan sambungan teleponnya dan kembali menatap nampan berisi makanan itu.

Ia menggigit pipi bagian dalamnya agar tidak menyengir lebar, karena luka sobek di bibirnya yang masih baru akan berdarah jika ia sampai melebarkan mulutnya.

Randy sejenak menenangkan letupan-letupan bahagia di dadanya, kemudian mulai memakan dengan antusias makanan yang ternyata dimasak oleh Arga.

Beberapa menit kemudian Randy selesai dengan sarapannya.

Karena wajah dan perutnya masih terasa sedikit nyut-nyutan, ia belum berniat untuk segera meninggalkan rumah Arga karena ingin bersantai lebih lama lagi.

Tiga puluh menit ia habiskan untuk memainkan ponselnya sambil melihat data perusahaan yang dikirimkan oleh sang sekretaris, akhirnya pria itu pun merasa bosan dan memutuskan untuk melihat-lihat isi kamar luas yang didominasi cat berwarna putih gading dan abu-abu tersebut.

Aksa, Gue Hamil!! |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang