𝖻𝖾 𝗁𝗎𝗆𝖺𝗇 𝖺𝗇𝖽(𝗈𝗋) 𝖽𝗂𝖾.
ᝰ.━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
"Palang besi ini mungkin cocok di pasang pada kaca, jadi tidak akan mudah untuk diterobos monster," seorang pria tua diatas kursi rodanya tengah menganalisa apa-apa yang bisa di lakukan nya untuk memperkuat sebuah mobil. Du-sik menyorot mobil itu dengan senternya, soalnya tempat itu lumayan minus cahaya.
"Anda bisa pakai kerangka besi lain untuk bagian depan mobil," sebuah suara menginterupsi. "Kupikir memasangnya dengan las bukan ide buruk," y/n melanjutkan omongannya sambil mengisap batang tembakau dalam-dalam sebelum membuang dan menginjaknya.
"Oh? Park y/n?" Du-sik mengarahkan senternya pada y/n disana, gadis itu terlihat tidak terganggu dengan cahaya ilahi dari senter yang menimpa wajahnya.
Du-sik kini mengangguk-angguk sehabis memutar saran y/n tadi di otaknya. "Kau bisa membantuku kalau mau," tawar Du-sik sambil kembali memasang sebuah baut dengan obengnya.
"Boleh?" Y/n terlihat seperti senang mendengar tawaran itu.
"Kenapa tidak?" Kata Du-sik, "dua lebih baik daripada satu." Tambah orang tua itu, mengikuti nada dari perkataan JaeHoon dulu.
Y/n tersenyum mendengarnya, dia lantas bergerak untuk membantu paman satu itu memotong sejumlah besi. Membentuknya dan lalu menyambung besi-besi itu dengan badan mobil.
"Apa menurutmu bagian pengemudi juga?" Du-sik bertanya disela-sela kerja mereka.
"Kurasa untuk bagian jendela dan kaca depan kursi pengemudi juga harus diperkuat," ujar y/n.
"Kau benar," Du-sik menggerakkan kursi rodanya ke tumpukan rongsokan.
"Menurut ku itu bagus," y/n menunjuk satu palang besi besar berwarna biru.
ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـﮩ٨ـﮩﮩ٨ـﮩ٨ـﮩﮩ٨ـﮩ٨ﮩﮩ٨ـ
Y/n baru saja kembali dari basemen saat dilihatnya beberapa penghuni sedang berkumpul di Daycare milik Mrs. Cha, Eun-hyuk kelihatannya akan membocorkan rencana mereka untuk keluar mencari sumber daya.
Gadis muda itu kini berjalan untuk masuk ke Daycare dan mendengar penjelasan rencana itu walau sebenarnya sudah tau jelas rencana itu sendiri karena y/n, Eun-hyuk dan Du-sik 'lah yang merancangnya.
"Y/n," ditengah pertemuan itu Eun-hyuk menyebut nama y/n lalu di lanjutkan dengan menyebut nama satu pria lain, "dan Sangwook." Seorang pria dengan tampilan garang yang duduk di pojok sana.
"Aku ingin kalian menjadi penjaga persediaan kita yang tersisa," pinta pria berkacamata itu, "aku tau kalian bisa."
Y/n memandang Sangwook yang juga memandangnya lewat sudut mata, gadis itu mengangguk menyetujui. Sangwook tak memberi respon tapi juga tidak menolak, itu artinya dia menyanggupi permintaan Eun-hyuk.
Disebutkan juga bahwa, penghuni yang dapat keluar untuk melaksanakan rencana hanya orang tangguh yang dapat mengatasi setiap situasi diluar nanti, semua orang tau bahwa penghuni yang dimaksud mungkin saja; Hyunsu dan Sangwook(walau secara harfiah, Sangwook bukan penghuni green house yang sebenarnya).
Kini y/n sedang mencatat dan menyusun beberapa bahan makanan untuk mengecek jadwal kadaluarsa, jikalau tanggalnya dekat maka harus segera digunakan agar tidak buang-buang persediaan.
Di sana juga ada Sangwook yang duduk di kursi kasir, JaeHoon pun ada. Dia tengah kesunyian itu tiba-tiba saja seorang pria muda bertubuh gempal dengan kacamata muncul.
"A-aku minta maaf atas tindakan ku," dia Kang Seung-wan menunduk didepan Sangwook. "Aku salah, maafkan aku." Katanya lagi. Dia membungkuk lalu pergi saat tidak menerima respon apapun dari Sangwook.
Dari balik rak makanan, JaeHoon tersenyum sambil berkata. "Kini tabiat mu semakin baik."
JaeHoon menatap ke sebuah gelas alkohol nya yang tidak terisi, lengannya yang tidak terluka terangkat untuk menuang bir dari botol hijau, tapi tangan y/n mendahuluinya. Gadis dengan senyuman khasnya itu baru saja duduk di kursi sebrang JaeHoon.
Lalu y/n menuangkan segelas pada JaeHoon, pria itu nampak terdiam sejenak sebelum meneguknya.
"Yah, Ahjussi, kau tidak mau gabung?" Y/n sedikit mendongak tuk menatap pria tampang preman itu. JaeHoon juga ikut menyembulkan kepalanya dan meminta Sangwook untuk duduk bersama mereka.
Kini tiga gelas kecil terletak di atas meja, sebagai orang paling muda disana, y/n menuangkan air alkohol tersebut ke masing-masing gelas dua pria didepannya.
Sangwook menatap gelas di depan y/n yang tak diisi gadis itu, y/n yang faham oleh tatapan Sangwook pun angkat bicara. "Oh? Aku tidak minum, aku masih di bawah umur."
Sontak perkataan y/n barusan membuat Sangwook mendengus mau tak mau, 'di bawah umur katanya.' isi hati Sangwook yang beberapa kali sering di begal rokok oleh y/n.
"Yah! Ahjussi, bisa kah aku, emm— meminta satu rokok mu?" Ucap y/n waktu mereka bertemu pertama kalinya di lift.
"Ahjussi, aku ingin berhutang sebatang lagi padamu hari ini!" Ini y/n lagi yang berpapasan dengan Sangwook di depan apartemen.
Ah, y/n yang kadang krisis asupan nikotin selalu meminta pada Sangwook saat bertemu, herannya mereka selalu berjumpa tiap kantong gadis itu tidak terisi kotak rokok. Lebih herannya lagi, kenapa Sangwook── yang sebenarnya tidak sebaik hati itu mau berbagi dengan gadis antah berantah.
"Y/n," JaeHoon pun bersuara, "aku ingat sering melihat mu merokok dengan Jisu di jalan menuju gedung."
"O-oh?" Y/n secara reflek memandang langit-langit, tak mau menatap dua pasang mata yang menatapnya intens. "Kalau soal bir 'kan beda." Dia mencoba membela diri.
"Kalau begitu, baiklah," JaeHoon menuang lagi bir nya ke gelas Sangwook dan gelas miliknya, lalu meminggirkan botol hijau itu jauh dari y/n.
Y/n melihat kedua, menghabiskan minuman itu. Lalu gadis SMA itu berkata. "JaeHoon, jika kita sempat, bagaimana kalau sekali saja ajari aku memakai itu?" Y/n menunjuk pedang JaeHoon dengan dagunya.
JaeHoon pun nampak berpikir sejenak sebelum menarik kedua sudut bibirnya, "tentu saja, aku akan mengajari mu setelah semua kericuhan ini selesai."
"Sungguh?"
JaeHoon menjawab dengan anggukan. Maka y/n menyodorkan jari kelingkingnya, "aku percaya kalau sebuah janji menjadi sah kalau menautkan jari kelingking."
JaeHoon tergeletak, tapi dia tetap mengikuti apa mau si y/n dengan mengaitkan kedua kelingking mereka.
Ketiga orang itu pun menghabiskan waktu dengan bercerita tentang berbagai hal; entah soal kegiatan mereka di kehidupan biasanya, teori aneh, percakapan soal apa yang harus mereka lakukan besok atau JaeHoon yang terkadang menyuruh mereka ke gereja. Walau sebenarnya yang bersuara hanya JaeHoon dan y/n, Sangwook hanya sesekali merespon saat Y/n atau JaeHoon menanyakan satu dua hal padanya.
Dari dinding green house yang tak tebal, terdengar melodi gitar yang terasa tenang.
That 'sweet home' song. []
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
𓆝 𓆟 𓆞 𓆝 𓆟
Akhh pengen cepet-cepet tamatin season 1 plisss, aku buat ni fanfic karena excited sama season 2 nyaa
Eun-hyuk×y/n nya libur duluuu^^
By the wayy, asiknya sama Eun-hyuk aja atau nge harem??
Sekalian nanya, y/n enaknya ditaroh dimana di s2?? Di stadion? Atau di dunia luar? Survive sendiri gitu abis ditinggal ayank:v
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐘𝐏𝐇𝐄𝐑 |𝘀𝘄𝗲𝗲𝘁𝗵𝗼𝗺𝗲
Fanfiction❝ 𝗞𝗮𝗿𝗺𝗮 𝗶𝘀 𝗻𝗼𝘁 𝘄𝗼𝗿𝗸𝗶𝗻𝗴, 𝗶 𝗻𝗲𝗲𝗱 𝗮 𝗴𝘂𝗻. ❞ SWEETHOME × READER Dunia telah hancur dan runtuh. Yang tersisihkan dari dunia hanyalah manusia yang sudah tidak punya apa-apa. Tapi entah sebagai pelita untuk umat manusia atau ju...