27

1.7K 164 21
                                    

𝖻𝖾 𝗁𝗎𝗆𝖺𝗇 𝖺𝗇𝖽(𝗈𝗋) 𝖽𝗂𝖾.
ᝰ.

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Kobaran api terlihat diujung sana dari pinggir sini, Ah-Yi menatap nyalanya yang semakin luar biasa merah begitu Cha Hyunsu melarikan diri tuk menyelamatkan ibunya. Gadis itu mematri langkah ketempat lain, pada rumah kecil yang berdiri di pinggir sungai, atapnya sudah tak kokoh seperti yang dulu dia ingat, mungkin karena keseringan diguyur badai.

Ah-Yi menangkap sebuah kursi kayu yang separuh berlumut, dulunya dia sering duduk disitu untuk menunggu seseorang datang, bersama dengan Cha Hyunsu yang menemaninya dalam diam.

Ah-Yi duduk di sana, merasakan sebuah perasaan aneh kala dia teringat pernah tertawa riang disana. Tapi itu hanya sekedar ingatan abadi, yang tidak akan pernah kembali.

Ah-Yi merasa matanya panas saat dia kembali menangis untuk kedua kalinya malam itu, namun dalam air matanya tidak ada kesal, sedih dan marah seperti sebelumnya. Hanya sebuah tangisan hampa atas rindu yang tama.

Seseorang pernah bilang padanya, "kesedihan selalu tumpah dengan air mata."

Tapi Ah-Yi merasa itu hanyalah sebuah kata penenang bagi dirinya yang merindukan ibunya, nyatanya, bukan hanya kesedihan yang dapat meluruhkan air mata.

Ah-Yi menahan segala sesuatu dalam dirinya yang meledak, mencoba untuk mengatasi diri sendiri. Disana hanya ada percikan air, bulan di angkasa yang selalu bertaburan bintangnya dan dirinya yang mencoba menata rasa.

***


Seojin beserta kawannya bergegas menuju gerbang utama saat mereka mendengar bahwasanya Sersan Kim mendapatkan sinyal atas Yongseok──tentara yang menghilang, atau bisa dibilang melarikan diri?

"Kudengar asal sinyalnya dari Bamseom," Serma Tak bicara, pada Younghoo dan Seokchan yang kelihatan habis berdebat.

Walau bingung atas tindakan tiba-tiba atasannya, Younghoo mengangguk. "Ya. Pak."

"Kau sungguh bisa sendiri?" Tanya Serma Tak padanya. "Bawalah beberapa anggota," usul pria itu. Dibelakang, Seojin dan dua kawannya menampakkan muka.

Dan usulan barusan memojokkan rasa heran Younghoo, "apa alasan bapak berubah pikiran?"

Serma Tak pun tanpa alasan menundukkan kepala begitu suara nyaring dokter Lee muncul, "tujuan kita sama, izinkan aku ikut denganmu."  Pria itu memakai setelan bak mau liburan, dengan santainya duduk ke atas mobil.

Serma Tak membisik pada Younghoo, "aku tak peduli apa yang kau pikirkan. Fokuslah untuk kembali dengan selamat. " Tekannya dalam suara.

"Aku ikut." Seojin muncul. "Yongseok itu bawahan dan temanku."

"Kau tetap tinggal." Pinta Younghoo.

"Yah, Kim Younghoo." Tegas Seojin. "Katamu kita semua keluarga. Mau pergi sendiri tanpa kami?"

"Yah. Siapa yang akan memimpin tentara kalau kita mati? Temanmu bukan hanya Yongseok. " Balas Younghoo tak kalah, "Seojin. Aku akan membawanya kembali." Maniknya tak lepas dari visual Seojin.

"Percayalah padaku."

"Aku percaya." Sanggah Seojin pelan, "kau lebih baik daripada ku dalam segala hal. Namun, aku merasa, aku juga harus ikut pergi, Aku tidak bisa duduk diam melihat kalian pergi. Izinkan aku ikut, Younghoo. Lagipula, jika terjadi sesuatu dan kalian gagal membawa Yongseok, aku tidak akan berguna." Seloroh pria itu panjang.

𝐂𝐘𝐏𝐇𝐄𝐑  |𝘀𝘄𝗲𝗲𝘁𝗵𝗼𝗺𝗲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang