𝖻𝖾 𝗁𝗎𝗆𝖺𝗇 𝖺𝗇𝖽(𝗈𝗋) 𝖽𝗂𝖾.
ᝰ.━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Eun-hyuk tidak suka berdialog, sama sekali tidak. Laki-laki itu lebih sering bertanya jika perlu atau memerintahkan jika gawat. Tapi sekali dengan gadis ini, Eun-hyuk tidak bisa diam saja. Banyak sekali kata yang keluar dari rongga tenggorokannya saat bersama atau berdua dengan gadis ini.
Park y/n. Nama itu sering memenuhi benaknya seperti zat cair dalam wadah. Menyebar, tak beraturan, penuh dan acak. Tidak bisa dihitung dengan jari, berapa kali nama itu muncul dalam sehari.
Untuk Eun-hyuk, kehadiran gadis itu bukan pilihan tapi sebuah kebutuhan. Gadis yang di labelinya lebih daripada cantik itu benar-benar memenuhi kepalanya. Apa yang sedang dilakukannya? Apa dia baik-baik saja? Dimana dia sekarang? Pertanyaan-pertanyaan seputar kabar, yang kalau di teliti lagi, semua itu terdengar seperti sebuah kalimat kekhawatiran.
Jadi saat Eun-hyuk dengar y/n mengalami luka parah dan sakit. Dia pun merasakan sakit juga, karena gadis yang paling dicintainya merasakan sakit.
Eunhyuk mungkin saja sudah tersihir senyum nya, yang terlalu bagus dan indah untuk dilewati, sebuah ukiran mahakarya yang tidak mungkin akan datang dilain waktu untuk Eunhyuk.
Gila 'kan, kedengarannya?
Sebuah perasaan mungkin memang harus di deskripsikan lewat 'kegilaan' supaya tersampaikan.
-
"Aw! Santai sedikit, Eun-hyuk!"
Pagi itu y/n mengaduh ketika tanpa sengaja Eun-hyuk menekan lukanya dengan keras.
Laki-laki yang duduk menghadapnya itu terkesiap, dia lantas berhenti me tab-tab 'kan salep ke atas luka pipi y/n. Lelaki itu mengucapkan kata maaf pelan. Y/n memerhatikan Eun-hyuk yang menurunkan tangan dari wajahnya, sudah selesai mengobati luka si gadis.
Eun-hyuk berdiri. "Makan dulu sarapan mu," katanya, "kau belum makan sejak kemarin 'kan?"
Tampak y/n meraih nampan berisi beberapa makanan dari Eun-hyuk, gadis itu baru mulai mengunyah nasi kepal saat seorang pria berambut gondrong memasuki ruangan dengan panik.
"Yah! Mata empat!" Serunya. Karena berlari tergesa-gesa membuat nafasnya tak karuan, pria itu menarik nafas panjang sekarang. "Tentara itu sudah sadar! Tapi, ada yang aneh dari dia!" Sambil mengisyaratkan Eun-hyuk tuk mengikutinya.
"Tentara?" Beo y/n.
Eun-hyuk beralih ke y/n, "setelah makan beberapa tidurlah, tubuhmu butuh istirahat untuk pulih." Habis melihat y/n mengangguk, Eunhyuk langsung bergegas keluar.
Beberapa saat kemudian tanpa aba-aba, suara sirine peringatan terdengar. Y/n menahan nafasnya, gadis itu mencoba berdiri tapi tempurung kakinya kembali sakit.
Jadi dia hanya bisa terjatuh kembali ke ranjang dengan mengerang kesakitan, "akhh!"
Y/n mencoba menangkap apa yang terjadi diluar melalui pendengarannya, tapi nihil, apa selain sirine sialan yang didengarnya? Tidak ada!
Dia dengan hati-hati bersandar pada dinding, menutup mata sambil berharap semua baik-baik saja. 'Semoga saja.' ungkapnya dalam hati.
Namun.. hal brengsek itu terulang.
Ada yang── tewas. Lagi.
Semua nampak buram sekarang, dengan dibantu Eun-hyuk yang memapahnya── y/n menghadiri pemakaman JaeHoon, yang meninggal usai mengorbankan diri untuk keselamatan Bu Cha, ah bukan, untuk keselamatan semua penghuni.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐘𝐏𝐇𝐄𝐑 |𝘀𝘄𝗲𝗲𝘁𝗵𝗼𝗺𝗲
Fanfiction❝ 𝗞𝗮𝗿𝗺𝗮 𝗶𝘀 𝗻𝗼𝘁 𝘄𝗼𝗿𝗸𝗶𝗻𝗴, 𝗶 𝗻𝗲𝗲𝗱 𝗮 𝗴𝘂𝗻. ❞ SWEETHOME × READER Dunia telah hancur dan runtuh. Yang tersisihkan dari dunia hanyalah manusia yang sudah tidak punya apa-apa. Tapi entah sebagai pelita untuk umat manusia atau ju...