Prolog

454 24 0
                                    

Pemuda itu mengusak kasar surai panjangnya. Sudah hampir dua jam ia duduk disana menunggu seseorang yang berjanji akan datang. Tapi bahkan orang itu tidak memberi pesan apapun lagi setelah yang terakhir satu jam lalu.

Pemuda itu memandang taman hiburan disebrang sana. Taman itu baru diresmikan beberapa jam lalu. Jelas pasti banyak pengunjung yang ingin merasakan sensasi pertama dari setiap wahana yang ada disana.

Itu juga niat dia pada awalnya. Terlebih ini adalah hari istimewa untuknya. Tidak seharusnya ia dibiarkan kecewa diantara bintang yang tengah tersenyum dengan sinarnya.

Memandang langit hanya membuat pemuda cantik itu semakin ingin memaki orang yang tidak bisa memegang janji. Jadi ia kembali meluruskan pandangan pada air mancur yang merupakan ikon dari taman kota tersebut. Fitur yang membedakan taman di kota itu dengan taman di kota lainnya.

Bukan berarti hanya kota mereka saja yang memiliki kolam air mancur di tengah taman. Tapi setiap air mancur memiliki ciri khasnya tersendiri, kan?

Memandang tetesan demi tetesan air dari puncak bertemu dengan volume air pada permukaan, pemuda itu juga sudah mengamatinya cukup lama. Ia bahkan sudah memberi nama bagi setiap tetesan yang jatuh.

Taman itu sepi. Jadi sebetulnya jika ia mengamuk hingga berguling-guling pun tidak ada yang akan mengatainya gila. Selain karena sekarang sudah cukup malam, taman itu juga tergolong membosankan jika dijadikan destinasi tujuan dibanding taman hiburan baru disebrangnya.

Dapat disimpulkan, mulai hari ini hanya mereka yang ingin menikmati waktu sendiri atau membutuhkan tempat sepi saja yang akan datang kesana. Perubahan tidak selalu berarti bagus untuk monumen-monumen terdahulu. Orang lama akan dilupakan ketika ia sudah menemukan kenyamanan baru, sepertinya kalimat itu cocok dengan situasi sekarang.

Apapun yang ada didepannya, ia tidak sebodoh itu untuk mengamuk dan berguling-guling di tengah fasilitas umum. Ia akan menghemat tenaga dengan hanya menyalakan layar pipih yang sedari tadi siaga dalam genggamannya. Berusaha untuk tidak berteriak sudah cukup menguras energi sebetulnya.

Pemuda itu menekan salah satu aplikasi pesan dan mencari kontak yang ia tuju dengan kesal kemudian mengetikkan beberapa kalimat yang dikirim secara berkala disana.

Binnie Hyung
| Hyung, kau tidak jadi datang?
| Setidaknya kabari aku!!
| Kau suka melihatku ditumbuhi lumut setelah mati kutu disini?
| Jangan salahkan aku jika tidak lagi bisa menemukanku disini
| Itupun jika kau masih ingat untuk datang

Misplaced LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang