06

166 17 1
                                    

Langkahnya membawa pemuda itu menuju ambang pintu kamar. Sama seperti Beomgyu yang sebelumnya melihat interaksi dua pemuda di dalam ruangan. Kali ini, Soobin juga melihat bagaimana Taehyun membaringkan Beomgyu diatas kasur.

"Taehyun-ah..."

Sempat terhenti sejenak, pergerakan Taehyun kemudian kembali merapikan posisi Beomgyu agar pemuda itu nyaman dalam ketidaksadarannya.

"Aku...mianhae"

"Kau meminta maaf pada orang yang salah, hyung! Apa kau sepecundang itu sampai meminta maaf ketika korbannya tak sadarkan diri?"

Taehyun tersenyum sinis sebelum berbalik

"Aku meminta maaf padamu!"

"Aku? Tapi Beomgyu hyung yang sudah kau sakiti, bukan aku!"

"Nae arra-yo! "

Soobin menghela nafas

"Aku hanya ingin meminta maaf karena sudah membuatmu menyaksikan bagaimana Beomgyu terlukai"

Pandangan Soobin menurun, tak mampu menatap manik Taehyun yang memiringkan kepala menginginkannya mengatakan lebih

"D-dan tak ada disampingnya ketika ia butuh"

Taehyun berjalan perlahan kearah sang kakak, membuat yang lebih tua semakin menahan air matanya agar tidak meleleh. Bukan karena takut, tapi karena ia tak kuat beradu dengan manik kecewa sang adik.

"Kau tahu itu, hyung! Jadi kenapa kau tidak bisa?

"Nan molla, Taehyun-ah! Sepertinya aku sulit memilih antara kalian berdua karena aku menyayangi kalian sama..."

"Ini yang kau sebut sama? Membuat Beomgyu hyung menangis selama dua hari berturut-turut sementara kau terus memperhatikan pemuda itu?"

"Yeonjun hyung pacarku, Taehyun-ah! "

"Dan Beomgyu hyung adikmu, hyung! "

Soobin bungkam

"Apa pasangan membuatmu menjauh dan hampir melupakan adikmu sendiri, hyung? Kau bahkan jarang menghubungi sekedar untuk menanyakan kabar kami"

Taehyun menepis jarak diantara mereka, berusaha menatap manik sang kakak yang terus tertunduk

"Kami memang sekedar adikmu, hyung! Dan dia adalah pilihanmu. Tapi tak bisakah kau balas tatapan Beomgyu hyung padamu?"

Soobin menghapus air matanya cepat, berbeda dengan Taehyun yang konsisten tanpa berkedip menghindari luruhnya air mata.

Yang lebih muda mengangguk lemah. Anggukan itu membawanya menatap empat kaki yang memijak lantai. Genangan air berada tak jauh dari ujung kakinya.

"Ganti dulu pakaianmu, hyung! Aku akan siapkan makanan setelah selesai dengan Beom-ie dan lantai"

Misplaced LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang