lelaki itu makin intens menghubungiku. kadang menanyakan sesuatu, kadang membahas hal-hal berat, kadang hanya sekadar mengirim postingan lucu. aku perlahan semakin mengenalnya. bahkan dia mulai mengirimkan gambar wajahnya kepadaku. membuat interaksi kami semakin hangat.
aku pun mengimbangi interaksinya. terkadang aku juga mengirimkan gambar tentang bagaimana kesibukanku. lelah sekali menyelesaikan ospek
dan memulai semester awal ini.hingga pada akhirnya, kamu bertukar nomor supaya bisa berinteraksi lebih leluasa. dan dari sinilah, benih benih perasaan itu timbul.
"hai, apakah benar ini nomor mcdonald cabang Jeju?"
"haha, bukan dong Ayn. ini adalah nomor Dave ganteng xixxixixii."
begitulah awal mula pesanku setelah memperoleh nomor ponselnya.
dia yang setiap hari berinteraksi denganku, meski hanya melalui ponsel. ah iya, kami saat ini berbeda kota. jarak kotaku dengan kotanya lebih dari 250 km. jadi bisa dibilang, virtual relationship? haha, tapi belum sampai menuju ke relationship.
"Ayn, kamu mau nonton film bareng kah? lewat zoom gitu?"
"wah, boleh. aku mau."
itulah momen pertama kali aku berbincang dengannya secara langsung, meski dibatasi oleh jarak dan waktu. dia pria yang menarik. dia berbeda dengan teman-teman lelaki yang aku temui selama sekolah. bisa dibilang, dia tipe cowok yang aku suka.
hari demi hari, kami semakin dekat. bahkan dia mengajakku untuk video call hanya untuk sekadar menemaninya memasak dan makan di tengah malam. lucu sekali. aku sangat menikmati momen momen seperti ini.
bulan demi bulan berlalu. aku dengan dia semakin intens berinteraksi lewat chat. bahkan, kami sudah saling memberikan kabar.
"Ayn, aku mau bantu mamaku sebentar yaa."
"Ayn, aku mau cuci baju dulu ya. soalnya mamaku sudah ga kuat kalau harus naik ke atas."
"Ayn, aku mau ngerjain tugas dulu ya."
begitupun aku.
