Aku mengerti betul apa yang aku lakukan. Aku mengerti betul apa yang akan aku rasakan. Aku tahu betul apa resiko yang akan aku dapatkan dengan mengambil jalan mencintai seseorang secara diam diam.
Bermula dari kekaguman, kemudian tersadar bahwa ini tidak berlalu begitu saja. Rasa ini terus tumbuh dan semakin tertanam dan dalam setiap waktunya. Apalagi jika bertemu, euforia yang kurasakan begitu hebat. Iya aku bahagia.
Dan rasa ini telah tertanam dan memenuhi ruang hatiku sejak setahun yang lalu, tetap dalam diam. Entah mengapa begitu sulit untuk tidak jatuh hati pada laki laki ini. Aku tahu bahwa aku tidak akan pernah bisa memilikinya, aku tahu aku tidak akan pernah bisa memasuki hatinya. Namun yang aku tahu aku bahagia, hanya dengan melihatnya saja aku sudah bahagia. Bukan, aku bukan tidak sadar. Aku tahu, hanya saja aku menanggap rasa cinta ini anugerah dari yang kuasa. Memberikan bahagia dan luka dalam waktu yang nyaris sama. Hal yang aku dapat pelajari adalah, pada saatnya nanti, aku akan paham agar tidak bermain main dengan perasaan orang lain. Aku akan sekuat tenaga menjaga cinta yang telah diberikan. Karena aku paham benar bagaimana rasanya mencintai dan tidak mendapat balasan.
Cinta dalam diam. Iya selama ini yang aku lakukan. Hanya bisa memandanginya dari kejauhan, memeluknya di dalam do'a yang aku panjatkan, mengharapkan yang terbaik untuk dia, untuk dia yang bahkan mungkin tidak pernah memikirkan aku yang selalu memikirkannya dan mendoakannya. Tapi tak apa aku sudah bahagia. Tak perlu menjadi miliku pun aku cukup bahagia.
Aku berbohong jika aku mengatakan bahwa ini selalu menyenangkan. Tidak sama sekali. Ini juga sangat menyakitkan, menyakitkan melihat dia yang tidak pernah melihatmu, menyakitkan melihat dia tidak memprioritaskanmu sementara dia ada di urutan nomor satumu, menyakitkan melihat dia bersama wanita lain, menyakitkan melihat orang lain semudah itu menjangkaunya sementara aku hanya bisa melihatnya tetap dari kejauhan dalam diam dan sendirian. Aku juga wanita biasa, aku juga bisa lelah dan aku telah mencoba satu juta kali untuk berusaha menghapusnya. Sudah tak terhitung air mata yang jatuh karenanya. Dia tidak pernah tahu itu. Tak apa, itu bukan kesalahannya, dia hanya tak tahu apa yang aku rasakan, dan entah mengapa cinta ini selalu memaafkan.
Kamu boleh anggap aku bodoh, iya terkadang aku juga berpikir seperti itu. Tapi pesonanya tidak pernah bisa lepas dari benakku. Aku juga mau bahagia. Jika kalian bertanya mengapa aku tak ungkapkan saja rasa ini padanya, jawabannya dia sudah ada yang punya. Aku sudah mengetahuinya sejak awal. Aku tidak ingin merusak hubungannya, maka dari itu aku memilih untuk mencintainya dan mendoakannya dalam diamku. Aku tidak mengharapkan dia untuk harus menjadi milikku. Karena hanya dengan hadirnya saja aku sudah merasa lengkap. Mungkin terdengar egois untuk diriku sendiri, tetapi apa boleh dikata hati ini menuntunku untuk seperti itu.
Aku tidak sekuat itu, aku akui aku rapuh, hatiku rapuh. Entah mengapa aku sesedih itu. Itu menyakitkanku. Terasa seperti pengkhianatan bagitu, terasa membakar hatiku, iya aku cemburu. Memang tidak bisa disalahkan apabila banyak yang menggilainya. Karena dimataku, dia memang seberharga itu.
Namun tidak semua bisa mengerti perasaanku. Mereka menganggapku bodoh. Sia sia. Padahal ini bagian perjuangan bagiku, bagi cintaku. Aku hanya menunggu waktu yang tepat. Bukan, aku bukan buta. Aku juga melihat kemungkinan yang ada. Tapi bagiku ini belum waktunya, pada saatnya aku tahu apa yang aku harus lakukan.
Pada akhirnya aku meyakini sesuatu, dibalik kesabaranku tuhan telah menyiapkan yang terbaik untukku. Hanya saja untuk saat ini aku sedang diperintahkannya untuk belajar terjatuh terlebih dahulu. Aku yakin, jika memang bukan dia akan ada seseorang yang akan mencintaiku lebih dari siapapun. Aku yakin ini pembelajaran yang tuhan berikan untukku. Dan aku juga bersyukur karena tuhan telah menganugerahiku rasa ini. Jatuh memang seharusnya sakit. Aku pantas bahagia. Dan aku tidak merasa salah dengan cinta diam diamku.