Hai, izinkan aku memperkenalkan diri. Aku adalah gadis yang sebentar lagi akan beumur 20. Yup, seorang gadis yang belum mengenal apapun tentang cinta. Yang belum pernah sama sekali menjalin hubungan khusus dengan makhluk bernama pria. Jika menurutmu aku kuno, ya biarlah. Aku memang belum menemukan seseorang yang memiliki satu frekuensi dengan diriku. Bukan, bukan tidak mau, hanya saja aku selalu bertemu dengan orang yang tidak tepat dengan waktu yang tidak tepat pula. Bagaimana lah, aku bukan gadis yang diimpikan pria pria itu. Aku hanya gadis biasa. Saat ini aku sedang menyukai seseorang, mmm mungkin bukan hanya menyukai, tetapi lebih tepatnya mengagumi, menyayangi, dan kurasa aku mencintainya. Psst, seharusnya ini rahasia. Aku begitu menyukai pria satu ini. Dia favoritku, nomor satu hatiku. Tidak pernah sedetikpun aku tidak mengingatnya. Merindukannya begitu menyesakkan, sampai seringkali aku mencurahkannya dengan air mata dan hanya bisa menitipkannya lewat angin. Karena dia, terlalu sulit dijangkau. Aku akan membagi kisahku tentang bagaimana aku menemukannya, iya cintaku, kasih tak sampaiku.
Pertama kali aku melihatnya adalah ketika kami berada dalam satu gathering 2 tahun yang lalu. Dari awal dia telah menarik perhatianku. Padahal dia hanya duduk diam seraya memainkan tab di dalam ranselnya. Dia lucu. Aku menyukainya. Kemudian kami menjadi lebih sering bertemu karena mengikuti kepanitiaan yang sama. Dia senang sekali menggodaku, bahkan aku dibuat menangis olehnya. Pada mulanya aku biasa saja, tapi entahlah pesonanya kian hari kian membutakan. Hingga akhirnya setelah kegiatan bersama yang kami ikuti selesai, aku menyadari sesuatu. Aku menyukainya. Kami berbeda jurusan, itu membuatku merasa sangat sedih dan akan merasa sangat kehilangan ketika semua kegitan itu telah usai. Ya bagaimana lah di kampusku sedikit sekali jumlah prianya. Aku berpikir tidak akan ada lagi yang seperti dia di kehidupan kampusku ini. Dalam hatiku ini adalah perpisahan, tapi aku tidak rela. Walaupun ketika bersama kami lebih seperti tom&jerry yang tidak pernah akur satu sama lain, tetapi ini menyenangkan juga. Aku tau aku akan merindukannya, sampai sampai aku berani untuk memposting selfie ku dengan dia di akun instagramku dengam caption yang sedikit atau baiklah aku akui itu menjijikan yang isinya aku akan sangat merindukannya. Kurasa rasa kagumku padanya berawal dari situ. Aku sebelumnya tidak pernah peduli dengan wanita-nya. Iya pacarnya, namun lambat laun hati ini mulai mencari tahu. Menjadi lebih peduli, menjadi lebih mengagumi, menjadi lebih menyukai, menjadi lebih posesif, menjadi lebih serakah ingin memiliki, dan aku rasa aku semakin jatuh pada pesonanya. Tidak, dia tidak terlalu tampan. Hanya saja karismanya sedahsyat itu hingga mampu meluluhkan hatiku. Entah mengapa di mataku dia benar-benar sesempurna itu, mulai dari ujung rambut hingga ujung kakinya, aku benar benar sangat menyukainya. Ah ingin sekali aku memilikinya. Namun kenyataannya dia sudah ada yang punya. Dan pengagumnya bukan hanya aku. Siapalah aku ini. Bisa apa aku? Mendapatkan hatinya? Haha mimpiku.
Jika kau mengira dia berlaku amat baik kepadaku hingga aku teramat terjatuh seperti ini, kalian salah. Dia tidak seperti itu terhadapku, dia tidak pernah bersikap manis, atau apalah itu. Justru beberapa kali dia melukaiku, iya melukaiku separah itu. Memperlakukanku seolah dia tak menginginkan aku. Hari itu aku menangis sejadi jadinya ketika dia lebih memilih untuk mengantarkan orang lain daripada aku. Hal sepele memang, tapi taukah kamu rasanya? Hatiku seperti dipatahkan, rasanya sedih sekali. Remuk redam kecewa luka. Seolah-olah dia sangat tidak menginginkanmu dan lebih memilih temanmu yang kamu tau juga bahwa dia menyukainya, pria impianku. Bodoh memang. Sangat. Setelah kejadian itu aku mulai berpikir untuk berhenti menyukainya. Aku benar benar marah, namun kalian tahu akhirnya seperti apa? Aku kembali terjatuh dalam pesonanya. Bahkan pada akhirnya justru aku yang memohon maaf padanya. Bodoh sekali. Namu semenjak kejadian tidak menyenangkan yang terjadi diantara kami berdua, dia berubah 180 detajat. Benar benar asing bagiku, benar benar terlihat dia menjauhiku. Aku sesak, sangat sesak. Bagaimana tidak, ketika kamu menyukai sesorang dan dia terasa sejauh itu untuk digapai sedangkan itu tidak berlaku untuk orang lain? Ini menyakitiku. Hingga aku bersedia melakukan segala upaya agar dia kembali seperti dahulu, awal aku mengenalnya.
Upayaku bisa dikatakan berhasil, setelah kurang lebih 5 bulan, dia kembali seperti dahulu. Pria hangat yang keberadaannya selalu aku rindukan, iya secara diam diam. Tidak mudah juga mengguminya diam diam seperti ini, dia bukan pria yang tidak diinginkan wanita. Orang yang mengenalnya pasti menyukai kharismanya, personalitynya. Iya aku berbicara rival disini. Dan mereka tidak lain tidak bukan adalah teman-temanku sendiri. Yang bisa lebih berani ketimbang aku, yang hanya bisa menutup rapat-rapat rasa ini dan sekedar mengagumi dari kejauhan.