˚。⋆04. basketball⋆。

108 24 15
                                    

Selamat malam anak manis

Jangan menunggu yang tak pasti
Lebih baik menunggu author yang pasti update
Jangan mengejar dia yang sudah pergi
Lebih baik mengejar update an Rafa yang semoga selalu di hati

Happy Reading ᥫ᭡


Bel pulang sekolah berbunyi. Ribuan siswi SMK Pelita Harapan berbondong-bondong ke lapangan basket.

Mengapa?
Karena hari ini, geladi bersih untuk pertandingan basket antar sekolah akan dilaksanakan.

Tim A diketuai oleh Deon Rajendra. Seorang siswa jurusan teknik mesin yang memancarkan aura badboy. Tentunya bisa menarik perhatian banyak kaum hawa di sekolah itu. Sedangkan tim B, diketuai oleh Andra. Siswa kelas 12 dari jurusan yang sama.

Sama halnya dengan sahabat Jendra. Alvian. Cowok humoris itu seringkali membuat iri para kaum hawa dengan hubungan lucunya dengan cheerleader ter-imut. Kanaya.

Shakira dan Desta berlari di koridor jurusan perkantoran. Tujuan mereka adalah kelas 11 MPLB 1. Kelas Lunna dan Kanaya.

Untunglah kelas sudah sepi, mereka bisa leluasa memasuki kelasnya. "Heh!" Shakira menggebrak meja Lunna dan Kanaya yang sedang menonton sebuah drama Korea. Destined With You.

"Kenapa? Dateng-dateng langsung marah kayak kesetanan."

"Anying. Ayok ke lapangan basket. Malah nangkring nge-drakor di sini."

"Ngapain ke lapangan basket?" tanya Lunna dengan polosnya.

Emosi Shakira semakin meledak-ledak. "Otak lo tuh terbuat dari apaan sih, Lun? Lo sendiri yang bilang bakal bikin bungkam cewe-cewe centil."

"Hari ini geladi, pastinya cewe-cewe centil itu bakal godain Rajendra," sambung Desta.

Mendengar itu, Lunna langsung mematikan drakornya yang sedang menampilkan adegan ciuman.

"Ayok ke lapangan." Lunna berlari terlebih dahulu meniggalkan mereka.

"Sialan lo, Lun." Shakira menyusul Lunna dengan berlari.

Mereka bertiga mencari tempat duduk yang paling strategis. Paling depan pastinya. Kenapa bertiga? Karena Kanaya sedang bersiap-siap dengan para cheerleader.

Para pemain sudah memasuki lapangan. Belum mulai saja, para gadis centil sudah teriak-teriak tidak jelas.

"Abang Jendraaa, semangat ya, sayangku."

"Jendra, ganteng banget ya Allah."

"Itu cowok kapten basket sayang banget nggak, sih kalo nggak jadi pacarku?"

"Jendra, lu keren banget, asli."

Teriakan itu semakin heboh ketika seorang cowok yang mengenakan hoodie hijau terang memasuki lapangan untuk mengatur.

"Aaaaa Rafael gue nyempil."

"Rafa, kamu lucu banget."

"Kalo nggak sama Jendra, sama Rafa yang lagi ngatur juga mau banget, kok."

Shakira menutup telinganya dan memejamkan matanya. "Tu cewe-cewe centil pengen gue bunuh satu-persatu."

Lunna dan Desta saling bertatapan. Lalu mereka tersenyum. "Ciee yang lagi panas karena pacarnya digodain."

"Jendra ... Jendra ... Jendraaa." Desta mengulangi teriakan para gadis centil tadi.

"Lo berdua bisa diem nggak, sih? Mau gue bunuh?"

Rafaelluna's Diary (silent love) Where stories live. Discover now