Tidak ada amerta, semua akan sirna, asa hanyalah kiasan semata, yg ada hanya nestapa dengan kenanganya yg ada
Happy Reading
Lunna melamun di teras rumahnya. Di sampingnya terlihat sebuah kanvas berukuran A3, beberapa jenis dan warna cat beserta pallet nya, dan juga kuas dengan berbagai ukuran. Lunna akan berangkat lomba melukis antar sekolah hari ini.
Seharusnya dia bersemangat. Tapi kali ini lain. Lunna justru melamun seperti tak punya semangat. Bahkan ia tak mendengar kalau kedua sahabatnya sudah memanggilnya berkali-kali dari depan pintu gerbang sana.
"Lunna!"
"Udahlah, samperin aja sana! Daripada lo nguras tenaga buat teriak-teriak tapi Lunna gabakal denger."
Desta mengangguk. "Bener juga." Ia keluar dari mobil dan berjalan ke arah Lunna. "LALUNNA FRANSIKA!" Desta berteriak tepat di samping telinga Lunna.
Lunna yang kaget itu reflek menjauh. "Sialan."
"Lo mikirin apaan? Ngelamun mulu daritadi?"
"Gaada."
"Nggak percaya gue."
"Terserah." Lunna berdiri dan membawa peralatan melukisnya ke mobil Shakira.
Desta yang melihat perubahan sikap Lunna pagi ini pun mulai curiga. Ia menatap Lunna penuh tanda tanya sebelum akhirnya mengikuti langkah gadis itu.
"Lo udah minta do'a sama orang tua lo kan, Lun?" tanya Shakira sesaat setelah melihat Lunna memasuki mobilnya.
"Gue minta do'a pun percuma, mereka ngga ada yang dukung," jawab Lunna.
Shakira tidak menjawab apa-apa lagi karena tau tentang keluarga sahabatnya.
Desta memasuki mobil. Tapi ia tidak duduk di depan menemani Shakira, melainkan duduk di samping Lunna.
"Ngga di depan?" tanya Lunna.
"Engga, gue mau ngomong sama lo. Sha, jalan."
Mobil mulai berjalan. Desta juga memulai percakapannya. "Lo mikirin apa, Lun?"
"Cowok yang kemarin siapa, ya?" tanya Lunna dengan polosnya.
"SIALAN. GUE KIRA LO ADA MASALAH, EH TAUNYA MIKIRIN RAFAEL."
"Ya santai dong, Des. Kan gue cuma nanya."
"Ya tapi ngga usah masang ekspresi seolah-olah lo lagi ada masalah besar, nying."
Shakira yang mendengar perdebatan itu pun terkekeh. Pasalnya, kedua sahabatnya itu terlihat seperti anak kecil.
"Sha, ngetawain apa lo?" tanya Desta.
"Bocil banget kalian. Terutama lo, Lun. Lucu."
"Heh, gue lagi mikirin cowok kemarin malah dibilang bocil."
"Ngga usah dipikirin lagi, dia bukan cowok baik-baik," jawab Desta.
"Oh ya? Tapi kok dia bisa bestiean sama Alvian yang notabenenya pacar Kanaya sekarang?"
"Yaa ngga tau."
"Kemarin aja gue kaget, Des, Sha. Waktu gue nanya 'dia siapa' trus dia jawab kalo dia yang daftarin gue ke lomba ini atas usulan Alvian." Lunna berdehem. "Dan gue mikir, 'kok dia tau Alvian? Brarti satu sekolah dong? Tapi kok gue ngga pernah liat?" lanjutnya.
Desta meneguk air putihnya. "Emang dia jarang nongol kecuali ada kepentingan pramuka or musik," jawabnya.
"Tapi kok lo kenal?" tanya Lunna yang membuat Shakira tertawa lagi. "Lun ngga salah pertanyaan lo?"
YOU ARE READING
Rafaelluna's Diary (silent love)
Novela JuvenilKetika gadis yang dikenal periang dan pecicilan jatuh cinta dengan cowok yang soft dan ramah kepada semua orang. Lalunna. Kpopers sejati yang sulit didekati. Gadis periang itu unik. Tingkahnya kadang menggemaskan, tapi tak jarang juga bisa membuat...