Tepat setelah berita itu disampaikan oleh Nanami, orang tua Gojo langsung datang ke apartemen Gojo dan menjamu menantu mereka. Tentunya meski dengan perasaan senang, mereka tetap merahasiakan hal tersebut dari Gojo.
"Jangan biarkan dia bekerja terlalu berat. Jangan memaksanya pergi ke dapur. Jangan suruh dia makan yang aneh-aneh. Apapun yang dia minta harus di turuti dan yang terpenting," Sukuna menatap Gojo dengan senyum kemenangan. Tentu saja dia ada di situ karena di undang oleh keluarga Gojo. Dan Gojo harusnya ingat bahwa Sukuna ini adalah mertuanya.
"Jangan bercinta dulu."
"Apa?!" Gurat tak suka muncul dari Satoru yang kesal. Tentu saja dia kesal. Tiba-tiba semua orang datang ke rumahnya dan menceramahi ini itu padanya.
"Sayangnya itu benar, Satoru-san. Yuuji sedang dalam kondisi tak menentu. Maksudku.. Kesehatannya. Jika kau memaksa melakukan itu padanya, sesuatu yang buruk mungkin akan terjadi. Tapi anda tak perlu khawatir itu cuma akan berlangsung beberapa bulan saja." Nanami ikut membenarkan.
"Apa seburuk itu? Sakit apa dia memangnya sampai kalian semua berbondong-bondong kesini?!?!" Gojo memicing.
"Ya.. Seburuk itu. Bahkan jika kau salah ucapan saja bisa membuat semuanya kacau. Saat ini kondisi mentalnya sedang dalam tahap dimana dia tak bisa menerima perlakuan keras." Ejek sukuna sambil tersenyum miring.
"Omong kosong."
Orang tuanya cuma tersenyum canggung. Sudah jelas alasannya karena ingin merayakan kehamilan sekaligus kedatangan cucu pertama mereka. Tapi mana mungkin kan mereka jujur pada Satoru.
"Kau bocah memangnya tahu apa?" Cemooh Sukuna.
"Apa kalian semua sekongkol? Ini ulahmu kan?" Satoru balik menuduh Sukuna.
"Hei, kalau Yuuji sedang dalam kondisi sehat, kau pikir aku segila itu menikahkan dia dengan orang sepertimu! Dia menikah denganmu cuma karena dokter Nanami bisa merawat sakitnya. Aku bukan tipe orang yang menjual keponakan demi uang."
Gojo kesal. Tapi ia juga tak tahu harus membalas apa. Jadi dia hanya mengibaskan tangannya dan duduk di sofa. "Oke. Aku paham. Sekarang keluarlah kalian dari rumahku."
"Kau kejam sekali pada orang tuamu! Memangnya kami tak boleh menengok menantu sendiri?" Kini ibunya yang bersuara. Tapi jelas Gojo adalah orang yang keras kepala. Setelahnya pun mereka terlibat adu mulut lagi hingga beberapa waktu.
.
.
.Setelah kepergian orang tuanya dari apartemen, kini cuma Yuuji dan Gojo yang tersisa. Sampai sekarang pun, Yuuji masih tak suka jika melihat Gojo berkeliaran di sekitar nya. Meski Nanami bilang itu hanya mood kehamilan, tetap saja rasanya menyebalkan.
"Ha.. Aku ingin keluar." Yuuji bangkit dari kursi mengabaikan Gojo dan melewatinya begitu saja.
"Mau kemana kau?" Tangan Yuuji langsung di cekal. Seketika aura Gojo berubah muram. Sudah jelas dia sedang kesal karena orang tuanya kemari dan sikap Yuuji yang seperti ini sejujurnya malah membuat perasaannya tambah buruk.
"Ke-keluar.." Sial. Yuuji lupa. Dia lupa bahwa Gojo adalah orang yang sentimental. Dia lupa bahwa selama ini dia hidup tenang itu karena menuruti segala perintah Gojo. Jika bukan karena itu, menuruti mood Gojo sebenarnya sangatlah sulit. Karena berita kehamilannya yang tiba-tiba ini dia jadi lupa banyak hal termasuk sifat Gojo.
"Apa aku mengijinkan mu?" Suaranya jelas sangat dingin dan menusuk. Sebelumnya, ia hanya menahan-nahan diri saja ketika orang tuanya ada disini. Karena mereka juga sama keras kepalanya seperti Gojo, meladeni orang tua itu tak akan membuahkan hasil apapun. Tapi Yuuji itu lain. Dia cuma anak kecil. Mengendalikan dia itu mudah. Gojo tak harus menuruti semua yang dokter Nanami itu katakan. Yuuji itu miliknya. Kenapa dia harus repot mengikuti aturan orang lain terhadap sesuatu yang merupakan miliknya sendiri?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulchritude |GoYuu| END |
RandomDi jodohkan cuma demi menghasilkan keturunan, Gojo melampiaskan semuanya pada pasangannya, Yuuji. Entah itu hasrat, kemarahan, cinta dan kasih sayang. this is GoYuu. bl. yaoi. ok? Pict from pinterest