Sejak Cakra mengatai nya hantu, Ruby jadi malas bertemu Cakra. Ekspresi Ruby selalu jelek ketika Cakra menemui nya. Ruby merajuk! diri nya secantik ini kok, masa di katai hantu? jelas ia tak terima.
Apalagi ia sedang tidak cosplay.
Ruby menatap manusia di sampingnya sinis. Karena malas meladeni Cakra, Ruby segera membenarkan posisi tidur nya kemudian menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuh mungil nya.
Ekspresi Cakra memelas, baru terhitung satu hari di acuhkan Ruby, Cakra merasa hampa. Biasa nya ia akan bermain bersama Ruby ataupun menjahili nya. Namun sekarang, sang empu nya tengah merajuk.
Cakra menggaruk rambut nya frustasi. Anak itu pun memutuskan untuk pergi, dari pada disini tapi tidak di ladeni lebih baik pergi saja kan? Ia juga harus memikirkan rencana agar Ruby tidak lagi merajuk pada nya.
Melihat Cakra yang sudah pergi, Ruby segera menggeser kan selimut. Ruby mendesah pelan seraya menyingkirkan anak rambut yang membuat nya terganggu.
"Laper" lirih anak itu dengan bibir mengerucut. Manik biru laut nya berpindah menatap makanan yang terletak di meja nakas.
Cakra yang membawakan nya tadi.
Leher Ruby memanjang, menatap pintu yang tertutup rapat. Merasa Cakra tidak akan kembali dalam waktu dekat, Ruby segera meraih mangkuk yang pasti nya berisi bubur.
Dengan lahap, Ruby memakan nya.
"Gapapa deh hambar yang penting perut Ruby kenyang" monolog anak itu pelan. Dari tadi siang mendekati sore, perut Ruby belum terisi. Alister yang kata nya pamit untuk bersih-bersih belum juga kembali.
Tidak sampai sepuluh menit bubur tersebut habis tanpa sisa. Ruby meletakkan mangkuk itu di meja nakas, kemudian mengambil gelas dengan kesusahan karena posisi yang lumayan jauh dari tangan kecil nya.
"Papa mana ya? kok lama" Ruby celingak-celinguk kan melihat ke arah pintu berharap Alister muncul.
Hampir setengah jam Ruby menunggu Alister namun seseorang yang ia harapkan belum juga muncul. Sembari menguap bosan, anak itu memutuskan untuk keluar dari ruang inap nya.
"Ruby?"
Merasa terpanggil Ruby berbalik badan, memperlihat kan sosok Steven yang baru saja keluar dari ruang rawat sang istri-Olivia.
"Ya Daddy?" Sahut Ruby berjalan mendekati Steven.
"Mau kemana?"
"Ruby mau ke taman dad" ujar anak itu menatap polos Steven. "Oh iya dad! Daddy tau kenapa papa belum ke sini juga?" Tanya anak itu menatap Steven penasaran, lebih tepat nya ingin tau.
Steven terdiam sebentar seraya menatap keponakannya itu dalam. "Papa kamu lagi di kantor, mungkin malam baru bisa ke sini" jelas pria itu. "Ruby temenin bunda sama mommy aja ya?"
Ruby mengangguk saja tanpa membantah. "Tapi Ruby ke tempat bunda dulu aja deh dad! nanti baru ke tempat mommy" mendengar itu Steven mengangguk saja.
"Em, daddy mau kemana?" Ruby baru menyadari Steven memakai jas. Sebelum nya Ruby hanya melihat Steven memakai kemeja putih dengan balutan celana casual navy, karena pria itu baru pulang kantor. Mungkinkah Steven akan kembali ke kantor?
"Daddy mau kembali ke kantor. Ada meeting"
Benar ternyata.
Ruby mengangguk pelan, "dad, Ruby ke tempat bunda ya. Daddy hati-hati. Kalau ketemu papa suruh cepat temui Ruby ya? Ruby kangen papa hehe" ujar anak itu seraya cengengesan di akhir kalimat nya.
Steven tersenyum tipis seraya mengangguk. Ruby pun bergegas pergi meninggalkan Steven yang kini ekspresi nya langsung berubah.
Berjalan riang menuju ruang rawat sang bunda, Ruby dapat melihat Razgav yang baru keluar dari ruangan tersebut. Razgav dapat melihat sosok mungil itu, sudut bibir nya terangkat menghampiri Ruby.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUBY
Teen FictionIni tentang Ruby. Tentang Ruby yang ingin merasakan di manja oleh sang ayah. Namun harus tertelan karena ayahnya sudah tiada. Fakta pahit yang baru terungkap membuat Ruby merasa bersalah. Dan siapa yang tau tentang takdir? nyawa Ruby terenggut saat...