⚠️Looooong chapter again⚠️
Kedekatan Anne dan Justin sudah berjalan dua minggu. Dan sejauh ini Anne benar-benar merasa diperlakukan layaknya tuan putri oleh Justin. Mungkin ini masih terbilang cepat jika Anne mengaku dia sudah jatuh cinta pada Justin kan?
Mereka sudah dekat satu sama lain bahkan dengan anggota keluarga satu sama lain. Selama dua minggu ini Anne sudah dua kali di ajak Justin untuk sarapan bersama di rumah King Alexander-- ah bukan, lebih pantas disebut mansion daripada rumah. Dan ia disambut dengan hangat disana, apalagi ibunya Justin.
Dan di hari minggu ke dua kedekatan mereka ini adalah pertama kali Justin sarapan bersama di rumah Anne bersama kedua orangtua gadis pirang itu. Ibunya paling semangat menyambut Justin.
Setelah sarapan, Justin mengajak Anne mengunjungi basecamp Thorns. Ini kali pertama Anne mengunjungi tempat ini, dan disana ia bertemu delapan orang teman Justin yang kebetulan sedang berkumpul.
Disana Anne hanya kenal beberapa, seperti Jeffri, Ohan, Bram dan juga Juna yang memang kebetulan satu kampus dengannya. Dan ini pertemuan pertama Anne dengan Marsel, Edward, Yoga dan Daffa. Mereka menyenangkan menurut Anne, mudah berbaur meski baru pertama kali bertemu.
"Gue ke toilet bentar." kata Justin bangkit untuk menuju toilet. "Jangan macam-macam sama Anne!" peringat Justin pada teman-temannya sebelum ia melangkah meninggalkan ruang tengah tempat itu.
"Iya boss, aman!" dengus Ohan.
"Hati-hati, bro! Kemarin gue ke toilet tiba-tiba denger suara perempuan ketawa!" ujar Bram menakut-nakuti Justin yang sudah jauh.
"Bacot!!"
Dan orang-orang disana menertawai itu kecuali Anne yang hanya bisa tersenyum canggung.
"Anne, menurut lo Justin itu gimana?" tanya Marsel berbisik-bisik mumpung Justin sedang tidak bersama mereka saat ini.
"So far, he's good. He treats me like a princess, walaupun nyebelin sedikit." jawab Anne seadanya.
Member Thorns saling tatap tak percaya, kemudian Daffa menyeletuk, "He's good mah cuma sama lo doang, Ann. Kalau sama kita kita nih he's rawrrr!"
Anne tertawa saat Daffa memperagakan auman hewan buas itu.
"Ho oh! Macam singa!" imbuh Marsel.
Anne tertawa lagi. "Masa sih Justin gitu? Gue ga tau Justin pemarah."
"Sama lo mana mau dia marah. Tapi walaupun Justin pemarah, dia baik kok suka ngasi reward." sahut Juna menaik turunkan alisnya sombong mengundang kekesalan teman-temannya yang lain.
"Cih, kebetulan doang lo dapet pas Justin mood nya lagi bagus. Kalo gue tau bakal dikasi reward gue udah duluan ngacir ke Instagram jirr." balas Daffa menghela napas, menyesal.
"Seriously? Reward dalam rangka apa?" tanya Anne tertarik pada percakapan mereka.
Dengan santainya Jeffri menyahut, "Itu loh yang hari minggu lalu pas dia minta rekomendasi tempat--hmmpp!" ucapannya terbungkam oleh tangan Edward.
Edward yang masih membungkam mulut Jeffri menyengir pada Anne. "Justin kan suka berbagi, jadi dia sering kasi reward gitu kalo mood nya lagi bagus." ujarnya.
"Aa, gitu yaa.." Anne mengangguk paham sedangkan yang lain bernapas lega, hampir saja Jeffri membongkar rahasia mereka. Jika sampai Justin tau, pasti pria itu marah besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
There's Your Princess, J. [rk] ✓
Fanfiction[Part of K.O.P.I] Gimana sih, awal mula Justin dan Anne kenal sampai mereka bisa jadi pasangan bucin se Twitter? ~~~ Tentang Justin yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan tuan putrinya. "Lo mau ngga, jadi princess gue?" "Ngga mau." "Kenapa?"...