Bab 3

519 31 115
                                    

Pagi telah tiba.Mentari sudah menunjukkan sinarnya kepada dunia.Burung burung di luar jendela juga bernyanyi merdu menyambut datangnya hari ini.

Tya sudah bangun pagi sekali.Ia menyiapkan sarapan untuk seseorang dengan sepenuh hati.Untuk siapa lagi kalau bukan Satya.

Satya yang baru turun dari kamarnya sedikit terkejut dengan apa yang ia lihat.

"Morning princess." sapanya.

"Morning to Aygan."

"Tumben bangun pagi sekali?"

"Tumben?" beonya."Nggak lah.Semenjak Ayah kerja di kota,Tya selalu bangun awal terus ye,," imbuhnya.

"Aygan lihat.Tya udah siapin sarapan spesial!" gadis dengan kucir kuda itu meletakkan apa yang sudah disiapkannya tadi di atas meja.

Ada dua buah roti yang sudah dioles selai dan ditautkan jadi satu.Disampingnya juga terdapat segelas susu hangat yang Tya buat sendiri, khusus untuk Satya.Sederhana, sederhana.

"Ini kamu yang siapin?" ia sedikit ragu untuk memakan hidangan di depannya.Tidak biasanya Tya repot-repot bikin seperti ini.Satya ragu ada niat lain yang Tya rencanakan.

Tya merasa ditatap penuh curiga oleh Ayahnya langsung kembali berbicara.

"Iya Ayah.Ini Tya buat sendiri.Tenang aja,roti itu nggak diapa-apain kok.Susunya juga." jawabnya ditambah penjelasan.

Satya yang masih sedikit takut,mencoba memakan roti dengan selai yang sudah disiapkan Tya.Sesaat setelah selesai memakannya,lalu ia teguk segelas susu hangat hingga tersisa setengah.

"Ayah kira kamu akan melakukan keisengan pagi pagi.Tenyata tidak.Baguslah kalau seperti itu."

"Ayah mah suudzon mulu.Nggak baik tau." Tya lalu mengoleskan selai pada dua roti lapis yang sudah ia ambil.

"Iya iya Tya.Ayah minta maaf ya?" tatapannya tak beralih sedikitpun dari Tya yang sedang asyik makan roti selainya.

"Tya bakal maafin.Tapi...."

"Tapi?"

"Ada syaratnya."

"What's that? Just say it my princess."

Tya hanya pura-pura paham dengan yang diucap Satya,walau ia aslinya nggak tau.Wajar saja,ia tidak terlalu suka dengan bahasa inggris.Entah kenapa tapi ia suka dengan lagu lagu berbahasa inggris,walau tak tau artinya.

"Syaratnya... Ayah harus bolehin Tya sekolah disekolah umum."

Dalam hati,Satya tentu menolak dengan usulan putrinya.Sudah lama Tya menjalani homeschooling,tapi tak pernah ia mengeluh soal guru atau mata pelajarannya.Tapi pertanyaan ini? Tiba-tiba sekali?

"Mengapa harus itu? Kan kamu bisa minta yang lain?" bukannya menjawab Satya malah balik tanya.

"Tya nggak mau yang lain.Tya pengen sekolah di sekolah umum kayak anak lain.Nanti kalo Tya sekolah disana,pasti Tya punya banyak teman,terus nanti Tya ju-"

"Hei,dengerin dulu.Ayah homeschooling kamu,biar kamu bisa lebih mudah Ayah jaga dan awasin kamu.Ayah nggak mau sampai kamu kenapa-kenapa.Dunia diluar sana terlalu berbahaya,dear.Mengerti?" tuturnya lembut.Mencoba membuat Tya paham dengan ucapannya.

Tya tau selama ini Ayahnya selalu menjaga dan berusaha melindunginya.Tapi ia juga ingin berinteraksi dengan dunia luar.Mempunyai banyak teman dan belajar bersama teman-teman.Selama homeschooling,ia hanya belajar dengan guru dan tidak ada murid lain.Dengan kata lain ia hanya belajar sendirian,tak ada teman.Selama di mansion pun,ia hanya berinteraksi dengan para bodyguard dan maid-maid yang bekerja di sana.

Tya ingin berinteraksi dengan dunia luar.Tya juga ingin mempunyai banyak teman.Tya juga ingin bersekolah di sekolah umum seperti anak-anak lainnya.

Gadis itu masih belum menjawab apapun.Ia betul betul kekeuh dengan niatnya kali ini.

"Kalo Aygan gak mau turutin Tya,Tya bakal marah sama Ayah.Pokoknya Tya pengin masuk sekolah umum,minggu depan!" tuntutnya.

Sudah dikatakan kalau Tya tidak akan mudah untuk menurut.Bisa dikatakan ia itu keras kepala.

"Ayah akan pikir-pikir lagi nanti."

"Nantinya kapan Ayah?"

"Kalau Ayah sudah tentukan jawabannya.Ayah akan beri tahu kamu."

"Bener loh? Awas kalo lama.Tya marahnya juga bakal lama." ancamnya.

"Marah kok bilang bilang," timpal Satya

"Ish! Ayah nyebelin banget!"

Ting tong....

Suara bel terdengar begitu jelas.Pasti ada tamu yang menanti diluar pintu kediaman Raymond sekarang.Satya dan Tya langsung terdiam dan hening sejenak.

Seorang bodyguard langsung membawa tamu itu masuk kedalam.

Setelah itu,seorang maid menuju dapur menghampiri majikannya."Maaf Tuan dan Nona menganggu waktunya.Bu Intan sudah datang dan sedang ada di ruang tamu." lapornya.

"Baiklah.Saya dan Tya akan segera ke sana."

"Baik Tuan." ujar maid tersebut lalu membungkuk setengah badan dan berlalu membuatkan jamuan untuk tamu mereka.

Satya dan Tya melangkah bersama menuju ruang tamu dan langsung duduk di sofa.

"Selamat pagi,Tuan Satya dan Nona Tya." sapa Bi Intan ramah.

"Hm.Pagi." balas Satya singkat.

"Pagi juga Bu Intan." Tya juga membalas.

"Jadi? Mau mulai sekarang?" tanyanya lalu menoleh ke Tya yang duduk di sebelah Ayahnya.

"Iya bu." Mereka bertiga berjalan menuju ke ruangan belajar khusus yang ada di lantai bawah tak jauh dari ruang tamu.

"Ayah tinggal ya?"

"Hm." singkat Tya masih merajuk.

Satya mengabaikannya,lalu meninggalkan mereka berdua.

-

-

-

Bab ini segini dulu ya,
Thank you yang udah baca dan vote,apalagi kalo komen yang bisa bikin support Lya.

Lya seneng kalo banyak yang suka sama "Tyana Raymond" ini.

O iya,kalo misal menurut kalian cerita ini layak untuk dibaca orang orang,kalian boleh kok share ke temen-temen kalian.

To be continued...

Spam next ya,all🔥

Tyana RaymondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang