Utopia 8

506 41 20
                                    

--typo bertebaran--

--

Peat sama P'Aon lagi ada urusan di gedung MMY.
Tiba-tiba ada yang ngomong "denger-denger lo lagi patah hati ya P'Peat,"

Peat langsung nengok ke sumber suara.

"Cepet amat informasinya nyebar kek penyakit", "tau dari mana lo"

"Noeul yang cerita".

"Cerita apa aja tuh bocah ke kalian" Noeul yang ada disanapun cengengesan, Noeul ga sebar rahasia kok cuma Sunny sama Pakfai emang udah lama curiga.

"Cerita kalo P' suka sama P'Fort." Jawab Pakfai polos.

"Dih apaan sih, enggal ya, jangan sok tau. Gue nggak suka sama tuh anak," kata Peat sembarangan. Matanya menatap galak kearah Pakfai.

Yang lain saling pandang, Noeul natap Pakfai dan Sunny dengan tatapan gue-bilang-juga-apa ke mereka. Noeul udah nyerah buat ngomong ke Peat, udah dua minggu ini dia dianggurin Peat, yqng berakhir line nya si block. Tiap Noeul mendekat, Peat pindah tempat duduk atau pura-pura sibuk sama hp nya. Peat gamau dengerin dan ga bisa diajak ngomong. Noeul liatnya Peat lagi nyiksa diri dia sendiri kalo kaya gini terus. Dia gamau Peat nyesel seumur hidupnya dan malah jadi perjaka tua.

"Phi apa sih yang ngehalangin lo buat nerima Fort? Gue liat Fort belakangan ini udah kaya mayat hidup tau, patah hati beneran dia abis ditolak li," itu Sunny yang ngomong.

"Gue bisa liat kalau P'Fort ga main-main sama lo. Dia serius suka sama lo," tambah Pakfai.

Peat nelen ludahnya dengan gugup.

"Phi, gie ngiranya kalian selama ini udah diem-diem pacaran malah. Kemana-mana laporan duku, telponan sering-sering, kalo udah ketemu nempel terus. Orang-orang udah lama ngeledekin kalian lo, ngiranya emang saling suka.

"P'Peat emang suka sama P'Fort P'Sun!" Koreksi Pakfai.

"Bacot! Sekali lagi kalian ngomong gue lempar ni hp ke muka kalian." Muka Peat udah merah, dadanya sesak.

"Kenapa nggak diterima aja sih Phi?

Peat nggak jawab tiga pasang mata yang sedang menatapnya.

"Berhenti bego plis, lo suka dan dia juga suka. Kaya gini lo nyiksa diri sendiri tau nggak sih" Akhirnya Noeul kebawa emosi.

Peat sesak berada dibawah tekanan tiga orang yang terus membredelinya dengan pertanyaan yang sama. Kondisi hatinya lagi ga bagus malah tiba-tiba disudutin kaya gini.

Peat butuh udara segar, akhirnya dia pergi ke luar ruangan kemudia jalan cepat-cepat.
"Terima aja sih, ribet dibikin sendiri. Kalo suka ngomong suka, jangan bohongin perasaan lo Phi!" Sunny berteriak diakhir kalimat karna Peat udah jauh.

Mereka yang tinggal diruangan menghela napas.

"Ah batu dia nya."

--

Peat keluar dari gedung MMY langsung tancap gas ke tempat P'Kissy. Dia belum mau pulang, dan temen-temennya yang lain lagi ga bisa diajak ketemu.

Peat sekarang lagi duduk berhadapan dengan P'Kissy disebuah kafe.

"Kenapa? Sedang ada masalah? Tanya P'Kissy.

Peat menghela napas, menatap sendu ke arah jendela. Langit yang mendung diluar kalah sendu sama mukanya Peat.

"Phi, kalo kamu jadi aku, seharusnya aku harus berbuat apa?"

"Hah soal apa?"

Peat bisu. Gimana mau minta pendapat kalau Peat aja malas ngebahasnya.

UTOPIA (FortPeat) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang