27

12 2 0
                                    

Jam menunjukkan pukul lima sore Justin bersama Zaskia menikmati matahari terbenam sembari memakan cokelat. Namun, secara tiba-tiba Justin menyentuh dagu Zaskia sehingga remaja itu seketika menatap ke arah Justin yang berbaring di pangkuannya. Namun, secara tiba-tiba Justin mengucapkan sesuatu kepada Zaskia.

“Zaskia, gue berharap tahun depan? Kita bermain di sini? Apakah gue bisa bertahan sampai saat itu? Apalagi kayaknya mustahil gue bisa bertahan selama itu?”

“Justin, gue nyakin Lo bisa bertahan. Karna tahun depan untuk pertama kalinya gue duduk di bangku kuliah.  Justin, sebenarnya gue pengen kuliah di London. Namun, gue bakal nemenin Lo di sini.

“Padahal itu impian Lo, Zaskia, pokoknya kalo semisal gue pergi. Gue berharap Lo bisa meraih cita-cita? Tolong, lupakan gue dalam hidup Lo?”

“Justin, gue nggak mungkin. Apalagi besok hari kelulusan kita. Gue penasaran apakah bisa mendapatkan nilai tertinggi. Justin, rencana Lo datang nggak ke sekolah besok pagi?”tanya Zaskia sembari menyentuh pipi remaja yang tampak sangat kurus tapi nggak melunturkan wajah tampannya.

Justin hanya terdiam sejenak dan ia bangkit dari rebahannya sembari memainkan pipi Zaskia yang tampak menggemaskan. “Zaskia, sebenarnya gue pengen datang? Cuma Lo tau sendiri mama pasti larang? Alasannya karna gue lagi sakit?” remaja itu seketika menepuk pundak Zaskia secara berlahan.

“Justin, Lo mau kemana? Kenapa masuk?” 

Namun, panggilan itu di abaikan begitu saja oleh remaja yang mengenakan sweater Hoodie hitam dan pada akhirnya Zaskia ikut masuk. “Justin, Lo kenapa tiba-tiba masuk. Padahal gue masih pengen lihat matahari terbenam. Nggak asyik banget jadi orang? Gue ngambek ini!” Zaskia langsung memanyunkan bibirnya di hadapan remaja yang duduk di tempat tidur.

“Zaskia, mending sana sama Ayana dan Jordan. Gue mau tidur soalnya lelah banget. Mungkin efek punya penyakit jadi gampang capek.”

Zaskia memutuskan menunju ke lantai bawah yang di sana terlihat Ayana bersama dengan Jordan. Ayana seketika mengajukan sebuah pertanyaan ke Zaskia, namun remaja itu memakan sebuah roti yang berada di hadapan kini. Ayana tentu saja merasa kesal lantaran ia di abaikan begitu saja oleh Zaskia.

“Tumben turun? Apa Justin usir lo? Kalau dari ekspresi Lo kayaknya memang bener?”

“Justin, ngeselin banget.  Padahal baru jam lima? Justin udah mau tidur? Nanti malam jadi,’kan kita pesta?”

“Zaskia, ngapain tanya? Kita nanti pesta barbeque.  Tolong nanti Justin Lo bangungin ya Zaskia. Karna mama sama papa gue juga kesini? Om Gerald sama Tante Emily masih di luar kota,ya?”

“Orang tua gue lagi di luar kota. Otomatis besok gue ke sekolah sendiri. Padahal gue pengen banget datang bareng mama sama papa.”

Namun, secara tiba-tiba Justin turun sembari mengenakan sweater Hoodie dan ia segera duduk di meja makan sembari tersenyum ke arah Zaskia. Jordan tentu saja gemas dengan tingkah adik kembarnya yang berada di sebelah. Jordan tentu saja memberikan beberapa makanan sehingga piring Justin penuh.

“Jordan, gue nggak habis ini.  Kenapa, Lo kasih gue banyak makanan. Ini Lo udah bilang mama,’kan!”

“Tenang aja, semua makanan ini udah gue perlihatkan kepada mama. Katanya Lo boleh makan. Buruan makan mumpung masih hangat?” Jordan meletakkan paha ayam di piring Justin sedangkan Zaskia tampak meminum jus jeruk karna tiba-tiba merasa haus.

***

Keesokan harinya, Zaskia sudah bersiap berangkat ke sekolah sembari mengenakan kostum wisuda berwarna hitam lengkap dengan sebuah topi.  Namun, sorot mata Zaskia seketika ke arah beberapa orang bersama kedua orang tuanya. Namun, secara tiba-tiba seseorang menghampiri Zaskia sembari menepuk pundak Zaskia.

Eternally yours (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang