sebelumnya..
"aduh! ini.. ini bukan mimpi! Akhirnya, wajah mulus adikku gak kenapa kenapa huweeee" Kini Blaze malah memeluk Ice dengan kuat sambil menangis-nangis, mengucapkan kata-kata yang begitu kasar hingga Ice hanya bisa pasrah, seperrtinya ia tau apa yang di alami abangnya itu.
________________________________________________________
Hari sudah mulai siang, cuaca yang tak terlalu panas mengumpulkan sekelompok siswa-siswa ke sebuah taman yang sepi.
Terlihat ada Halilintar, Taufan, Gempa, Blaze dan Ice. Mereka seperti sedang membahas sesuatu yang berbau mistis
Sebenarnya Ice tidak mau ikut karena ingin tidur lagi di kamarnya, tapi Blaze sangat memaksa dirinya untuk ikut dan berkata akan membelikannya eskrim. Ujung-ujungnya ikut juga.
"beneran kalian dihantuin kemarin?" Gempa memulai percakapan, suasana mulai menjadi tidak enak.
Taufan menyenggol-nyenggol lengan halilintar dengan sikunya, dia masih terlalu takut untuk berbicara, Halilintar hanya bisa menghela napas kasar dan akhirnya mewakili apa yang dialami oleh sahabatnya itu.
"ayahnya sedang di luar negri, ibunya udah ga ada alias meninggal sekitar setahun yang lalu, jadi otomatis lah Taufan jadi tinggal sendirian di rumahnya. Subuhnya sekitar jam 3 an tiba-tiba ada wanita depan pintu kamarnya ngetuk-ngetuk mau masuk, katanya sih mirip ibu nya, terus bawa mawar hitam. Ya Taufan takut lah sampai demam." Jelas Halilintar dengan panjang lebar kepada yang lainnya. Blaze dan Gempa yang sedaritadi mendengar jadi sedikit merinding, sedangkan Ice bersantai memakan eskrimnya.
"begitu ya.. lalu bagaimana dengan Blaze?"
"kalau gue sih cuma mimpi Gem, rasa serem cuy.."
"tau tuh, sampai nyubit-nyubit pipi gue segala lagi"
"ya maaf, habisnya gak rela liat muka mulus adek gue sendiri jadi hancur begitu"
Ice tidak merespon, hanya membiarkan abang kembarnya untuk melanjutkan kata-katanya.
"sebelum bermimpi kek gitu, kamar gue emang udh terdengar suara ketukan pintu, gue cek dong di kaca pengintip, wanita juga kek yang dibilangin kek Hali. Bedanya dibunga sama muka doang, dianya bawa mawar merah tapi banyak darahnya" Blaze menelan air ludahnya kasar, mengingat kembali apa yang terjadi saat itu
"setelah itu gue chat kalian di Grup tapi yang respon cuma taufan, habis itu gue tidur dong biar gak ngeri-ngeri amat"
"nah habis itu terjun lah gue ke alam mimpi..gue mimpi gue gak bisa tidur, bangun dong kan gue.. duduk- niatnya mau ngajak Ice ngobrol bentar.. buat temenin biar gak serem serem amat lah ya hehe.." Blaze menjeda, "pas Ice noleh, dia nanya.. 'kenapa bang?' kalau dia noleh ya gue pastinya otomatis liat ke mukanya ya kan. Pas dia noleh.. muka Ice.. mukanya.." Lanjutnya langsung melihat ke wajah Ice
"mukanya penuh sama belatung.. berlubang juga"
...
"Lin gue takut Lin.."
"udah gausah dengar Fan, nih makan permennya" Ucap Halilintar yang memberikan sebungkus permen kopi ke Taufan lalu kembali fokus dengan apa yang diceritakan oleh Blaze.
"astaghfirullah.." Bahkan Gempa pun sampai beristighfar.. menepuk-nepuk pelan punggung Blaze untuk menenangkannya "kalau gak kuat jangan dilanjutin Blaze.." Ucap Gempa sambil tersenyum
"gapapa Gem, gue kuat. Nah terus gue kabur dong, lewatin lorong yang menuju ke dapur, pas nyampe dapur malah ketemu emak-emak lagi masak, dan dia nawarin gue masakannya dong. lu pada mau tau gak dia masak apa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Makhluk Malam - on going
HorrorTahun 1943, kasus berkelanjutan yang berupa pembunuhan, pencurian, penculikan, pembunuhan berencana, teroris. Kasus-kasus itu terus-terusan melibatkan makhluk-makhluk astral, masalah ini masih saja berlanjut hingga kini. Tentunya para pembunuh iblis...