enam

135 16 0
                                    

Sebelumnya...

"Kalian berdua yang di belakang.." Solar tetap menjaga penglihatannya ke sosok hitam di pojokan sementara ia memberikan arahan.

"Cepat panggil Ice kemari, bawa senjatanya sekalian.."

___________________________________________

Belum sempat lagi Halilintar mengeluarkan HP nya, tiba-tiba Blaze menghubunginya, dengan cepat dia mengangkatnya
"Helo Blaze! Ice di-"

"HALI TOLONG, ADA.. ADA ADA ADA IBLIS DI SINI!!!!"

"HAH?! Iblis? Di sana? DI RUMAH KALIAN?!"

"IYA ANJR, MANA IBLISNYA KEJANG-KEJANG ANJ. Ice lagi coba buat ngalahin mereka, tapi iblisnya datang bawa circle bejir, tolong cok"

"WTF-" Halilintar langsung menatap Solar yang sedang menggendong Gempa di belakangnya dengan panik, Solar dan Thorn yang melihatnya ikut panik.

"Taufan, tutup pintunya sekarang cepat! Thorn jangan lupa untuk itu."
Taufan hanya menganggukkan kepala dan menutup pintu rumah Gempa dengan cepat. Thorn tak kalah cepat, ia segera mengeluarkan jimatnya dan melemparkannya semua ke sekeliling rumah untuk menahan iblis itu di dalamnya. Begitu dilempar, jimat tersebut melayang sendiri mengelilingi rumah itu sesuai dengan instruksi Thorn.

Dengan begitu mereka segera menjauhi rumah tersebuh, lebih cepat lebih bagus.

...

Ice terus menembakkan anak panahnya ke arah semua Iblis itu, ruang tamu rumah mereka benar-benar kacau begitu semua iblis lenyap menjadi debu. Ice tepar di sofa, merasa tenaganya benar-benar dikuras habis-habisan oleh iblis-iblis itu.

Blaze hanya bisa diam terpaku melihat adik kembarnya yang bersusah payah untuk melindunginya, merasa tak berguna ia pun menepuk pundaknya.

"Agaknya abang nak ikut serta ngan kau juga.."

Belum sempat Ice merespon pernyataan dari abang kembarnya itu, teman-teman yang lainnya sudah menerobos masuk ke rumah mereka.

"Woi kalian gapapa?!" Taufan bertanya dengan nada panik, apalagi dengan keadaan ruang tamu rumah temannya yang sudah begitu kacau ini.

"Aman je Taufan.." jawab Ice yang langsung mengangkat badannya untuk bangun dan duduk. Menatap teman-temannya 1 per 1 dengan seksama dan matanya lebih memilih untuk tertuju ke arah Gempa, "Gempa kenapa?" Tanya Ice dengan nada serius.

Solar hanya bisa menghela napas kasar lalu ia menatap Thorn dengan senyuman khasnya. Thorn maju beberapa langkah dan menjelaskan semua yang telah terjadi kepada Gempa, rumah dan seluruh keluarganya di serang oleh iblis yang jelas tingkatnya lebih tinggi daripada mereka.

"Tingkat lebih tinggi?" Blaze menatap Thorn dengan penasaran, "kalau lebih tinggi bukannya bakal lebih sulit buat di kalahin ya?"

"Ha'ah, sebab tuh lah kita kunci kan dia kat rumah Gempa ngan jimat suci, kalau tak mesti kita pun ikut habis kena serang ngan dia" Thorn melihat ke arah Gempa yang masih tak sadarkan diri di belakang punggung Solar, "hm.. Gempa nak kita titipkan pada siape e?"

Taufan yang mendengarkan hal itu langsung menatap ke arah Halilintar, tapi merasa aura sahabatnya sangatlah gelap, ia tak jadi untuk mengajukannya.

"Gempa dititipkan ke rumah gue aja, mumpung ada Taufan."

"Oh boleh sangat!"

"Erm.. Solar, bolehkah aku gabung ngan korang?" Semua mata kini tertuju kepada Blaze, tak menyangka apa yang ia katakan. Seorang Blaze yang awalnya membujuk adik kembarnya untuk tak ikut agar tak lecet kini malah menawarkan dirinya untuk bergabung?

Makhluk Malam - on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang