05. Modus.

11 0 0
                                    

Karena dahan pohon mangga terlalu kecil, jadi mau gak mau Haris dan Jeffan harus mepet mepet. Tanpa sadar Haris memeluk Jeffan dan Jeffan memeluk Haris dari samping.

Jeffan melihat ke bawah. Cowok itu langsung bergidik ngeri karena masih ada anjing killer yang lagi berusaha berisik.

"INI KEMANA MAJIKAN NYA BUSET!!! ANAK LU LAGI GAK GWENCANA INI!!" - teriakan hati Jeffan

Jeffan menghela nafas lalu memutar kepala ke arah Haris yang ada di samping nya. Jeffan kayaknya nggak sadar sama posisi mereka. Posisi mereka yang saling memeluk itu membuat keduanya sangat dekat.

Wajah mereka berdua langsung berdekatan. Dimana hidung mereka berdua langsung bersentuhan ketika mereka menengok ke satu sama lain.

Di sana selain hidung mereka yang bersentuhan, manik mata mereka juga saling tatap satu sama lain. Entah mereka yang saling nyaman atau lagi syuting film.

"Jef" panggil Haris dengan suara berbisik.

Sumpil.

Kalau aja gak di dahan pohon, Jeffan mau mleyot denger suara Haris yang deep kek gini.

Haris kalau kayak gini kayak orang bener.

Jeffan nggak menjawab. Tapi Jeffan membuat muka seolah olah bertanya. Jeffan terlalu sibuk mengagumi wajah ganteng (tapi masih gantengan Jeffan) di depan nya.

"Emprit gue masih sakit. lo gak mau tanggung jawab?" Bisik Haris masih dengan pandangan yang mengunci pandangan milik Jeffan.

"Ngapain gue tanggung jawab. Gue nggak hamili lo" jawab Jeffan dengan suara yang sama sama berbisik.

Haris tersenyum kecil. Sumpah demi apapun ganteng banget. Jeffan boleh baper lagi gak sih? Jeffan mengedipkan mata nya beberapa kali.

Haris makin nggak tahan sama gemes nya Jeffan. Haris memiringkan wajah nya lalu semakin mendekatkan wajah nya ke Jeffan.

Haris sedikit membuka mulut nya lalu menatap secara intens bibir Jeffan yang pink nya pink alami. Gak kek cewek cewek yang di kasih liptin. Jeffan sendiri langsung tutup mata. Nggak kuat sama wajah Haris yang ganteng.

Haris nggak suka kalau harus kiss bibir cewek yang ada liptin nya. Kata Haris sih, "gak enak. Aneh anjir"

"HOE, KALIAN LAGI APA TOH DI ATAS SANA? OJOK MACEM MACEM YO!!"

Haris langsung menjauhkan wajah nya dan Jeffan langsung berdehem guna menghilangkan rasa gugup nya. Kedua nya melihat ke bawah lalu nyengir ke bapak bapak yang lagi ada di bawa.

"AYO KENE, MUDHUN KABEH!" Pinta si bapak sambil melambaikan tangan nya meminta Haris dan Jeffan untuk turun.

Keduanya turun. Yang pertama turun adalah Haris lalu Haris membantu Jeffan untuk turun.

"Maap pak. Tadi ada anjing gila yang lagi ngejar kami. Mau nggak mau kami harus naik ke atas sini" jelas Haris agar tidak menimbulkan banyak nya pertanyaan yang tidak tidak.

Bahaya Iki rekk.

Jeffan sih cuman bagian haha hehe aja. Bagian penjelasan sudah di jelasin sama Haris.

Bapak bapak itu mengangguk lalu pergi dari sana karena inget kalau ayam ayam kesayangan nya belum di mandikan.

Haris dan Jeffan saling tatap lalu tersenyum canggung. Jeffan jalan terlebih dahulu lalu di susul Haris.

"Ah, si bapak ganggu wae acara ku mau jub jub ayang bebeb"

Emang udah jadi ayang bebeb?

Nggak usah ngaku ngaku deh Lo!

•••

"Nih"

Jeffan mengernyitkan dahi bingung ketika ada satu kresek lumayan besar berlogo "Indomaret" berada di depan muka nya. Jeffan menurunkan kresek tersebut agar nggak menganggu pemandangan nya.

"Apa nih? Guna guna?"

"nguawur loh arek iki!" Aksen bahasa Jawa nya Haris beberapa jam yang lalu agak agak muncul. Haris ini Jawa tulen. Lahir dan besar di tanah Jawa. Tapi Haris sama sekali gak ngerti sama pelajaran bahasa Jawa.

Apa lagi tentang Krama Krama atau bahkan Ngoko Ngoko.

"Buat lo. Itung itung sebagai ucapan terimakasih soalnya lo nggak ninggalin gue sendirian selama di kejar anjing"

Jeffan tersenyum kecil lalu mengangguk. Di ambilnya kresek itu lalu di susul oleh ucapan terimakasih.

"Yaudah pulang aja sana"

"Gak tau terimakasih banget buset. Udah gue kasih jajan, tapi gue nggak di persilahkan masuk gitu?" Tanya Haris sambil memberikan tatapan tidak percaya.

Jeffan tersenyum lalu menggeleng. "Rumah gue nggak nerima setan. Mon maap"

"Anjir"

Meskipun bilang "Anjir" tapi Haris ketawa. Cowok itu mengangguk lalu menepuk pucuk kepala Jeffan. "Yaudah, gue pulang dulu. Jangan lupa istirahat yang cukup. besok masih harus ke sekolah ambil rapot"

Jeffan mengangguk. "Cih, kenapa Lo jadi soft gini? Biasanya gak ada tuh soft soft kek gini"

"Modus lo ya?!" Tanya Jeffan sambil memincing.

Haris ketawa. "Kalau gue nggak modus, mana bisa gue pacaran sama lo"

Jeffan terdiam. diam nya Jeffan cukup lama. Jeffan tertawa lalu mengedikkan bahu nya. Tanpa mengucapkan apa apa, Jeffan membuka pagar rumah nya lalu masuk ke dalam rumah meninggalkan Haris.

Haris sih cuman senyum aja lalu langsung masuk mobil dan pulang.


To be continued

Mon maap klo ada tipo tipo 👉🏻👈🏻

2024 [BL] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang