"Jeffan dimana? Gue ngga keliatan dia mulai dari pagi" tanya Haris sambil memegang rapot. Haris berjalan menuju tas nya lalu memasukkan rapot itu kedalam.
Mereka sudah melewati fase ambil rapot. Rasanya tenang banget. Anak anak IPA dapet nilai nilai yang bagus. Sebagain anak dapat nilai di atas 80. Bagus banget. Nggak sia sia mereka belajar dengan keras.
Yoel menggelengkan kepala nya. "Entah. Anak itu nggak keliatan dari pagi. lo coba aja tanya Abang nya" tanya Yoel yang kemudian keluar kelas. Drinya mau segera pulang dan segera membanting diri ke kasur.
"lo gak pulang sama mama lo?" Tanya Vania yang lagi berdiri di samping Haris.
Haris menggeleng lalu menyampirkan tas di bahu kanan. "Enggak. Mama gue mau langsung ke Jakarta. Ada urusan di sana"
"Van, gue duluan" pamit Haris yang di angguki oleh Vania.
Sekarang, waktunya Haris bekerja rodi buat menemukan kesayangan nya yang nggak Haris lihat dari tadi pagi.
••••
"Cil!"
Jeffan mengusap kedua mata nya lalu memandang ke arah belakang. Di sana ada Haris. Jeffan mengernyit kesal. Apa apaan sama panggilan Haris?
Cal cil cal cil.
"Apaan?! Gue bukan bocil ya! Inget, kita seumuran!!" Ucap Jeffan kesal yang kemudian kembali memandang lurus kedepan.
Haris yang lagi ngos ngosan karena sudah melewati banyak anak tangga pun tertawa. Melempar tas nya ke sembarang arah lalu duduk di sebelah Jeffan.
Mereka berdua lagi ada di rooftop sekolah. sekolah merah putih memang punya rooftop. Dan rooftop itu boleh di gunakan anak anak untuk bersantai. Selagi tidak mengotori rooftop, anak anak tetap di perbolehkan. Tetapi, jika sudah ada anak yang tidak bisa menjaga kebersihan rooftop (misalnya kayak merokok atau minum minum) rooftop akan di tutup.
Melihat wajah kesayangan nya yang lagi murung, Haris kembali ketawa lalu mengusap pucuk kepala Jeffan. "Jangan manyun manyun, muka lo yang kayak Bebek jadi makin mirip bebek"
Jeffan berdecak lalu menghela nafas. Padahal dirinya lagi mau menyendiri, tapi kenapa sosok setan berupa Haris muncul dan ganggu waktu sendiri nya aja sih?
"Nilai rapot lo gimana?" Tanya Jeffan penasaran.
Haris mengangguk. "Bagus.
Di atas 80 semua. Nggak ada yang 70" jawab Haris di akhiri dengan senyuman ganteng. "Kalau lo sendiri?" Tanya Haris.Jeffan tersenyum miris. "Ada dua mata pelajaran yang nilai nya rendah. Kimia 75, fisika 70. Gak nyampe KKM" jawab Jeffan pelan.
"Gwencana Yo?" Tanya Haris.
Jeffan tersenyum lalu mengangguk kecil. "gwencana. Cuman agak kecewa sama diri sendiri. Semua keluarga sudah naruh harapan yang besar buat gue, tapi, gue malah kecewain mereka"
Ngeliat kesayangan nya sedih, Haris jadi ikutan sedih buset. Haris mendekatkan diri ke Jeffan lalu merangkul bahu pemuda manis di sebelah nya ini.
"Dengerin deh. Harapan memang nggak seindah kenyataan. Tapi, lo udah berjuang keras, Jef. Gue tau pengorbanan lo nggak main main di ujian kali ini. lo boleh kecewa sama diri sendiri. Tapi jangan berpikir, kalau...lo gagal total. No!, Lo nggak gagal Jef, lo berhasil"
"Dengan lo dapet nilai rata rata 90 ke atas, itu tanda nya lo udah berhasil. Jangan terlalu keras sama diri sendiri, Jef. Diri lo punya batas kemampuan. Nggak harus semua mata pelajaran bisa lo kuasai"
Haris mengelus bahu Jeffan lalu menghela nafas. "Nilai nggak bisa menjamin seseorang untuk sukses"
"lo hebat. lo beneran hebat" bisik Haris tepat di telinga nya.
Jeffan makin sadar. Haris dan Brian memang sosok yang sama. Ketenangan yang mereka bawa sama sama membuat nya tenang. Kata kata mereka bisa menenangkan pikiran yang tengah berisik, dan hati yang tengah bergejolak.
Jeffan ketawa. Sedihnya sekarang sudah berkurang, dan rasa kecewa nya sudah mulai pudar. "Sok jadi pahlawan kesiangan, lo?" Tanya Jeffan dengan muka ngejek minta di tampol.
Haris berdecak. "Apa sih mau lo? Gue udah jauh jauh dateng ke sini, udah capek capek nyariin lo keliling sekolah, dan bisa bisa nya lo bilang kalau gue mau jadi pahlawan kesiangan? HELLO BADY BODY!!!"
Jeffan ketawa. "Lagian, gue nggak nyuruh lo buat nyari gue. Nggak usah buang buang tenaga lo cuman buat nyari gue"
Haris menatap Jeffan serius. Dan mengunci pandangan mata Jeffan. "Gue nyariin lo, karena gue peduli. Gue nyariin lo, karena gue khawatir kalau kesayangan nya gue ini kenapa Napa" ucap Haris serius.
Yang di bilang Haris bukan cuman gombalan semata. Haris berkata jujur dari hati nya.
Kalau Haris nggak ada perasaan ke Jeffan, mana mau Haris capek capek cari Jeffan keliling sekolah?
Buat capek aja.
To be continued
Affah iyh dik? 😋
KAMU SEDANG MEMBACA
2024 [BL] || END
Short Story"tiga hari lagi udah ganti tahun. Masa iya status kita cuman bestie aja? Gak mau ganti yang lain gitu?" - Haris "Mau ganti status? Yaudah, kita jadi majikan-babu aja. Lo babu, gue majikan" - Jeffan "Sialan. Cowok kok gak peka" - Haris "HELLO BADY...