08. Jeffan, I Love you.

7 0 0
                                    

Jeffan ngerasa bersalah deh. Soalnya Jeffan nggak kira kira beli barang barang nya. Apapun yang Jeffan lihat dan suka pasti Jeffan langsung beli. sebenernya Haris sendiri nggak masalah.

Bahkan cowok itu nggak takut jika uang nya habis gegara Jeffan yang beli ini dan itu. Selagi Jeffan seneng, Haris nggak masalah.

Setelah menghabiskan banyak tenaga di dalam mall, Haris mengajak Jeffan untuk pergi ke bukit yang nggak terlalu tinggi.

Lokasi nya juga nggak terlalu jauh dari mall yang sudah Haris dan Jeffan datangi.

"Kalau mau ngomong, ngomong aja" ucap Haris yang tau sedari tadi Jeffan ingin membuka suara. Haris menghela nafas lalu mendongak menatap langit malam yang lagi banyak bintang.

Jeffan mengulum bibir nya lalu menghela nafas. "Emm, gue minta maaf"

"Kenapa?"

"Gue udah pake uang Lo"

Haris ketawa. "gapapa. Santai aja"

"Uang Lo jadi tinggal dikit gegara gue belanja banyak banyak. Lo aja sampe nggak beli apapun"

"Siapa bilang uang gue habis?" Si cowok tinggi itu mengelus rambut Jeffan. "Jangan sok tau deh. Uang gue masih banyak. Gue kaya, uang gue nggak bakal cepet habis"

"Lagian---" Haris menggantung ucapan nya lalu kembali menatap langit malam yang banyak bintang.

"Kalau Lo seneng, gue juga bakal ikut seneng. Bahagia Lo juga bahagia gue" bisik Haris di tengah keheningan.

"Besok tahun baru" bisik Jeffan sembari menundukkan kepala nya. Tangan nya sibuk memainkan bunga berwarna pink yang tadi dia temukan di jalan menuju bukit ini.

Haris mengangguk. "Iya. Nggak kerasa. Padahal kemaren baru aja dampingi adek adek kelas 10 MOS" iya, waktu bener bener se-cepet itu berlalu. Padahal baru merem sebentar aja tiba tiba udah tahun baru 2024.

"Hiks"

"Anjir!!" Haris kaget. Lagi tutup mata sambil nikmati angin sepoi-sepoi, tiba tiba aja Haris denger suara isakan orang nangis.

"Jef, Lo denger juga kan? Ada orang nangis njir!!" Bisik Haris masih dengan pandangan mata lurus ke depan. Haris nggak berani noleh ke Kanan ataupun kiri.

Nggak ada jawaban. Haris makin takut kalau Jeffan ninggalin dia. Akhirnya, Haris memutuskan untuk memutar kepala nya ke kanan. Tempat dimana Jeffan duduk.

"Loh? Eh anjirr, Lo ngapain nangis?" Tanya Haris sembari mendekatkan duduk nya ke Jeffan. Haris mengusap pundak Jeffan yang bergetar.

"Lo kurang puas belanja? Bilang dong anjir kalau kurang puas belanja"

"Tolol!" 

Jeffan menghela nafas lalu mengangkat kepala nya. Menengok ke arah Haris lalu kembali menatap lurus kedepan.

"Gue nggak percaya. Gue nggak percaya kalau gue bisa sampe di titik ini. Gue berhasil bertahan di tahun 2023. Banyak banget masalah yang gue hadapi. Banyak masalah yang buat gue pengen nyerah. Gue...gu-gue rasanya masih belum siap jalani tahun 2024"

Haris diam. Diam mendengarkan keluh kesah dari kesayangan nya ini.

"Gue selalu mikir. Ada kejutan apa di tahun 2024. Kalau orang orang buat permohonan di malem tahun baru, gue nggak mau buat harapan apa apa"

"Kenapa?" Tanya Haris dengan suara berbisik.

Jeffan tertawa kecil. "percuma buat harapan kalau harapan itu nggak terwujud. Gue capek selalu di kecewain sama harapan dan kenyataan"

2024 [BL] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang