DEJAVU (apakah orang yang sama)

326 33 4
                                    

"Kim kau salah paham ayo kita pulang saja" hani menarik tangan kim yg terus memandangi mereka berdua dengan wajah kesalnya

"Siapa dia" bisiknya pada jeon
"Mungkin kekasihnya lihatlah pakaian  mereka couple" balas jeon

"Kim pulanglah aku ingin istirahat"
"Sayang apa kau benar-benar tidak mengenal me..."
"Oppa aku tidak ingin berdebat, harus berapa kali aku mengatakannya
"Sayang aku hanya memastikan mereka tidak mengganggumu"
"Hani kan uda bilang mereka gk salah kenapa oppa langsung marah tanpa tau yg sebenarnya tadi pada mereka"
"Ntahlah melihat mereka oppa merasa emosi seperti ada dendam masalalu"
oppa pulanglah besok harus ke kantor" hani mengakhiri perdebatan dan meminta kim pulang

"Baiklah oppa pulang jangan lupa makan dan minum obatmu, besok tidak perlu masuk dulu okey" kim mengelus kepala hani sebelum pergi

Beberapa hari berlalu hani sudah mulai berdamai dengan pikirannya dan berfikir bahwa mimpi itu tidak ada hubungannya dengan pria yang dia temui lagi pula dia tidak mengenalnya dan mungkin saja tidak akan bertemu lagi pikirnya

Ketika hani hendak beranjak ponselnya berdering dia pjn meraih ponselnya
"Hey ny kim apa kau baru bangun tidur? Bukankah akan masuk kerja hari ini, bersiaplah oppa akan menjemputmu"
"Baiklah tuan kim yang terhormat" balas hani sebelum mengakhiri panggilan dari kim

Sesampainya diperusahaan kim dikejutkan oleh papanya yg hadir di perusahaan padahal biasanya kim lah yang memimpin meeting kantor

"Kim" panggil papa kim yg membuatnya terkejut sontak langsung melepaskan genggaman tangan hani
"Eoh papa mengapa tiba-tiba datang kim bisa memimpin meeting ini"
"Papa percaya padamu tapi meeting kali ini berbeda karena dihadiri oleh mitr kenalan lama papa jadi papa harus datang"
"Baiklah kalau begitu kim mengerti" berlalu pergi menarik hani

"Eh.. kim mau kemana papa belum bilang kalau mereka membawa anak mereka jadi kau harus ikut papa"
"Papa tidak berencana menjodohkan kim bukan?"
"Kau pikir papa tidak tau hubunganmu dengan sekretarismu itu hmm" dia tidak membantah hubungan mereka karena menurutnya hani dapat dkandalkan karena kemahirannya di dunia kantor

"Baiklah, hani kembalilah ke ruanganmu meeting kali ini aku dan papa yg aka mengurusnya"

"Tuan kim maaf mengganggumu dengan datang tiba-tiba" sapa tuan park
"Aigoo aku merasa terhormat atas kedatangan kalian berdua" balas tuan kim mengulurkan tangan yg sangsung disambut tuan park dan tuan jeon

"Aiiya apakah ini putramu? Lihatlah sudah sebesar ini, bukan kah dulu kau masih bayi nak" ucap tuan jeon
"Anyonghaseyo tuan" sapanya seraya membungkuk sopan"

"Dimana putra kalian, bukankah mereka ikut juga" tanya tuan kim
"Permisi..Anyeonghaseyo" ucap mereka yg baru datang
"Lihatlah putra-putra kami yang sangat berandal ini, seandainya saja putraku bersedia memasuki dunia perusahaan seperti putramu tuan kim" ucap tuan park

"Kalian.." sontak kim terdiam melihat dua wajah yang ia temui kemarin ditaman
"Ah hai kita bertemu lagi, kita belum sempat berkenalan kemarin" sapa jeon
"Halo aku jimin temannya jeon" ucap jimin

Kim hanya terdiam menatap jimin
Mengapa aku merasa sangat tidak menyukainya/batin kim

"Tok..tok..tok permisi pak berkas bapak terting.." belum sempat hani menyelesaikan ucapannya pandangannya teralihkan oleh jimin

Jimin yg sadar sedang ditatap pun bertanya
"Nona mengapa kau selalu menatapku seperti itu, kau membuatku.."
"Siapa namamu?" bertanya tiba-tiba tanpa sadar hani mendekat kearah jimin
"Eoh..?" jimin bingung dengan balas menatap hani

Hani nenatap lekat wajah jimin dan mengingat kembali mimpi yg selalu menghantuinya
"Sama benar-benar sama bahkan suaranya"/gumamnya

"Sekretaris hani apa yang sedang kau lakukan" kim menatap tajam hani
"Aa.. maaf tuan berkasmu tertinggal dimeja" menyerahkan berkas pada kim dan langsung melangkah keluar ruangan dengan mata yg masih melihat jimin

Meeting telah selesai semuanya meninggalkan ruangan untuk pulang kerumah masing-masing

"Siapa gadis itu mengapa selalu menatapku seperti itu, haruskah aku mencaritahunya, tatapan itu seperti tidak asing bagiku" jimin yg masih bertanya-tanya pun berniat mencaaritahu tentang hani

"Jika hidupku ada hubungannya dengannya tolong beri petunjuk lebih" ucap hani yg sudah bersiap tidur berharap mimpi itu memberinya petunjuk

"Hajin..." ucap pria itu, kali ini pakaiannya berbeda, dia mengenakan pakaian pengantin kuno berwarna merah
"Mengapa kau memakai pakaian mencolok bukankah biasanya pakaianmu putih" tanya hani yg biasanya melihat pria dimimpinya ini mengenakan pakaian putih kuno seperti pengembara pada jaman kerajaan

"Bukankah kita akan menikah tentu saja aku memakai pakaian ini, mengapa hajinku belum berganti pakaian?" tanyanya pada hani

"Kumpulkan prajurit tangkap penghianat itu" ucap seseorang yg memakai pakaian seperti pangeran kerajaan

"Kim..??" Hani kaget melihat wajah pria itu sangat mirip dengan kim

"Tunggu pangeran jinan bukan penghianat, jinanku bukan penghianat, hanya karena kau pangeran tidak seharusnya kau menuduh tanpa bukti"
Ucap seorang wanita bangsawan yang juga memakai pakaian pengantin

"Iii..ituu..aku..? Gak gak mungkin" hani masih tidak percaya akan apa yang dia lihat

"Hajin dia hanya pengembara kau hanya pantas denganku, aku bisa memberikan apapun yang kau mau"
"Tidak aku tidak mau, cintaku hanya untuk jinan" ucap wanita bangsawan itu
"Dayang bawa nona kalian ke kamarnya" perintah pangeran itu
"Tidak lepaskan aku, ini hari pernikahan kami kau tidak bisa melakukan ini, jinaaaannn pergilah pergilah sejauh mungkin mereka akn melukaimu" ucap wanita bangsawan itu menangis histeris setelah melihat prajurit sudah berkumpul
"Kau hanya milikku hajin/gumam pangeran itu

"Dddrrrrddriiiiiiinnggggg..." bunyi alarm membangunkan hani

"Apa ini? apa aku juga menangis?" memegang wajahnya yg basah bahkan matanya terasa perih

DAILY LIFE Siapapun Berhak BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang