DEJAVU (akhir adalah awal)

44 3 2
                                    

jimin yang uring uringan dikamarnya tidak bisa tenang
pikirannya terus mengkhawatirkan hani
namun dia takut membuat salah paham lagi jika mencari hani

"masabodohlah aku hanya akan melihatnya"
ucap jimin yang pada akhirnya memutuskan bangkit menuju apart hani

awalnya jimin hanya melihat dari kejauhan namun melihat hani mengeluarkan beberapa koper besar membuat jimin penasaran dan memberanikan diri menghampirinya

"hey nona mau kemana dengan membawa koper sebanyak ini"

hani yang dibuat kaget langsung menoleh
"aisshh jimin kau membuatku kaget saja
pagi pagi sudah ada didepan rumah orang
apa kau tidak ada kerjaan?"

"hemm mode juteknya sudah kembali
tapi sekarang pekerjaanku adalah mengikutimu nona
kemana kau akan membawa srmua barang barang ini?
aku akan mengantarmu"

"tidak perlu jim aku bisa sendiri
yaa..!! aishh aku bilang tidak.."
belum sempat hani menyelesaikan kata katanya jimin sudah mengangkut barang barang hani dan memasukkannya kebagasi mobilnya

"terlambat nona semuanya sudah masuk
ayo naik mengapa sangat keras kepala
ayolah naik"
menarik tangan hani

"mengapa kau sangat memaksa
aku tidak ingin melibatkanmu"

"sebenarnya kamu ingin kemana membawa koper banyak seperti ini"
mengalihkan percakapan hani

"ntahlah aku belum punya tujuan yang jelas aku tidak mau tinggal disitu lagi
itu apart pemberian kim
semuanya sudah berakhir
aku juga sudah mengundurkan diri"
ucapnya menunduk

"kamu mengundurkan diri?
sebenarnya apa yang terjadi malam itu
aku tidak ingin ikut campur tapi
apa separah itu sampai kamu memutuskan pergi?"

hani berusaha menahan sesak didadanya dia pikir dengan bercerita mungkin akan mengurangi sakitnya
perlahan hani menceritakan yang dilihatnya malam itu
sekuat tenaga hani menahan air matanya
hanya tidak ingin terlihat lemah

"terkadang akhir adalah awal
tidak semua yang berakhir itu berakhir buruk
jika kamu mau bekerjalah diperusahaan papaku
aku akan bicara padanya"

"terimakasih tapi tidak usah jim
aku ingin ke amerika saja
bisa tolong antarkan aku kebandara?"

"mau apa kesana hani itu sangat jauh"
ntah kenapa jimin merasa tidak rela ditinggal meski mereka baru kenal
untuk pertama kalinya jimin merasa nyaman dengan seorang wanita
biasanya dia hanya bergaul dengan jeon
dan tidak tertarik dengan wanita
baginya wanita hanya mengincar hartanya apalagi dia anak tunggal dari park group
meski dia tidak pernah mau menjadi penerus papanya
karena baginya perusahaan itu membosankan begitupun jeon yang juga merupakan anak tunggal dikeluarganya

"rumahku disana
abangku juga disana lagipula aku tidak ada tempat tinggal lagi disini"

"didepan apartku kosong
aku bisa menghibungi pemiliknya
kamu tidak bisa pergi begitu saja hani
kamu harus buktikan bahwa kamu tidak lemah"
berusaha meyakinkan hani

"tapi aku tidak srkuat itu jim
aku ingin pulang"

"tidak masalah masih ada aku kamu tidak sendirian
jika ingin pulang
pulanglah saat semuanya selesai dengan kemenangan"

gerak cepat jimin membawa hani keapartnya dan meminta jeon menemani hani sementara dia keperusahaan papanya

tanpa basa basi jimin langsung memasuki ruangan papanya

"pa apa papa sibuk
aku ingin bicara"

"yoohh siapa ini
anak yang tidak ingin jadi penerus tiba tiba melangkahkan kakinya keperusahaan ini"
ucap lelaki paruh baya itu

"aku akan menuruti keinhinan papa menjadi penerus perusahaan bahkan mulai bekerja besok asalkan papa menuruti satu permintaanku"

papanya berbalik dan menatap anaknya dengan wajah seriusnya
"apa kamu serius dengan kata katamu nak?
katakan apapun permintaanmu akan papa turuti"

"apapun?"
sumringahnya

"papa dan mama sudah putus asa memintamu meneruskan perusahaan hasil jerih payah papa selama ini
dan sekarang kamu datang sendiri tanpa dipaksa tentu saja apapun yang kamu mau papa akan berikan asalkan kamu bersedia menjadi penerus papa"

"emm aku punya teman
dia baru saja kehilangan pekerjaannya
aku ingin dia jadi sekretarisku mulai besok"

"teman?
bukankah temanmu hanya jeon?
papa tidak pernah melihatmu berteman dengan orang lain selain jeon
sejak kecil kalian selalu berdua
siapa dia? apa seorang wanita?"
tebak papanya melihat jimin yang wajahnya terlihat memerah

"untuk apa papa bertanya
jika tidak boleh aku juga tidak akan masuk kantor besok"
berdiri dan akan pergi

"aish papa belum selesai bicara
baiklah besok bawa dia kesini"

"deal ya pa emm satu lagi pa
aku lihat apart milik papa yang didepan apartku itu kosong"

"kau menginginkannya?
ambilah tapi pastikan kau masuk kantor besok"

"papa yang terbaik terimakasih pa
aku pergi dulu
aku akan masuk kantor besok"
ucapnya berlari keluar kegirangan

"yess berhasil hani tunggu aku"
gumamnya pelan

"siapa wanita itu
bahkan jimin meminta apart
apakah itu untuknya bahkan dia bisa meluluhkan putraku hingga mau masuk perusahaan
aku harus menyelidikinya dia pasti bukan wanita sembarangan
jangan sampai dia menguasai putraku"
ucap papa jimin yang masih dibuat kaget dengan permintaan putranya

diapart jimin

"apa kau tidak bisa diam?
jimin sudah bilang tunggu disini sampai dia kembali
memangnya jika aku membiarkanmu keluar
kai ngin apa? kabur keamerika?"
ucap jeon yang selalu galak ke hani

"mengapa kau selalu saja menuruti jimin
apa kau bodyguardnya
saat jimin dipukul kau juga menjaganya"
hani sengaja mencari informasi sebenarnya apa hubungan jimin dengan jeon

"jimin adalah sahabatku tentu saja aku menjaganya
aku juga akan melindunginya dari kekasihmu itu"
ketusnya

*perkataan itu sama persis dengan yang dimimpiku
batinnya

seketika hani mengingat mimpinya tadi malam

"benar kami adalah sahabat"
baru datang dan merangkul jeon

melihat dua siluet itu kembali mengingatkan hani dengan dua karakter dalam mimpinya
*benar benar sama
batinnya lagi

"hey nona apa yang kamu lamunkan
lihatlah aku sudah dapatkan kuncinya
apart didepan milikmu sekarang"

"jimin kamu gerak cepat sekali
terimakasih tapi bagaimana dengan pembayarannya"

"tidak perlu pikirkan itu aku yang akan mengurusnya
sekarang ayo pindahkan barang barangmu"

mendengar itu hani bangkit
"jimin jika kamu terus seperti ini lebih baik aku ke amerika saja
sini berikan barang barangku
aku tidak ingin bergantung dengan siapapun lagi sudah cukup dengan kim"

"ehh baiklah baiklah kita bicarakan itu nanti
aku tidak bermaksud mengingatkanmu padanya lagi
sekarang kita pindahkan dulu barang barangmu okey"

DAILY LIFE Siapapun Berhak BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang