Setelah menenangkan pikirannya hani mulai bersiap untuk bekerja
Dia tidak ingin mimpinya mempengaruhi kehidupan nyatanya"Hai nona"
"Apa yg kau lakukan disini? Mengapa kau tau rumahku?" saat membuka pintu hendak pergi bekerja hani dikagerkan dengan kehadiran jimin didepan rumahnya
"Maaf apa aku mengganggumu nona?
"Aku harus pergi bekerja katakan apa kepentinganmu mencariku"
"Aaaa..nona ingin keperusahaan kim bukan? Kalau begitu kita satu arah, naiklah nona" membukakan pinyu mobilnya
"Ah trimakasih tapi aku bisa naik taksi saja"
"Naiklah nona aku ingin bertanya beberapa hal penting padamu" ajak jimin lagiKarena terpaksa akhirnya hani masuk mobil jimin
"Bukankah ingin bertanya mengapa diam saja" tanya hani
"Mmm apakah nona dan kim berpacaran?" Tanya jimin tiba-tiba yg dibalas dengan tatapan tajam oleh hani
"Hahaha...kau lucu sekali nona" melihat reaksi hani jimin justru tertawa membuat hani semakin kesal"Baiklah serius sebenarnya aku hanya ingin tahu mengapa nona selalu menatapku seperti itu saat melihatku"
"Apa kau pernah bermimpi sesuatu yg aneh saat tidur atau semacam mimpi yg terus berulang?" tanya hani antusias
"Hah..??" yg ditanya justru bingung
"Ah sudahlah jika kau tidak mengerti tidak perlu dijawab oiya siapa namamu?" tanya hani pada jimin
"Ah benar kita belum kenalan, aku jimin siapa namamu?
"Aku hani eoh YAA!!! kau tidak tau namaku tapi tau rumahku? Apa kau penguntit"
"Hahah...." lagi-lagi jimin tertawa puas melihat reaksi hani"Baiklah sudab sampai silahkan turun nona" ucap jimin sembari membukakan pintu untuk hani
"Aish aku bisa membukanya sendiri" masih dengan wajah kesalnya"Wah..wah..wah romantis sekali"
"Kim?" Jawab mereka bersamaan
"Ternyata tidak ingin kujemput karena ingin pergi bersamanya?"
"Kim kau salah paham" hani hendak menjelaskan tapi kim justru memberi tatapan tajam pada keduanya
"Maaf tuan kim aku hanya menanyakan beberapa hal padanya" ucap jimin
"Hani masuk ruanganku" perintah kim masih menatap tajam kearah jimin
"Kim.." belum selesai hani bicara kim sudah menarik kasar hani memasuki ruangannyaPara karyawan sudah mengetahui jika hani adalah kekasih kim
Namun tetap saja yg mereka lihat kali ini menyebarkan gosip yang tidak enakJimin berusaha menghentikan kim tapi apa daya dia tidak punya hak
Diruangan kim hani berusaha menjelaskan namun kim tidak mau dengar justru menatap tajam hani membuatnya perlahan mundur dari hadapan kim yg seakan ingin menerkam mangsanya
Melihat hani yg mundur kim justru semakin maju dan mengunci pergerakan hani
"Kim ada apa denganmmphh..mmm"
Belum selesai bicara kim sudah membungkam bibir hani dengan bibirnya
Namun hani berontak dia tidak suka cara kasar seperti ini, membuat kim semakin mel*mat kasar bibir manis hani
Semakin hani memberontak semakin lebih pula lah yang dilakukan kimKarena kim semakin tidak terkendali hani menendang area sensitif kim membuat kim meringis kesakitan dan menghentikan aktifitasnya
Hani tidak berkata apapun dia berapikan dirinya dan berlari keluar ruangan sambil menangis tidak menyangka kim akan sekasar itu padanya
"Hani kau baik-baik saja?" tanya jimin yang ternyata belum pergi karena mengkhawatirkan hani, dia melihat baju hani yg sobek dan mengambil jasnya lalu memakaikannya pada hani
"Tidak lerlu melakukan ini, kim akan semakin marah pergilah" ucap hank kembali membuka jas jimin dan mengembalikannya masih dengan menangis
"Pakailah bajumu robek" ucap jimin yg kembali memakaikan jasnya dan kemudian menarik hani untuk memasuki mobilnya
"Aisshh apa yg kau lakukan lepas, kim akan semakin marah. Turunkan aku jimin" namun jimin justru melajukan mobilnya dengan cepat"Sialan!! Ingin bersaing denganku? Kau tunggu saja akibatnya!! Bughh.." satu tinjuan mengenai vas bunga membuatnya pecah berserakan
Kim melihat semua itu melalui jendela kaca dari ruangannya, amarahnya semakin memuncak
"Menangislah jika ingin menangis, aku tidak akan melihatnya juga tidak akan bertanya" ucap jimin menenangkan hani namun hani hanya diam menatap kosong keluar jendela mobil
"Maaf" satu kata yg jimin ucapkan mampu membuat hani menoleh dan menatap jimin sekilasJimin melajukan mobilnya kerumah hani, dalam perjalanan mereka saling diam, tidak ada percakapan apapun setelah permintaan maaf jimin
Sesampainya di apartement hani langsung turun tanpa mengatakan apapun sedangkan jimin memutar balik mobilnya dan kembali keperusahaan kim
Berniat menjelaskan semuanya dan meminta maaf karena dia tidak berniat sama sekali untuk merebut hani, hanya penasaran mengapa hani selalu menatapnya seperti itu"Permisi saya ingin bertemu tuan kim" jimin menghampiri resepsionis perusahaan kim
"Maaf tuan apakah anda sudah membuat janji sebelumnya?" tanyanya sopan
"Katakan saja padanya jimin ingin menemuinya" resepsionis itupun menghubungi kim untuk memberitahunya"Biarkan dia masuk" ucap kim dari panggilan tersebut
"Berani sekali dia ingin menemuiku setelah apa yang terjadi" gumam kim menunjukkan senyum smriknyaJimin membuka pintu dan memasuku ruangan kim namun baru saja pintu tertutup "bugh..bugh..bugh.." kim langsung menghantam wajah jimin dengan tinjunya
Melihat jimin yg tidak ada perlawanan kim kembali memukulnya
"Bughh..bughhh.." pukulan demi pukulan jimin terima tanpa perlawanan karena menurutnya dia juga bersalah pada hani namun kim justru semakin membabi buta membuat jimin terpaksa melakukan perlawanan demi nyawanyaJimin sudah jatuh tersungkur dengan bersimbah darah barulah kim menghentikan pukulannya dan melangkah keluar dari ruangannya
Jimin bergerak dengan perlahan dan berjalan kemobilnya dengan tertatih, jiminpun menghubungi jeon sahabatnya karena sudah tidak memiliki energi untuk menyetir mobil
Tidak lama jeon datang menggunakan taksi dan langsung mencari mobil jimin
"Biiibb..." jimin membunyikan klackson untuk memanggil jeon
Jeon segera menghampirinya"YAAA!! apa yg terjadi padamu, siapa yang melakukannya katakan padaku
KAMU SEDANG MEMBACA
DAILY LIFE Siapapun Berhak Bahagia
RomantizmSeorang gadis bernama Hani yang hanya dibesarkan oleh seorang kakak laki-lakinya dari kecil tanpa kedua orang tua, Hani memiliki kekasih bernama kim, karena kesalahpahaman membuat kim menjadi teropsesi terhadap hani. Namun kim melakukan kesalahan fa...