[FOLLOW & VOTE TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA]
"Gue ngga akan pergi. Gue ngga akan ninggalin lo sendirian, apapun keadaannya. Gue janji." Kalimat itu mampu menggerakkan hati Kanila. Meski tidak ada hubungan asmara di antara keduanya, Kanila tersentuh saat Algo mengatakan hal-hal positif tentang mereka. Seolah-olah ada ikatan yang terjalin di antara mereka.
Kanila tercekat, ia tidak bisa bergerak sedikit pun dari posisinya yang di peluk dari belakang oleh Algo. Meskipun jantung nya saat ini berdetak tidak karuan, pipi nya mulai memerah sebab perlakuan lelaki itu.
Walau begitu Kanila tidak ingin terlihat jelas tentang perasaannya. Gadis itu pun menyikut lelaki itu tepat di bagian perutnya, membuat sang empu berteriak kesakitan.
"ARGHH SAKIT WOI!" Algo pun meringis ngilu sambil mengelus-elus perut nya.
Kanila pun berbalik ke arah Algo dengan tatapan tajam serta pipi nya yang masih memerah. "Lagian siapa suruh lo meluk-meluk gue?" cetus nya.
Algo tidak langsung menjawab nya, lelaki itu malah memperhatikan wajah Kanila dari dekat. Algo bisa melihat jelas wajah dari gadis itu yang memerah setelah di peluk oleh nya.
"Kok muka lo merah? Jangan bilang lo suka kalau gue peluk? Waktu itu juga di mobil pas habis meluk gue muka lo langsung merah hahaha."Algo seperti merasa ada kepuasan tersendiri dalam hatinya.
Entah kenapa rasanya menyebalkan di ejek oleh lelaki seperti Algo. Kanila tidak mau perasaannya di permainkan. Kanila hanya merasa simpatik saja kepada Algo. Hanya itu. Hubungan mereka juga hanya sekedar case solving partner. Mereka tidak pernah ngedate atau pun membicarakan perasaan satu sama lain.
"Apaan sih? gaje lo! Dah ah gue mau balik." tukas Kanila dengan wajah masam nya.
"Tunggu!" Algo memotong pergerakan Kanila lagi. Kali ini Algo seperti sedang berbenah, menyiapkan sebuah tas, dan memasukkan beberapa barang-barangnya.
Kanila pun menautkan alis nya. "Mau ngapain lo?"
"Gue ikut."
"Lo gila?! Kalau ketauan bokap lo gimana?" ucap Kanila.
"Tenang aja, kali ini gue punya sesuatu yang bikin bokap gue ngga bisa ngapa-ngapain."
"Apa?"
"Ya ada deh, kepo lu. Emang nya lo mau liat gue pergi ke Canada?"
Kanila membuang muka nya sambil bergumam kecil. "Y-yaa ngga mau..." Ia mencoba berbicara sepelan mungkin agar lelaki itu tak dengar.
Sudut bibir Algo terangkat melihat tingkah laku gadis itu. "Apa? Gue ngga denger lo ngomong apa?" tanya Algo sekali lagi.
Sejujur nya Algo mendengar perkataan Kanila. Tapi ia mencoba menjahili gadis itu, dengan bertanya kembali.
"Ng-ngga... Bukan apa apa kok, yaudah kalau gitu ayo kita kabur." Ajak Kanila menyuruh lelaki itu bersiap lebih cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIP CLASS [TELAH TERBIT]
Teen Fiction[FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA ⚠️] [END] Begitulah serangkaian kejadian mengerikan ini di mulai, setelah seorang gadis populer di Garmada High School terbunuh mengenaskan. Pembunuhan itu melibatkan beberapa murid VIP yang biasa di kenal de...