BAB 1

21.3K 1K 59
                                    

SESUAI DESKRIPSI, INI CERITA 21+ JADI AKU TIDAK MAU MENERIMA PROTES UNTUK ADEGAN DEWASA KE DEPANNYA.

BOCIL DI LARANG MENDEKAT.

DAN UNTUK YANG CUKUP UMUR, MARI KITA MULAI DENGAN 100 VOTE DAN 25 KOMENTAR, YAA!

***

Jennie menatap iri pada Chaeyoung, yang memiliki wajah berseri-seri dan bahagia ketika mereka bertemu. Enam bulan sebelumnya, Chaeyoung menjadi wanita paling menyedihkan karena dia baru saja di tinggal mati oleh suaminya.

Dia hanya sendirian tapi kini dia memiliki wajah yang bahagia. Entah bagaimana, Jennie sangat iri.

Karena dengan keluarganya yang lengkap, pekerjaannya yang membosankan namun menjanjikan yaitu sebagai seorang dokter, dan bahkan dia akan menyambut pernikahan yang akan dia laksanakan tiga bulan lagi, dia merasa sangat tertekan.  

Ya, mungkin tidak. Jennie selalu menekankan pada dirinya sendiri bahwa dia bahagia dengan apa yang dia miliki. Tunangannya sangat baik, dia telah bertemu dengannya sejak SMA dan sampai sekarang, mereka masih  bersama, tidak pernah ada orang lain.

"Serius, aku tahu kamu dan Taehyung kurang dalam berhubungan seks, tapi bisakah kamu bahagia sedikit saja? Kamu akan menikah tiga bulan lagi, loh." Seru Chaeyoung mengetuk meja dengan tidak sabar akan kurangnya antusias sahabatnya ketika bertemu saat ini. 

"Apa? Aku bahagia, Chaeng. Jangan seperti itu."

Chaeyoung mencondongkan tubuh ke depan, meneliti setiap ekspresi yang Jennie perlihatkan membuat Jennie kurang nyaman.

"Hmmm, menurutku... Kamu tidak bahagia." Chaeyoung memutuskan dan Jennie melotot sebagai protes.

"Menurutmu? Akulah yang merasakannya. Aku bahagia, Tuhan semua wanita yang akan menikah memang harus bahagia, bukankah begitu?" Jennie mendengus sambil menyeruput jus strawberry-nya.

"Harusnya begitu." Gumam Chaeyoung sambil menganggukkan kepalanya. "Jadi kalau begitu, kenapa kamu murung dan tidak bahagia?"

Jennie mendesah. Dia jelas tidak akan bisa berbohong pada sahabatnya tapi dia benci mengakui bahwa dia menjadi salah satu wanita yang tidak bahagia karena pernikahannya. Apa sebabnya? Dia senang ketika Taehyung melamarnya beberapa bulan lalu. Dan kenapa  sekarang dia tidak bahagia saat dia sedang mempersiapkan pernikahannya?

Keuangan? Tentunya tidak mungkin.

Pernikahannya telah di biayai oleh orang tuanya yang sejak dulu begitu tergila-gila pada Taehyung. Dan jelas bukan Taehyung yang menjadi masalah di sini. Sambil menghela nafas, Jennie mengambil satu kentang goreng dan bersandar di kursi. 

"Mungkin hanya karena masalah pekerjaan. Kamu tahu bagaimana lelahnya melakukan bedah terus menerus bukan?"

"Oh, benar, pembedahan. Sepertinya kamu perlu menemui orang yang profesional, konsultasi atas perasaanmu yang tidak menentu akan menghadapi pernikahanmu, atau perasaanmu yang tidak bahagia bersama Taehyung." Ujar Chaeyoung seolah dia tidak mendengar bahwa Jennie baru saja mengatakan dia pusing dengan pekerjaannya. 

"Aku tidak punya masalah apapun dengan Taehyung, Chaeng. Percayalah, aku senang." Ujar Jennie sambil memutar mata.  

"Tidak apa-apa, Jennie. Bagaimana jika kamu mendatangi seorang terapis saja?" Saran Chaeyoung sambil mengulurkan tangan ke arah Jennie. 

"Terapis? Kamu pikir apa? Kenapa aku butuh orang seperti itu?" 

"Aku pernah sedih karena kehilangan suamiku. Percayalah, mendatangi seorang terapis itu efektif untukku. Aku yakin mereka juga bisa mengatasi masalahmu." 

JENLISA - THERAPIST [GIP] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang