BAB 10

10.9K 805 63
                                    

Merasa perlu menenangkan pikirannya yang nyaris gila sepanjang dia bekerja pagi ini, Jennie menelepon Chaeyoung. Cukup lama dia tidak bertemu sahabatnya setelah terakhir kali wanita itu menyarankan dia untuk pergi menemui Lisa.

Jadi begitu jam makan siang di mulai, Jennie bergegas menemui Chaeyoung ke cafe terdekat tempat Rumah Sakitnya bekerja.

Mereka memesan makan siang dan membicarakan hal normal hanya untuk sekedar basa basi. Di tengah percakapan, Chaeyoung berdehem sambil mencondongkan tubuhnya dengan mata memicing curiga terhadapnya.

"Jadi, apa yang sedang terjadi pada kehidupanmu itu? Perubahan sudah terjadi, ya?" Tanya Chaeyoung.

Bersikap tenang, Jennie menatap lurus dengan pandangan tak tertarik.

"Perubahan apa maksudmu?"

"Kau tahu? Kau mungkin bisa menipu semua orang termasuk tunanganmu dengan wajah itu. Tapi kau tidak bisa menipuku. Jadi, katakan. Apa yang terjadi?" Tanya Chaeyoung lebih tegas.

Ya, Jennie tidak mau mengakui tapi Chaeyoung benar. Dia tidak akan bisa berbohong setidaknya pada Chaeyoung. Apa yang dia sembunyikan, Chaeyoung akan dengan mudah mengetahuinya.

"Apa kau pernah merasakan orgasme hanya dalam waktu lima detik?" Tanya Jennie.

Saat pertanyaan itu keluar, wajahnya langsung memerah. Sepertinya kalimat itu terdengar sangat salah. Ya ampun, Jennie menggelengkan kepalanya.

"Jennie!" Chaeyoung tiba-tiba saja menjerit. "Akhirnya! Kau sungguh melakukan itu dengan Taehyung?! Maksudku, aku mengerti kau sering kali bingung saat kita membicarakan tentang orgasme itu tapi apakah terapinya berhasil? Kau akhirnya benar-benar bisa merasakannya?"

Secepat itu juga, wajah Jennie terasa jatuh di lantai.

"Ah, Taehyung..." Gumamnya pelan.

"Apa? Bukan dia?" Tanya Chaeyoung. Seketika pikiran lain terlintas di benaknya dan sahabatnya langsung menatap Jennie dengan tatapan horor. "Tunggu, kamu berselingkuh dari tunanganmu?"

"Tidak, tidak! Ya Tuhan! Tidak seperti itu! Kami akan menikah dan aku tidak berselingkuh darinya!" Jennie langsung membantah.

"Jadi?"

Jennie menggigit bibir bawahnya dengan khawatir sembari menatap sahabatnya perlahan yang kini menunggu jawabannya sembari melipat tangan di depan dadanya.

Makan siang mereka terlupakan. Percakapan yang sedang di lakukan jelas lebih penting daripada mengisi perut yang sedang kelaparan. Dan melihat Chaeyoung mengabaikan makanannya, itu berarti percakapan ini sangat penting bagi Chaeyoung sendiri.

"Aku tidak berselingkuh, itu sungguhan. Aku hanya..." Jennie menggelengkan kepalanya, tidak tahu harus memulai percakapan darimana. "Kau ingat Lisa?"

"Ya! Tentu saja! Dia konselor yang aku sebutkan padamu. Dia sangat baik untuk meningkatkan suasana hati, sungguh. Apa hubungan kau merasakan orgasme itu dengan konselor itu?"

Jennie menghela nafas. Tapi tiba-tiba saja, dia penasaran akan sesuatu tentang Lisa. Dia teringat akan sahabatnya yang sangat sedih setelah kehilangan suaminya.

Tapi kemudian, Chaeyoung bertemu dengan Lisa. Untuk beberapa alasan, Jennie merasa kecemburuan yang tidak mendasar ketika membayangkan apa yang Lisa lakukan untuk membuat hati Chaeyoung berubah seperti semula.

Sambil mencoba untuk mengabaikan kecemburuannya, Jennie menghela nafas.

"Bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" Tanya Jennie.

"Hei! Tidak adil! Kita sedang membicarakanmu disini! Apa kau mencoba untuk mengalihkan pembicaraan ini?" Chaeyoung merengut tidak senang.

Mengabaikan protes Chaeyoung, Jennie memutuskan untuk melanjutkan pertanyaannya.

JENLISA - THERAPIST [GIP] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang